Mohon tunggu...
Febrialdi  Ali
Febrialdi Ali Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manjada wajjada

Era et labora

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tunjuk Hendropriyono, Anak Widji Thukul Kritik Jokowi Janji Menolak Lupa

13 Agustus 2014   00:17 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:42 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="526" caption="Dialog Jokowi dan dan Dionisius Utomo Rahardjo yang diikutiFitri Nganthi Wani, putri sulung Wiji Thukul.Facebook"][/caption] Presiden terpilih Jokowi telah membuat keputusan untuk menunjuk mantan Ketua BIN  Hendropriyono sebagai penasihat tim transisi. Tindakan Jokowi ini mendapatkan kritikan tajam dari pendukungnya sendiri.Fitri Nganthi Wani  putri dari  seorang Aktivis Widji Tukul yang  termasuk korban hilang dan sampai sekarang belum diketemukan. Melalui halaman Facebooknya  kemaren tanggal 11-8-2014 Fitri Nganthi Wani Kembali mengingatkan Jokowi untuk tidak lupa terhadap janjinya pada pelanggar HAM.Fitri terlihat begitu kecewa dengan keputusan Jokowi yang mengangkat Hendropriyono sebagai penasihat tim transisinya.Fitri menyarankan agar Jokowi tidak memilih orang yang mempunyai  rekam jejak hitam. Menurut Kontras Hendropriyono juga terkait dengan kasus Talangsari Lampung pada tahun 1989.dan juga dengan kasus kematian Munir saat dia menjabat sebagai  Kepala BIN. Fitri mengawali dengan kata " Masih ingat ini kan Pak? :’)Bapak sendiri lho yg bilang #JokowiMenolakLupa.  Ketika semua orang bikin avatar "I Stand On The Rights Side", sy lebih suka bikin avatar dengan tulisan "I Am On The Human Right Side And I Stand With Joko Widodo".Melawan lupa tidak jauh2 dari melawan luka, pak. Dan itu harus tanpa perkecualian. Bisa dipahami kan pak? Fitri juga mengingatkan Jokowi dengan slogan Revolusi Mentalnya. Revolusi mental sebuah negara itu harus dimulai dari menghargai nyawa rakyatnya,meskipun hanya satu nyawa.Fitri mengingatkan Jokowi soal kematian Munir adalah sebuah kasus pembunuhan yang terencana terhadap aktivis HAM dan sampai sekarang belum tuntas. Fitri juga mengingatkan Jokowi yang pernah memakai pusi bapaknya untuk melawan puisi Prahara.Tolong ingat almarhum Munir juga. Almarhum munir juga telah berjasa dalam menangani kasus Widji Tukul. Berikut surat Fitri Nganthi Wani untuk Jokowi Masih ingat ini kan Pak? :’) Bapak sendiri lho yg bilang #JokowiMenolakLupa. Ketika semua orang bikin avatar "I Stand On The Rights Side", sy lebih suka bikin avatar dengan tulisan "I Am On The Human Right Side And I Stand With Joko Widodo" (https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10203265044325607&set=pb.1194406735.-2207520000.1407694363.&type=3&theater). Bapak ngerti kan maksud sy? Melawan lupa tidak jauh2 dari melawan luka, pak. Dan itu harus tanpa perkecualian. Bisa dipahami kan pak? Revolusi mental sebuah negara dimulai dari menghargai nyawa rakyatnya meskipun cuma 1 nyawa, pak. Jika bapak ingat bapak saya, jika bapak memakai puisi bapak saya untuk melawan puisi kubu Prahara, tolong ingat Alm.Munir juga pak. Alm.Munir juga punya jasa besar dalam perkembangan kasus bapak saya. Dan dia dibunuh! Dibunuh karena memperjuangkan hak asasi manusia, termasuk hak asasi bapak saya. Bapak tau juga kan siapa pembunuhnya? Bapak tau kan bagaimana negara menyepelekan kasusnya? Hindari budaya perkewuh dan tak berdaya karena pernah dibantu orang pak. Jadilah objektif pak. Sensitiflah terhadap mereka yg berpotensi punya lidah penjilat dan membahayakan diri bapak. Sy tau bapak masih bisa diandalkan. Sy tau bapak masih bisa kami cintai. Karena bapak hanyalah satu2nya, berbeda dgn yg lain.. :') Saya harap ini hanya ujian yang mengasah keimanan bapak. Dan semoga ujian ini cepat berlalu karena melihat bapak seperti ini kami turut tersakiti pak. Di tanganmu ada harapan kami, jangan remukkan itu. Salam Ingatan. Kemudian Fitri juga mengutip kalimat yang pernah diucapkan oleh Jokowi Saya berdialog dengan Dionisius Utomo Rahardjo, ayah dari Petrus Bima Anugrah, dan Fitri Nganthi Wani, putri sulung Wiji Thukul. Kedua keluarga mereka adalah aktivis yang hilang tahun 1998. Mereka menolak untuk lupa dan mengharapkan pelanggaran HAM dapat dituntaskan di Indonesia. #Salam2Jari #JokowiMenolakLupa Tidak ada salahnya kita semua mengingatkan Jokowi agar berhati-hati dalam memilih orang -orang kepercayaannya,Walaupun orang itu telah berjasa dalam membantunya,tapi Jokowi tetap jangan sampai tertipu dengan orang -orang bermasalah yang coba merangkul dengan Jokowi untuk megamankan diri dari kasus-kasus yang pernah dialaminya.Bantuan dan dukungan yang diberikan selama ini hanya sebagi kedok untuk menyelamatkan diri dan menghapus rekam jejak masa lalunya, Apalagi nanti dalam memilih anggota kabinetnya,Jokowi lebih dituntut untuk membuktikan janjinya akan mengangkat Menteri dari kalangan yang benar-benar ahli dan profesional dibidangnya. Semoga Jokowi mampu menjalankan semuanya dengan baik dan juga mempertimbangkan semua saran dan kritikan yang masuk buat kebaikan Jokowi sendiri. Sebaiknya saran dan kritikan dari anak Widji Tukul ini harus mendapatkan respon yang baik dari Jokowi. Sayangnya curhat Anak Widji Thukul ini luput dari perhatian media besar seperti Kompas dan Tempo.Sepertinya mereka  hanya perhatian pada berita curhat yang mendukung Jokowi dan alergi terhadap pemberitaan yang berbau kritikan terhadap Jokowi.Hanya Republika dan Merdeka saja yang memberitakan. Salam Kompasiana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun