Mohon tunggu...
Febrialdi  Ali
Febrialdi Ali Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manjada wajjada

Era et labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Potret Kehidupan Bripda Taufik, Polisi Muda yang Tinggal di Kandang Sapi

15 Januari 2015   09:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:06 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="560" caption="Bripda Muhammad Taufik Hidayat saat menunjukkan rumahnya. Ia dan keluarga tinggal di bangunan yang sebelumnya dipakai untuk kandang sapi.tribun jogja"][/caption] Semua orang pasti ingin hidup senang dan berkecukupan,tapi tidak semua orang mendapati keadaan seperti yang diinginkan tersebut. Taufik anak muda yang baru menjadi anggota Bintara Polri,termasuk salah satu anak muda yang menjalani kehidupannya ini dengan penuh kegetiran dan  dalam kondisi sangat prihatin sekali. Lahir dan tumbuh besar dari keluarga yang kurang mampu,tidak membuat semangat dan mental Taufik menjadi lemah dan rendah diri.Keadaaan keluarganya yang serba kekurangan itu,membuat motivasi dan optimisnya semangat menyala ingin meggapai masa depan yang lebih baik untuk membahagiakan adik dan bapaknya. Tidak mudah putus asa dan tidak  ada kata menyerah dalam memperjuangkan cita-cita ingin hidup lebih baik,selalu menjadi pendorong semangat untuk meraih kesuksesan,walaupun hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan dan tinggal dibangunan bekas kandang sapi. Sadar dengan kondisi keluarga yang berasal dari keluarga kurang mampu,membuat Taufik membulatkan tekadnya untuk bergabung mendaftar menjadi anggota Polri. Akhirnya  cita-citanya menjadi anggota Polri terkabul juga. Pada tahun 2014 Taufik memberanikan diri mendaftar untuk menjadi Brigadir Polri di Polda  DIY.Taufik berhasil menamatkan pendidikannya di SPN (Sekolah Polisi Negara) Selopamioro pada akhir 2014 lalu. Taufik lulus dari SMK 1 Sayegan tahun 2013 dan sempat bekerja sebagai karyawan perpustakaan pada SMK tempatnya bersekolah itu.Kemudian dia bertekad menjadi anggota Polri ,karena termotivasi sewaktu menjadi anggota Pramuka sewaktu sekolah. Taufik berhasil masuk pendidikan Polri,setelah lolos seleksi,tanpa membayar.Bapaknya sempat tidak percaya jika anaknya lulus seleksi masuk pendidikan Polri,apakah nantinya harus membayar sejumlah uang jika ingin lulus menjadi anggota Polri. "Bapak tidak tahu kalau saya mendaftar di kepolisian, saat sidang kelulusan baru saya mengajak bapak saya," ceritanya. Taufik menyakinkan bapaknya jika dia tidak lulus seleksi,dia akan bekerja kembali menjadi karyawan perpustakaan di SMK tempatnya bersekolah dulu. Alhamdlillah Taufik berhasil lulus,Dia sendiri juga merasa tidak percaya bisa lulus seleksi,Taufik sempat minta bapaknya menampir pipinya ,jika dia tidak bermimpi telah menjadi anggota Polri.Sekarang Taufik selesai menjalani pendidikan dan ditempatkan di satuan Sabhara Polda DIY. Walaupun telah menjadi Polisi,Taufik masih tinggal dirumah bekas kandang sapi bersama ayah dan adik-adiknya.Polisi muda ini tinggal  dibangunan bekas kandang sapi,Jongke Tengah, Sendangadi, Mlati.Bangunan ini tadinya adalah sebagai kandang sapi oleh kelompok peternak.Sekarang bangunan ini dialihkan menjadi tempat tinggal bagi Polisi muda dan adik-adiknya. Bau kotoran sapi sudah menjadi bagian dari kehidupan seharian Taufik,karena,tidak jauh