Mohon tunggu...
Eki Tirtana Zamzani
Eki Tirtana Zamzani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Guru yang mengajar di kelas diperhatikan oleh 25-30 siswa, apabila ditambahi dengan aktivitas menulis maka akan lebih banyak yang memperhatikan tulisan-tulisannya. ekitirtanazamzani.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenang Riyanto Banser, "Pahlawan Kemanusiaan"

26 Desember 2020   06:31 Diperbarui: 26 Desember 2020   06:39 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Taufiq Syekhermania

Ciri-cirinya yang mengarah pada bom waktu yang siap untuk meledak. Maka Riyanto bergegas untuk membawanya lari barang tersebut dan sesegera mungkin menjauhkan dari gereja agar tidak terjadi banyak korban jika meledak.

Pada saat melempar bom tersebut, naas-nya bom meledak saat itu juga. Karena kekuatan daya ledaknya yang sangat tinggi. Riyanto terlempar sejauh kurang lebih tiga puluh meter dari tempat kejadian ledakan. Daya ledak bom tersebut mampu memecahkan kaca di toko depan gereja dan membuat muka toko saat itu mengalami kerusakan parah.

Untungnya untuk bom kedua yang berada di dalam ransel yang ada di dalam gereja bisa diamankan oleh pihak keamanan. Kemudian tas ransel yang berisi bom di ledakkan di jalan raya. Suasana mencekam di malam misa tersebut memakan korban yakni Riyanto. Dia mengorbankan nyawanya sendiri demi keselamatan banyak orang.

Penulis menghubungi ketua GP Anshor kota Mojokerto, Ahmad Saifullah. Menurutnya kita semua tersentuh dengan pengorbanan almarhum sahabat Riyanto. Kita juga harus tergerak untuk melanjutkan apa yang sudah di teladankan beliau pada kita semua.

Beberapa media menyebutkan bahwa otak pengeboman gereja pada malam misa tahun 2000 adalah Umar patek dan Amrozi. Umar patek setelah pulang dari Filipina membantu umat muslim disana. Perakit bomnya berasal dari orang yang telah melakukan perang di Afghanistan. Dia dibekali kemampuan untuk bisa merakit bom di medan perang.

Motif pengeboman di gereja adalah karena ada umat muslim yang bersengketa dengan umat nasrani di Poso. Menurut Amrozi jika masih ada tindakan ketidakadilan bagi umat Islam maka akan ada terror dan bisa saja muncul kelompok-kelompok baru.

Perhatian Pemerintah dan Gereja
Saat itu pemerintahan di pimpin oleh Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Menurut keluarganya, mereka mendapatkan santunan dari Presiden sebesar sepuluh juta. Setelah itu tidak mendapatkan santunan lagi. Pihak gereja memberikan beasiswa pendidikan bagi adik Riyanto untuk bisa menyelesaikan pendidikan S1-nya. Tahun lalu pihak gereja juga melakukan program donator bagi khalayak umum di situs kita bisa.com. Dana-dana yang terkumpul kemudian akan di salurkan kepada pihak keluarga korban bom natal.

Jika gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, dan manusia wafat maka akan meninggalkan nama. Almarhum Riyanto kini kita kenal sebagai pejuang kemanusiaan. Jasa-jasanya akan selalu kita kenang yang bersedia mengorbankan dirinya demi kehidupan orang banyak. Almarhum Riyanto namamu kini akan selalu di kenang bagi umat Nasrani di Indonesia. Semoga almarhum Riyanto bisa tenang di Sisi-Nya. Aamiin

Sumber Cerita : artikel berita di media online

Semoga Bermanfaat
Mojokerto, 26 Desember 2020

Salam,

Eki Tirtana Zamzani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun