Mohon tunggu...
Febrialdi  Ali
Febrialdi Ali Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manjada wajjada

Era et labora

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Takut Pada Presiden Jokowi, Malaysia Bongkar Sendiri Mercusuar Tanjung Datu

25 Oktober 2014   19:22 Diperbarui: 4 April 2017   17:50 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
residen Joko Widodo didampingi Panglima TNI, Kapolri, Kepala BIN, Kepala Staf Angkatan Darat, Kepala Staf Angkatan Laut, dan Kepala Staf Angkatan Udara menggelar jumpa pers di halaman belakang Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (22/10/2014). Jumpa pers ini terkait pembaharuan alutsista, intelejen negara, dan juga kesejahteraan anggota TNI dan Polri.

[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="Presiden Joko Widodo didampingi Panglima TNI, Kapolri, Kepala BIN, Kepala Staf Angkatan Darat, Kepala Staf Angkatan Laut, dan Kepala Staf Angkatan Udara menggelar jumpa pers di halaman belakang Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (22/10/2014). Jumpa pers ini terkait pembaharuan alutsista, intelejen negara, dan juga kesejahteraan anggota TNI dan Polri.Tribunne"][/caption] Malaysia negara tetangga yang selalu bikin perkara dengan Indonesia. Sudah berapa banyak hasil karya kita yang diakuinya sebagai miliknya sendiri,mulai dari jenis kesenian,masakan dan bahkan sampai akhirnya kita harus rela melepas kepulauan sipadan dan legitan  dari negara kita.Sejak saat itu kelakuan Malaysia tambah melunjak terhadap Indonesia. Apalagi sejak Presiden SBY berkuasa,Malaysia betul -betul memanfaatkan ketidak tegasan SBY untuk keuntungan negara mereka. Perlakuan Malaysia terhadap tenaga kerja kita banyak yang tidak manusiawi.Bahkan  Polisi Malaysia juga sampai berani melakukan penganiayaan terhadap wasit karate Indonesia  Donald Pieter Kolopita pada tahun 2007 lalu.Pemerintah Malaysia dengan angkuhnya juga tidak mau menyatakan permintaan maafnya.Presiden SBY sendiri malah meminta masyarakat untuk berlapang dada untuk menerimanya. Konflik teranyar yang terjadi antara Malaysia dan negara kita adalah pembangunan Mercusuar di Tanjung Datu Kalimantan Barat.Terjadi pergumulan debat dalam menyikapi kelancangan Malaysia tersebut membangun Mercusuar dalam teritorial Indonesia. Pembangunan Mercusuar itu tercium oleh Indonesia pada tanggal 16 Mei 2014. Panglima TNI.Jendral Moeldoko juga telah memberikan peringatan agar Malaysia membongkar sendiri Mercusuar itu,sebelum Indonesia bertindak akan menghancurkannya. Tapi peringatan itu tetap tidak pernah digubris oleh Malaysia.Mereka benar-benar memanfaatkan sikap Presiden SBY yang lebih memilih pendekatan persuasif ketimbang tegas dan keras.Pembongkaran yang ditunggu-tunggu tidak pernah terjadi.Malaysia terkesan cuek dan tidak peduli,walaupun sudah diberikan peringatan dini agar segera membongkar mercusuar tersebut. Namun menjelang Pelantikan Presiden Jokowi,ternyata secara tak terduga  dan diam-diam Malaysia telah membongakr sendiri Mercusuar itu pada tanggal 15 Oktober 2014,menjelang lima hari Jokowi dilantik. Malaysia tentunya masih sangat trauma mendengar nama Bung Karno dengan perintahnya ganyang Malaysia.Malaysia tahu Jika Presiden baru Indonesia  Jokowi akan menerapkan ajaran Bung Karno.Malaysia memandang Presiden Jokowi sebagai Bung Karno  ke II. Malaysia juga tahu jika Presiden Jokowi berniat mau menambah jumlah TNI menjadi tiga kali lipat dari jumlah sekarang ini. Dengan jumlah pasukan yang dimiliki sekarang saja,Malaysia sudah takut. Bisa dibayangkan betapa ketakutannya Malaysia jika jumlah pasukan Indoneisa bertambah tiga kali lipat dari jumlah sekarang. Saat ini jumlah TNI sekitar 440 ribu orang.Malaysia juga tahu Presiden Jokowi juga berniat akan mengembalikan kejayaan maritim Indoneisa dengan slogan dilaut kita berjaya. Konsep yang diusung Jokowi ini tentu akan membawa negara harus beribawa terhadap segala gangguan yang terjadi pada daerah laut Indonesia yang begitu luas. Malaysia juga tahu Jika Presiden Jokowi sangat tegas dan keras serta tidak kenal kompromi terhadap kedaulatan negara Indonesia ,bagi negara manapun yang coba-coba mempermainkan teretorialnya. Makanya tidak ada lagi alasan bagi Malaysia untuk menunda-nunda pembongkaran Mercusuar Tanjung Datu di Kalimantan Barat tersebut.Malaysia tidak mau menunggu Presiden  Jokowi sampai berbicara masalah Mercusuar tersebut. Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto  Juwana juga menilai Malaysia pembongkaran Mercusuar itu ,karena Malaysia takut Presiden Jokowi akan sangat tegas dan keras terhadap gangguan kedaulatan negara Indonesia. Kita tentunya juga  berikan acungan jempol pada Malaysia dengan kesadaran sendiri telah membongkar pembangunan mercusuar liar tersebut diwilayah negara kita. Sehingga dengan demikian akan menghilangkan konflik berkepanjangan nantinya. Jokowi baru jadi Presiden,Tapi Malaysia sudah mulai ciut nyalinya menghadapi konfrontasi dengan Indonsia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun