“Aku rela di penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.”
Sekilas kalimat diatas mengambarkan betapa berartinya buku bagi seorang Mohammad Hatta, atau yang sering dunia sebut dengan panggilan Bung Hatta, seorang pemimpin luar biasa di zamannya yang juga membawa kemerdekaan bagirakyat Indonesia.
Bagaimana dengan kita? Rakyat Indonesia yang katanya sudah bebas merdeka,apa arti penting dari lembaran-lembaran kertas yang disusun dan disatukan sedemikan rupa? Kebanyakan hanya menganggap membaca buku sudahlah ketinggalan zaman karena sekarang adalah zaman yang banyak orang tua bilang sebagai ‘zaman manja’ seakan-akan melumpuhkan hasrat pemuda bangsanya untuk terus membaca dan menggali ilmu disana.
Kenapa penulis kaitkan antara buku dan pemuda?
Coba kita renungkan kembali bahwa pemuda adalah agen perubahan masa depan, baik buruknya negara Indonesia kedepannya ada ditangan pemudanya, dan ada yang pernah bilang bahwa:
“Knowledge is a power” –Francis Bacon
dan apa yang terjadi pada bangsa ini dengan kondisi pemuda yang kebanyakan masih terlena akan situasi yang mereka anggap sebagai zona nyaman namun bentangan tantangan dari kerasnya dunia kedepan harus disiapkan dari sekarang. Apa kita pemuda hanya berdiam dan menyalahkan pemerintahnya tak juga sadar tentang pentingnya hal ini? Apa kita pemuda hanya berdiam diri dan menunggu zaman kita usai? Apa kita hanya lebih mementingkan ego kita diatas nasib masa depan bangsa?
Inikah merdeka yang mereka maksud itu?
Tidak, bukan ini!
Penulis yakin harapan itu ada dan dengan harapan seorang anak manusia setiap harinya mampu untuk bangkit, bahkan jika sudah jatuh ke lubang terdalam. Namun dengan latar belakang penduduk miskin di Indonesiajumlahnya sangat banyak yang dapat dikatakan sulit untuk membeli buku dan menggapai berbagai ilmu dari buku yang penulis maksudkan, lantas apa yang bisa kita lakukan?
Suatu wadah bagi pemuda Lampung khususnya dan ajakan bagi seluruh pemuda Indonesia, kami Lampung Youth In Action dalam semangat untuk terus berkarya telah membuat :
“Selter Buku YOA” dan ini merupakan pertama kalinya di Indonesia.
Selter Buku ini berbentuk kotak dengan tinggi 2 meter mampu menghadirkan nuansa baru dalam pergerakan pemuda di bidang Pendidikan. Selter Buku YOA diletakkan di tempat umum, dalam hal ini berada di pusat Jantung Kota Bandarlampung dan akan terus bertambah keberadaannya demi menarik perhatian masyarakat agar ikut berpartisipasi menyumbangkan bukunya juga sebagai sumber inspirasi dan ajakan bagi sesama pemuda untuk berkayarya bagi Bangsa.
Francis Bacon mengatakan, “Pengetahuan adalah kekuatan, siapapun pelakunya”. Bahkan Fir’aun yang abadi dalam sejarah, ternyata kekuasaannya dibangun tidak semata-mata dengan kekuatan militer. Pada saat berkuasa, Fir’aun memiliki perpustakaan pribadi dengan koleksi sebanyak 20.000 buku.”
Dan buku-buku ini yang nantinya akan disebar ke seluruh daerah Lampung, baik itu Taman membaca maupun perpustakan yang ada, diharapkan mampu membangkitkan semangat membaca bagi seluruh masyarakat khususnya pemuda.
-----------------------
Akhir kata dari penulis
Karya yang kami lakukan belum seberapa dibandingkan apa yang sudah dilakukan orang hebat terdahulu untuk bangsa ini, namun alangkah baiknya jika karya kecil kami mampu menginspirasi dan meyakinkan Indonesia bahwa harapan itu masih ada
ya.. masih ada..
“Mari pemuda, Satukan Semangat Berkarya”-
-Fauzi Achmad
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H