dari tempat tinggalnya itu masih ada kandang-kandang sapi. Bangunan kandang sapi itu tidaklah tempat yang nyaman untuk ditinggali.Masih ada celah -celah yang menganga,yang tidak tertutup sepenuhnya oleh batako.celah -celah ini ditutupi dengan kain.sedangkan pintunya juga terbuat dari kain yang sederhana,hingga jika hujan turun ,air akan masuk kedalam rumah ini. Tidak ada kasur empuk sebagai tempat tidur,yang ada hanyalah sebuah kasur usang lama,kotor dan berlubang.Juga tidak ada lemari tempat menyimpan baju.Hingga akhirnya baju dinas Polri Taufik hanya digantungkan pada sebuah besi. Bapak dan ibu Taufik sudah bercarai dan ibunya kawin lagi.Tinggallah Taufik bersama bapak dan adiknya.Dulu sempat punya rumah dan dijual oleh ibunya untuk membeli rumah baru,tapi duit itu tidak pernah cukup untuk membeli rumah baru. Hingga akhirnya harus rela tinggal dirumah bekas kandang sapi. Taufik berangkat kerja harus berjalan kaki sejauh lima kilometer.Taufik tidak punya kenderanan. Hari pertama berdinas sebagai anggota Polri pada tangal 12-1 2015 lalu,Taufik terlambat apel pagi ,sehingga ia harus rela menjalani hukuman.Betapa tidak dia terlamabt sampai 3 jam.Jam ape; yang harusnya sudah datang pada jam 06.30, tetapi dia baru bisa sampai di Polda DIY pukul 08.00. Walaupun Taufik sudah berangkat dari rumah jam lima subuh,dan kadang-kadang juga berlari untuk mempercepat langkahnya menuju tempat apel,tapi apa daya tetap terlambat. Taufik juga sudah lapor komandannya jika harus jalan kaki berangkat ,tapi komandannya tidak percaya begitu saja dan ingin mengecek kebenarannya untuk mengunjungi tempat tinggalnya. Taufik ini juga sudah berniat untuk memberikan gaji pertamanya untuk bapaknya. Ditengah-tengah anggota Polri yang mendapat sorotan tajam dengan pola hidupnya  yang sangat mewah dan melebihi pendapatannya sebagai anggota Polri,ternyata masih ada potret kehidupan anggota Polri muda yang hidup sangat jauh dari layak. Jangankan hidup mewah,untuk tempat berteduh saja masih tinggal dirumah bekas kandang sapi. Semoga saja Taufik polisi muda yang baru tamat pendidkan ini,nantinya masih terus memupuk semangat hidup berjuang dengan cara-cara terhormat dan tidak tergoda dengan cara-cara kotor dan keji untuk memperoleh kehidupan yang bergelimang harta dan kememawahan,seperti yang sedang menimpa petinggi- petinggi Polri pemilik rekening gendut. Ternyata masih ada anggota dan mungkin masih banyak anggota Polri lainnya yang masih hidup dengan cara-cara sederhana sesuai dengan gaji yang diterimanya sebagai abdi negara. Mereka ini masih tetap setia dan teguh menjalankan prinsip hidup dengan tidak melacurkan diri dengan mengorbankan harga diri demi kekayaan. Sayangnya orang -orang seperti ini jarang terekspos,atau memang mereka tidak mau menampangkan dirinya. Semoga saja potret kehidupan Bripda Taufik,polisi muda ini bisa menjadi inspirasi bagi anak-anak muda,bahwa  hidup dalam serba kekurangan dan bahkan tinggal ditempat yang tidak layak sekalipun,bukanl;ah sebuah halangan dan rintangan dalam menggapai cita-cita yang digantungkan.Asalkan tetap teguh dan percaya diri dan diringi semangat juang tinggi tanpa pernah menyerah.Insya Allah selalu saja ada jalannya.Contohnya seperti Taufik ini. Sumber Kisah Bripda Taufik, Polisi yang Tinggal di Kandang Sapi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun