Akhir-akhir abad 21 ini adalah fase yang sangat memperihatikan bagi Mahasiswa dan keadaan suatu negara. itu terbukti ketika produktivitas, kreativitas dan agresivitas mahasiswa dalam melakukaan suatu perubahan sedikit demi sedikit sudah menipis, akibatnya jarang dari mahasiswa yang memiliki minat membaca, menulis dan berdiskusi guna membangun kembali talenta yang sudah diberikan Tuhan kepadanya. Mahasiswa lebih terpesona dengan modernisasi sehingga pragmatisme, hidup instan dan malas berpikir menjadi suatu kewajaran.
Membaca, menulis dan berdiskusi adalah tiga dimensi yang harus ada dalam setiap diri mahasiswa. Ketika salah satu dimensi itu hilang maka kemahasiswaannya perlu dipertanyakan. Banyak isu-isu yang beredar yang Katanya Mahasiswa adalah agen perubahan, menjadi mediasi dari setiap aspirasi rakyat, tapi saya tidak tahu apakah itu benar adanya atau mungkin hanya sebuah idiologi yang mati.
Perubahan akan menjadi sebuah mimpi dan mitos yang tidak akan pernah nyata dirasakan oleh masyarakat, dan Perubahan itu menjadi suatu yang sangat ironis jika terjadi ditengah masyarakat saat ini. Pertanyaannya kemudian adalah apakah sistem pendidikan kita masih belum tepat? atau mungkin Dosen-dosennya yang masih kurang bermutu?. Saya rasa itu bukan menjadi masalah yang paling fundamental untuk mengetahui output mahasiswa. Semua kembali kepada diri mahasiswa masing-masing.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI