Mohon tunggu...
Gus Alice
Gus Alice Mohon Tunggu... -

Pecinta tafaqquh fiddin di Matholi'ul Anwar Simo Lamongan Surabya Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mbah Hasyim; Ilmu Manfaat/Mubazir?

14 Desember 2013   16:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:56 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Karena ini haul almagfurlah maka mari kita doakan bareng-bareng mudah-mudahan almarhum diampuni dosanya leh Allah. Makam kiai dan wali masih butuh kita kirimi doa atawa tahlil. Beda dengan kanjeng Nabi yang tidak butuh didoakan tapi butuh dishalawati.

Yang kedua, para santri yang meneruskan ilmunya almarhum, ilmunya manfaat. Sebab ada tiga macam ilmu;

1.Ilmu yang manfaat

2.Ilmu yang mubazir

3.Ilmu yang jadi masalah

Sebenarnya bukan ilmunya yang salah tai orangnya yang ndak bener. Bukan anak panahnya yang salah tapi busurnya yang salah. Dalam bahasa lain, bukan hukunya yang salah, tapi makelar hukumnya yang mempermainkan hukum. Ada hakim kok dihakimi. Ada jaksa kok dituntut. Padahal jaksa itu pekerjaanya menuntut orang. Jadi begini, ilmu itu belum selesai. Masih ada pertanggung jawabannya. Ilmu hilang muruahnya. Doloe masih sedikit sarjana tapi banyak orang yang ngibadah. Berbeda 180 derajat dengan sekarang. Justru banyak sarjana tapi sedikit rang yang ngibadah. Ia negerti kalau shalat itu 5 kali sehari semalam bukan 5 hari sekali atau bahkan 7 hari atau 1 minggu sekali. Sehingga ada dawuh;lmu itu sesuatu dan amal adallah sesuatu yang lain.

Ini ada bukti tentang bahsul masail tentang hukum rokok. Pada awalnya hukumnya makruh tahrim. Setelah dicarikan dailnya akhirnya ketemu dalilnya lagi bahwa rokok hukumnya hanya MAKRUH. Kenapa ? sebab nanti kalau dihukumi haram, nanti langgar, musolla dan pondok-pondok ini tidak jadi bangunnnya. La wng ini semuanya dari bantuan pabrik rokok.

Sehingga yang angel itu menjadikan ILMU menjadi AMAL.

Ada cerita;

Di Baghdad, ada kiai yang mempunyai 40 santri. Sudah tiga hari kelaparan. Sehingga kiainya mengatakan kepada santrinya Anda bleh mengemis, mengajukan proposal, tapi ingat jangan mengemis semua. Cukup satu saja sebagai perwakilan dari 40 orang, temen ini. Ternyata sampai ke sana-kemari tidak ada yg menyantuni. Diputuskanlah ke dokter Nasrani dan ikut antri untuk berobat.

Setelah gilirannya sampai pada dokternya maka ditanya leh sang dokter. Pean sakit apa mas ? jawab si santri tadi; sakit lapar dok....... mendengar jawaban lugu seorang pasien yang santri itu. Si dokter langsung tanggap dan memerintahkan pada stafnya untuk membelikan roti, keju dan daging. Dan kata sang dokter. Udah ini mas pean makan. Ternyata setelah disuruh makan sang dokter. Justru si santri ini mengatakan begini. Yang sakit begini ini dok masih ada 40 orang. Maka oleh si dokter stafnya disuruh membelikan sejumlah 40 paket roti, keju, daging panggang dan dokter.

Dan setelah dibawa pulang santri tersebut. Maka si dokter menguntitinya dari belakang. Apakah betul si santri ini jujur ? Dan betul. Setelah nyampek di pesantrenya. Ia melaprkan kepada kiainya. Dikatakan pada kiainya. Yai ini makanannya. Oleh sang kiainya ditanya. Lo..ini makanan dari mana nak ? Di jawab oleh santri ini. Ini makanan dari dokter namun masih Nasrani yi... oh..kalau begitu, jangan dimakan dulu. Anda tunggu sampai sang dkter tersebut masuk Islam. Dan betul setelah mendengar dialog kiai dan dokter maka langsung si dokter menyatakan syahadat.

Ini pelajaran. Bahwa dikala keadaan susah aja masih ngempet. Bandingkan dengan sekarang, wong tidak daam keadaan darurat aja kok roykan.

Sehingga kalau ada dawuh;

Sedikit kalau ada petunjuk (taufiq) Allah, bimbingan Allah itu lebih baik daripada gagasan akal.

Sehingga gaya hidup, akhlaknya menjadi penting. Sebab ia adalah kerajaan manusia. Ini juga harus menjadi perhatian. Sebab Pil-Pilan juga semuanya menggunakan jasa ustadh bahkan kadang melibatkan kiai dan dukun. Sehingga ada guyon. Mereka yang bawa opo-opo diberi sabuk. Dan yang tidak bawa op-opo diberi doa Qunut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun