Mohon tunggu...
Febrialdi  Ali
Febrialdi Ali Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manjada wajjada

Era et labora

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Tertangkapnya Polisi Narkoba di Malaysia, Menguatkan Kebenaran Kritikan Adrianus Meliala

1 September 2014   13:37 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:56 5282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Barang bukti narkoba. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

[caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="Ilustrasi Barang bukti narkoba. TEMPO/Eko Siswono Toyudho"][/caption] Baru beberapa hari ini Kapolri Jendral Sutarman merasa marah dan tidak terima dengan statemen yang dikeluarkan oleh Komisioner Komisi Polisi Nasional (Kompolnas) Adrianus Meliala. Kemarahan Kapolri itu berawal dari pernyataan Adrianus  dalam sebuah wawancara dengan sebuah tv swasta pada tanggal 18-8-2014 lalu,Adrianus Meliala mengatakan divisi reserse kriminal (reskrim) sebagai ATM Polri. Pernyataan Adrianus ini keluar setelah disinyalir oknum perwira Polri yang terlibat dalam judi online di Bandung. Kapolri berusaha membela matia-matian jika lembaga yang dipimpinnya itu tidak seburuk dan sekotor yang diucapkan oleh Adrianus Meliala. Bahkan Jendral Sutarman mengaku belum pernah mengalami kemarahan seperti ini sebelumnya.Jendral bintang empat ini menilai pernyataan Adrianus Meliala itu bisa menimbulkan rasa kebencian yang mendalam ditengah masyarakat luas terhadap Polri.Bahkan Kapolri sudah  memperkarakan Adrianus atas ucapannya yang dianggap tidak mendasar itu. Kapolri minta Andrianus Meliala untuk meminta maaaf disemua media massa atas pernyataannya yang dianggap mencemarkan nama  baik Polri,jika ingin perkaranya tidak dilanjutkan.Kapolri juga mengaku sengaja menghindar dan tidak menghadiri acara yang dihadiri oleh pengkritiknya itu. Pada hari Sabtu tanggal 30 -8-2014,Polisi Diraja Malaysia menangkap dua anggota Kepolisian Republik Indonesia di Bandara Kuching, Mereka itu adalah Ajun Komisaris Besar Idha Endi Prasetyono dan Brigadir Harahap.Keduanya ditanggap bersama barang bukti 6 kg narkotik.Ajun Komisaris Besar Idha Endi Prasetyono menjabat sebagai Kepala Subdirektorat Narkoba Kepolisian Daerah Kalimantan Barat.Lebih memalukan lagi  pejabat yang menangani masalah narkoba justru terseret kasus narkoba. Menurut hukum di Malaysia kedua orang itu bisa terancam hukuman mati. Tertangkapnya Polisi narkoba Indonesia di Malaysia ini,seperti sebuah pembelaan atas kritikan yang dilontarkan oleh Adrianus Meliala pada Polri.Ucapan yang dilontarkan oleh Adrianus Meliala itu bukan isapan jempol semata. Kasus-kasus seperti ini ada dalam tubuh Polri,tapi Polri selalu berupaya untuk menutupi kebobrokannya. Dari laporan tempo.co. Ajun Komisaris Besar Idha Prasetyono sering bermasalah sebelumnya.Namanya juga dikaitkan dengan penyusutan barang bukti narkotik di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Namun saat itu tidak ada bukti yang cukup mengenai dugaan ini.Idha juga diduga terkait dengan hilangnya Brigadir Kepala TN, tersangka kasus narkotik yang kini masih buron. TN lolos dari tangkapan polisi ketika hendak menunjukkan lokasi penyimpanan barang bukti. Ada dugaan Idha sengaja melepas TN agar kedoknya sebagai salah satu mafia jaringan narkotik tidak terbongkar. Menjadi tanda tanya besar pada benak kita semua,kenapa orang bermasalah seperti Ajun Komisaris Besar Idha Prasetyono ini masih dipertahankan dalam tubuh Polri. Apakah Polri tidak tahu dengan tindak tanduk anggota yang bermaslah. Dari kasus ini  tentunya tidak ada yang salah dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Adrianus Meliala ini.Tapi inilah  hasil teori yang selalu dibangga-banggakan oleh Kapolri Jendral Sutarman untuk melindungi Polri.Semua itu harus ada buktinya,tidak boleh asal bicara,walaupun semua perbuatan anak buahnya itu sudah kasat mata. Apa tidak memalukan,sekarang justru buktinya ada ditangan Polisi Malaysia. Coba jika dari dulu Polri super ketat dan tanpa pandang bulu terhadap anggota yang bermasalah,tentunya kejadian seperti kasus Ajun Komisaris Idha Prasetyono tidak akan terjadi dan juga tidak akan mencoreng muka Polri. Sekarang apa yang hendak mau dikatakan oleh Kapolri Jendral Sutarman terhadap kasusPolisi Narkoba ini.Apakah Jendral Sutarman masih ngotot dengan argumennya dan tetap menolak semua kritikan yang dilontarkan oleh Adrianus Meliala itu. Jika Jendral Sutarman ini berjiwa besar seharusnya dia tidak perlu memperkarakan Adrianus Meliala,justru harus berterima kasih dan menindak lanjuti kritikan itu dengan berbenah diri. Lagian apa yang dikemukan oleh Adrianus Meliala itu bukan isu baru,itu adalah isu lama yang menjadi rahasia umum di masyarakat luas.Semua orang juga sudah tahu dan paham,Mulai dari masuk bintara dan sampai Akabri tidak ada yang gratis. Juga isu tentang setiap kenaikan pangkat dan untuk mengisi posisi basah,perlu ada usaha tambahan yang memerlukan pengorbanan finansialyang tidak sedikit. Sudah saatnya jajaran Polri dengan tangan terbuka menerima semua krtitikan dengan tangan terbuka untuk menuju Polri yang benar-benar menjadi pelayan masyarakat .Semoga kedepan Polri bisa lebih baik .

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun