Karena logikanya sekarang mereka itu adalah dua kubu politik yang saling berseberangan satu sama lain. Mereka akan bertarung pada pilpres 2019. Megawati sebagai ketua umum PDI-Perjuangan yang mencalonkankan kubu petahana Presiden Jokowi sebagai capres. Sementara Prabowo selaku ketua umum partai gerindra maju sebagai capres.
Perjuangan Tak Kenal Lelah Prabowo
Keputusan Prabowo untuk kembali maju sebagai capres patut kita apresiasi. Beliau adalah kesatria sejati yang tak pantang menyerah dalam usaha menduduki kursi RI-1. Kegagalan dua kali saat pilpres 2009 dan pilpres 2014 tidak mematahkan semangat beliau untuk maju kembali.
Beliau berani mencalonkan diri lagi sebagai capres di tahun 2019. Hal ini tentunya membutuhkan biaya politik yang besar sebagai calon Presiden Republik Indonesia. Mulai dari biaya iklan yang harus di setorkan ke stasiun televisi agar bisa lebih dikenal masyarakat luas. Hingga menggerakkan motor-motor politik yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia.
Apabila biaya tersebut tidak diniatkan sebagai zakat mal (bersedekah) maka bisa membuat depresi karena kegagalan dalam menggapai tujuan yang telah diinginkan.
Pada tahun 2018, Prabowo pernah membuat petisi yang isinya adalah mencari dukungan kegiatan politik yang akan dilakukan di tanah air. Beliau menginginkan sumbangan dari relawan-relawanya yang tersebar di seluruh tanah air. Harapannya dalam membuat petisi itu menurut saya agar memperoleh sumbangan dana yang besar dari relawan. Dana tersebut nantinya bisa digunakan untuk biaya kampanye pada pemilu dan pilpres tahun 2019. Simpati dari rakyat bisa mengantarkan Prabowo menduduki kursi RI-1.
Saat pengumuman capres-cawapres dari partai Gerindra. Pasangan capres- cawapresnya adalah Prabowo Subianto-Sandiago Uno. Sandiago sebagai perwakilan dari Indonesia wilayah timur. Sandiago merupakan pengusaha sukses yang memiliki kekayaan yang melimpah ruah. Sandiago tentunya bisa diandalkan dalam membantu pendanaan kampanye pilpres 2019 dari kubu Prabowo.
Saat pilkada Jawa timur tahun 2018. Calon Gubernur Khofifah pernah mencalonkan diri sebagai calon Gubernur Jawa timur selama tiga kali berturut-turut. Pada saat dua kali pencalonanya ternyata harus mengalami kegagalan. Berkat kegigihannya dan tidak pantang menyerah. Kini Khofifah berhasil memenangkan pilkada jawa timur sebagai calon terpilih Gubernur jawa timur yang telah ditetapkan oleh KPU.
Belajar dari perjuangan Khofifah yang tak kenal lelah dalam berusaha. Akhirnya pada pencalonannya yang ke-tiga bisa menduduki kursi Gubernur Jawa timur yang pada tahun-tahun sebelumnya begitu diinginkan.
Salah satu faktor keberhasilan Khofifah memenangkan pilkada jawa timur adalah karena mendapatkan dukungan dari pesaingnya dulu Sukarwo selaku Gubernur Jawa timur dari partai Demokrat. Lawan Khofifah pada pilkada 2018 adalah dari petahana yakni Wakil Gubernur Jatim Saifullah yusuf.Â
Kita akan membahas calon wakil gubernur di pilkada jatim tahun 2018. Emil dardak adalah cawagub dari Khofifah. Sementara Puti adalah cawagub dari Saifullah yusuf. Pemilihan cawagub sangat menentukan kemenangan pilkada saat kedua cagubnya sama-sama kuat.