Seleksi penerimaan mahasiswa baru perguruan tinggi negeri (ptn) tingkat persaingannya tiap tahun semakin ketat. Kini calon mahasiswa baru harus mengikuti ujian tulis berbasis komputer (UTBK) sebanyak satu kali. Peluang untuk diterima atau tidak di kampus impian tergantung kesiapan diri mereka menjelang tes. Nasib mereka akan di tentukan dalam waktu sekitar 120 menit.
Masa pandemi covid-19 menyebabkan perubahan kebijakan lembaga tes masuk perguruan tinggi (ltmpt). Kebijakan sebelumnya, tes terdiri dari dua jenis yakni tes kemampuan akademik (tka) dan tes potensi skolastik (tps). Kini di kerucutkan menjadi satu tes yakni tps saja.
Hal ini membuat lembaga bimbingan belajar memberikan pelayanan belajar dalam jaringan (daring). Siswa akan dibimbing belajar mengerjakan soal-soal tps dengan cepat dan benar. Tujuannya yakni sukses menembus ketatnya persaingan mendapatkan jatah kursi ptn.
Belajar teratur
" Jika saya memiliki waktu delapan jam untuk menebang pohon. Maka akan saya habiskan waktu enam jam untuk mengasah kapak saya. Sisanya yang dua jam, akan saya gunakan untuk menebang pohon". Abraham Lincoln, Presiden USA ke-16.
Artinya waktu yang tersedia biasanya digunakan oleh pelajar untuk berlatih mengerjakan soal-soal try out. Harapanya hanya satu yakni saat hari-h pelaksanaan tes bisa lancar dalam mengerjakan soal.
Ada suatu strategi dalam belajar untuk menghadapi tes yang begitu penting seperti utbk. Siswa harus belajar keras itu sejak jauh-jauh hari sebelum pelaksaan tes.Â
Minggu - minggu ini adalah minggu tenang. Karena tes utbk akan dilaksanakan serempak minggu depan. Belajar yang cukup, menghafalkan rumus-rumus yang penting, dan berlatih mengerjakan soal secukupnya saja. Namun dengan porsi yang biasa. Tidak perlu belajar sampai larut malam yang begitu menguras energi.
Ibaratnya itu saat ini kita akan mengikuti lomba lari maraton. Tentu sebelum lomba lari dilaksanakan. Kita tidak dianjurkan untuk berlatih berlari terlebih dahulu. Bisa - bisa nanti kita capek saat lomba itu akan di mulai.
Begitulah pentingnya strategi belajar. Bisa di bilang calon mahasiswa lagi semangat-semangatnya dalam belajar. Pribahasa mengatakan hati karep tapi otak dan tubuh tidak mampu. Sehingga kalau dipaksakan daya tahan tubuh bisa turun. Hal inilah yang menyebabkan tubuh mudah terserang kuman penyakit.
Murid yang sakit
Saya sebagai tutor yang bertugas untuk menyiapkan anak didik untuk tes utbk. Ada salah satu murid saya. Anaknya perempuan, kemampuanya diatas rata-rata dari temannya. Beberapa kali try out, hasil tes pengetahuan kuantitatifnya unggul dibandingkan yang lainnya. Namun, kini menjelang pelaksanaan utbk daya tahan tubuhnya menurun.
Orang tuanya menuturkan, jika anaknya dalam belajar itu berlebihan. Sebelum les di bimbel sacara daring di siang hari. Dia belajar pada pagi harinya dengan cara mengerjakan soal-soal try out yang ada di hp. Keluhannya sekarang adalan matanya terasa panas. Setelah itu merasakan tubuhnya demam.