[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Presiden SBY .Twitter"][/caption] Apes Benar nasib pembantu tukang tusuk sate,warga Ciracas ,Jakarta Timur.karena membully Jokowi di akun Facebooknya.Karena ulahnya itu dia ditahan di Mabes Polri. Pria berusia 24 tahun inisial MA  ini memuat beberapa konten yang menghina Jokowi dalam akun Facebook pribadinya saat kampanye pemilihan presiden Juli lalu.Irfan Fahmi, kuasa hukum MA mengatakan dia hanya ikut-ikutan pengguna facebook lainnya yang juga banyak melakukan hal yang sama. Sontak kejadian ini memancing warga netizen.# Save Tukangsate langsung menjadi ternding topic twitter.Rata-rata nitizen membela tukang sate tersebut.Tindakan penahanan dianggap mengembalikan situasi pada masa orde baru. Haikal Hasan mengatakan :Kehormatan Presiden mmg perlu dijaga. Tapi jangan kembalikan negara ini seperti 30 tahun lalu.. Paul Obean menyindirnya  :RT RIP democracy kendadito: RIP democracy. Akun @Bemz_Q ikut mencuit, "Cuma lulusan SMP, dan tukang sate (kalau infonya benar) yang mem-bully Jokowi, kenapa tidak dilakukan pendekatan baik-baik saja dulu? Stand Up comedian Sammy melalui akunnya @NOTASLIMBOY langsung kontak Jokowi "Pak @jokowi_do2... Itu yang perang status di Facebook ada yang ditangkap polisi, Pak... Semoga bapak baca mention saya," kata dia. Ada dua komen dari nitizen yang membuat saya tersentak dan menjadikan tulisan ini sebagai judul postingan saya. Judo menyindir Jokowi dengan mengatakan " 10 tahun SBY jutaan kali di bully, mulai hastag sampai pantat kerbau dipasang foto SBY gak nyeret wong cilik ke penjara. Dwie Aroem Hadiatie mengatakan " Sayangnya bkn Koruptor,Jokowi baru 10 hari dilantik sudah menangkap orang. Kita semua setuju jika perbuatan tukang sate itu termasuk menghina Presiden Jokowi.Tapi dalam hal ini dia tidak sendirian melakukan itu.Ada ribuan postingan seperti itu yang beredar selama masa kampanye pilpres lalu dengan berbagai macam bentuknya.Kejadiannya juga sudah lama dilaporkan oleh pengacara Presiden Joko Widodo saat masih berkampanye, Teguh Samudra yaitu 27 Juli 2014 atas dugaan pencemaran nama baik. Tapi Polri baru punya inisiatif menangkapnya setelah Jokowi jadi Presiden.Jika ingin menangkap kenapa tidak pada saat masa kampanye dulu. Melalui pengacaranya Irfan Fahmi, MA dan ibunya juga mau melakukan sujud dikaki Jokowi ingin meminta maaf atas kesalahannya yang dilakukannya. Jokowi baru 10 hari menjadi Presiden,tapi sudah meminta korban,apalagi korbannya adalah wong cilik. Dibandingkan Presiden SBY yang selama 10 tahun  jutaan kali di bully,Kasus yang dialami Jokowi belum seberapanya.SBY pernah didemo pada 100 hari pemerintahannya  oleh Sekitar 20 mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Pemuda Cinta Tanah Air serta Mahasiswa Pemuda untuk Reformasi dan Demokrasi unjuk rasa di depan Polda Metro Jaya, Jumat 19 Februari 2010. Pada demo tersebut mahasiswa membawa seekor kerbau yang diberi nama  Si BU YA sebagai sindiran untuk SBY. Dalam kampanye itu bahkan gambar SBY sampai diinjak-injak dan parahnya lagi gambar SBY dipasang dibagian kepala dan dipantat Kerbau.Kita lihat juga Presiden SBY diakir masa jabatannya dibully habis-habisan di twitter sampai beberapa hari.SBY tidak marah dan malah memahami kemarahan rakyatnya. Sewaktu,masih menjadi Gubernur Jokowi termasuk yang tahan banting menghadapi segala macam bentuk bully dan cacian segala macam,Jokowi selalu meresponnya dengan kalem dan tidak pernah membalas.Setelah jadi Presiden Jokowi jadi berubah.Jokowi sudah tidak boleh dihina,tidak boleh dikritik lagi. Save tukang sate adalah bentuk spontanitas nitizen terhadap penguasa yang sewenang-wenang melakukan penangkapan dengan alasan pencemaran nama baik.Kejadian seperti ini tentu akan mengembalikan demokrasi menjadi  mundur 30 tahun sama seperti zaman orde baru dulu.Trending ini masih bertahan dari semalam hingga pagi ini. Save tukang sate ini juga sudah di twit 12,9 k. Apakah cara seperti ini merupakan salah satu revolusi mental untuk membungkam wong cilik untuk mendidiknya lebih baik,yaitu dengan memenjarakannya. Apakah tidak ada hukuman lain selain daripada penjara. Untuk malah dibully ini Jokowi harus belajar banyak dari SBY,bagaimana bersikap jangan sampai membungkam wong cilik sampai berlebihan.Semoga Presiden Jokowi mau berbesar hati meneriima permintaan maaf wong cilik ini yang mau melakukan sujud di kaki Jokowi. Semoga Presiden Jokowi mau bersikap lebih sabar dan santun terhadap wong cilik,seperti yang pernah dipelihatkannya sewaktu menjadi Gubernur DKI dulu.Semoga kejadian ini juga menjadi pelajaran bagi kita semua agar lebih berhati-hati dalam bertindak dan menyangkut nama baik Presiden.Jika masih zaman Presiden SBY,semua rakyat bebas mengkritik Presidennya tanpa rasa takut untuk dipenjara,sekarang sudah baukan zaman SBY lagi.Hati-hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H