Mohon tunggu...
Febrialdi  Ali
Febrialdi Ali Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manjada wajjada

Era et labora

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Giliran Boss Sea World, Lippo Group Jadi Sasaran Kemarahan Ahok

3 Oktober 2014   11:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:33 5373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KOMPAS.com/ GLORI K WADRIANTO Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kala menikmati makan siang bersama wartawan Kompas.com di Kantor Gubernur, Jumat (29/8/2014)

[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="KOMPAS.com/ GLORI K WADRIANTO Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kala menikmati makan siang bersama wartawan Kompas.com di Kantor Gubernur, Jumat (29/8/2014)"][/caption] Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau lebih populer dipanggil Ahok benar-benar geram dan marah terhadap ulah siempu Sea World, Lippo Group yang tidak mematuhi kontrak kerja sama yang sudah disepakati dalam sewa kontrak lahan  Ancol yang digunakan oleh Sea World. Adapun masalah nan memantik kemarahan Ahok yang punya sumbu pendek dan memang gampang naik darah itu adalah: Siempu Sea World,yaitu Lippo Group dengan seenak udelnya sendiri memaknai isi kontrak yang telah disepakati.Mungkin bos Lippo Group ini mengira Ahok gampang dikadali dengan isi kontrak tadi. Ahok mengatakan kontrak build operate transfer (BOT) yang dimiliki Sea World sudah kedaluwarsa. "Itu penafsiran lucu dari Sea World. Mereka BOT selama 25 tahun, ada opsi sambung (kontrak) 20 tahun. Penafsiran kami, setelah 25 tahun, (pengelolaan Sea World) balik ke kami enggak? Balikin dulu dong. Tafsir mereka tidak dikembalikan, tambah 20 tahun, baru dikembalikan ke kami, mana masuk akal begitu," kata Basuki geram, di Balaikota Jakarta, Kamis (2/10/2014).Lengkapnya baca Ahok Geram kepada Pemilik Sea World, Lippo Group.Dalam hal ini jelas Ahok benar sekali.Dari bunyi perjanjian itu BOT  jelas hanya 25 tahun. ada opsi sambung untuk 20 tahun.ini kan baru opsi.Jelas sesudah habis 25 tahun harus dikembalikan dulu,baru kemudian bisa memperpanjang lagi,itupun jika Ancol jaya mau dan setuju.Masih beruntung Ahok  hanya menganggap bos Lippo Group itu lucu. Biasanya kalau sudah temper begini,Bahasa kasar Ahok sudah meluncur seperti roket tanpa kendali. Ahok secara terbuka dan blak-blakan mengakui tidak suka dengan cara- cara yang dipakai oleh Lippo Gorup dalam menjalankan bisnisnya. Kemarahan dan kegeraman Ahok semakin memuncak sampai keubun-ubun adalah,Sea World ini masih adem ayem pada lahan yang sudah diambil alih itu,masih tidak mau pergi.Hingga akhirnya Ahok memutuskan untuk menutup Sea World. Apalagi Ahok juga mendapatkaan laporan Sea World masih menjual tiket secara online.Sudah jelas yang ditembak oleh Ahok adalah James Riady boss Lippo Group yang  punya kerajaan bisnis luas di tanah air. Perjanjian BOT yang tidak dipatuhi dan dilanggar oleh manajemen Sea World itu kemudian dibawa oleh PT Pembangunan Jaya Ancol ke Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).Ternyata BANI ini juga setuju dengan pendapat Ahok. Ahok juga rencana kedepan mau mengambil alih Sea World untuk dikelola sendiri oleh Jaya Ancol.Keinginan Ahok untuk mengelola sendiri adalah setelah pihak Sea World menurunkan royalti penjualan tiket Sea World kepada Ancol, yakni dari lima persen menjadi tiga persen.Tanah yang dipakai oleh Sea world adalah milik PT Pembangunan Jaya Ancol."Apa? Justru ini lebih gila lagi. Masa tanah punya kami, royaltinya lebih turun," kata Ahok dengan nada kesal. Kali ini Boss Sea World,Lippo Group kena batunya,mau coba-coba mengadali Ahok dengan isi perjanjian bisnis yang akan menguntungkannya ,tetapi sangat merugikan pemda DKI.Mungkin karena sudah merasakan keenakan menguasai tanah Jaya Ancol selama 25 tahun lamanya,Jadi sudah mengganggap itu tanah sudah menjadi miliknya saja.Ayo Ahok maju terus jangan takut sama bos Sea World,Lippo Group itu. Ahok juga tidak takut untuk memperkarakan masalah ini samapai kepengadilan,demi untuk mengembalikan tanah Jaya Ancol yang sudah dikuasai selama 25 tahun oleh Lippo Group ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun