[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="Presiden Joko Widodo didampingi Panglima TNI, Kapolri, Kepala BIN, Kepala Staf Angkatan Darat, Kepala Staf Angkatan Laut, dan Kepala Staf Angkatan Udara menggelar jumpa pers di halaman belakang Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (22/10/2014). Jumpa pers ini terkait pembaharuan alutsista, intelejen negara, dan juga kesejahteraan anggota TNI dan Polri.Tribunne"][/caption] Presiden Jokowi baru satu bulan berkuasa,tapi dia sudah mulai memperlihatkan taringnya. Ibarat macan, Presiden Jokowi mengaum memperlihatkan taringnya pada satwa predator lain yang coba-coba merampas persediaan makanan buat keluarganya. Lima hari sebelum pelantikannya sebagai Presiden ke-7, tetangga sebelah Takut Pada Presiden Jokowi, Malaysia Bongkar Sendiri mercusuar Tanjung Datu.
Presiden Jokowi merasa geram dan sangat kesal dengan ulah nelayan asing yang sering menjarah hasil laut Indonesia. Akibat penjarahan yang sudah berlangsung bertahun-tahun ini, negara kita mengalami kerugian yang tidak sedikit setiap tahunnya. Bayangkan negara menderita kerugian yang menggiurkan sampai Rp 300 triliun per tahun. Menanggapi atas kerugian demikian besar yang dialami setiap tahunnya dari hasil laut, Presiden Jokowi langsung mengeluarkan pernyataan yang menghebohkan. "Enggak usah tangkap-tangkap, langsung saja tenggelamkan. Tenggelamkan 10 atau 20 kapal, nanti orang baru mikir," kata Preisden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/11/2014).
Tak pelak ucapan Presiden Jokowi yang terlalu lantang dan berani ini membuat militer kita yang sudah lama terlelap dan tidak bertempur, merasa kagok dan terperanjat mendengar seruan dari Panglima Tertinggi semua angkatan bersenjata Indonesia Presiden Jokowi. Mungkin para petinggi angkatan bersenjata kita sudah terbiasa dengan cara-cara persuasif dalam mengatasi konflik selama ini. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio sampai merasa enggan untuk mengeluarkan komentarnya terkait ucapan Presiden Jokowi minta untuk menenggelamkan kapal asing yang mencuri hasil laut Indonesia ini. Beliau menyikapinya dengan berhati -hati sekali. "Nanti deh, nanti ya, nanti," ujar Marsetio seusai rapat koordinasi finalisasi Badan Keamanan Laut di Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (19/11/2014).
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno berusaha untuk meluruskan dan mengoreksi pernyataan Presiden Jokowi dengan mengatakan Badan Keamanan Laut (Bakamla) tidak dapat seenaknya menenggelamkan kapal asing yang dianggap ilegal. Masih ada prosedur dan tahapan hukum yang harus dilalui dalam hukum laut yang sudah disepakati oleh dunia internasional. "Kalau sudah diperingati dulu, ya 'dor, dor, dor' (tembak ke udara) saja. Ada aturan yang berlaku, tidak sembarangan menindak, nanti kita diklaim (melanggar hukum) internasional," ujar Tedjo di kantornya, Rabu (19/11/2014).
Kondisi keamanan laut kita memang sudah sampai pada nadir yang sangat mengkhawatirkan sekali. Sudah bertahun-tahun kejadian ini terus berulang dan tidak membuat jera para pencuri hasil laut kita tersebut. Luas lautan negara kita yang melebihi luas daratan kita,membuat kita belum mampu untuk menjaga perairan kita dari para pencoleng itu. Kekuatan armada patroli dan kelengkapan alatnya tidak sebanding dengan luas lautan dan juga kapal-kapal patroli kita juga kurang canggih dibandingkan dengan kapal-kapal pencuri ikan yang sudah memakai teknologi tinggi untuk mengeruk hasil laut kita.
Negara kita adalah negara maritim karena luas lautannya yang begitu besar dari luas daratannya. Tapi negara kita sudah lupa dengan kodratnya sebagai negara maritim itu sendiri. Puluhan tahun sudah kita membelakangi maritim kita sehingga negara-negara lain berlomba-lomba untuk mengeruknya. Makanya tidak salah juga jika Presiden Jokowi mulai melihatkan taringnya dengan pernyataan ingin menenggelamkan kapal-kapal asing yang mencuri hasil laut kita.
Sebenarnya apa yang diucapkan oleh Jokowi bisa bermakna sebagai peringatan dini dan tidak main-main buat negara-negara jiran yang sering mencuri hasil laut kita. Pernyataan seperti ini perlu untuk memperlihatkan kita sebagai bangsa yang berdaulat dan ingin menjaga harga diri sebagai bangsa yang besar. Selama ini cara-cara damai sudah tidak mempan lagi dan sudah dianggap angin lalu oleh para pencoleng itu. Sudah saatnya sekarang untuk bertindak untuk mempertahankan kedaulatan laut kita dari ancaman pencuri itu. Berani dan sudah siapkah armada laut kita menerima perintah Panglima tertinggi ini. Sayangnya petinggi militer kita masih belum siap dan lebih memilih cara-cara penyelesaian damai melalui jalur belakang layar.
Sumber Jokowi Minta Kapal Asing Penjarah Ikan Ditenggelamkan, KSAL Bilang Nanti Dulu Ralat Jokowi, Menko Polhukam Akui Tidak Bisa Sembarangan Tenggelamkan Kapal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H