Media warga Kompasiana tak ubahnya adalah kumpulan dari karya penulis-penulis di Indonesia. Selain itu ada pula penulis dari mancanegara yang berdarah Indonesia biasanya menuliskan artikelnya di sini. Latar belakang penulisnya beraneka ragam, mulai dari kalangan penulis amatir (pemula) hingga penulis profesional.
Tujuan menulis adalah ingin berbagi kebaikan kepada sesama agar kehidupan bisa lebih berarti. Materi atau finansial yang didapatkan dari menulis di kompasiana sebagai bonus. Bukan menjadi tujuan utama dalam menulis di sini.
Perbedaan kompasiana dengan media arus utama adalah tidak adanya sidang redaksi untuk menugaskan wartawan meliput berita ke tempat lokasi. Kompasianer sendiri yang mencari bahan liputan yang menarik untuk disuguhkan kepada pembaca. Berita utama di media arus utama bisa ditanggapi kompasianer menjadi artikel opini yang menarik.
Artikel yang telah tayang tidak di-edit lagi oleh admin kompasiana. Gaya bahasa penulisannya sesuai dengan tulisan yang pertama kali dipublikasikan Kompasianer. Hanya artikel pilihan admin Kompasiana yang akan diperbaiki ejaan penulisan judulnya jika ada yang kurang tepat. Untuk isi tulisan tetap sesuai dengan aslinya.
Dalam buku Kompasiana Etalase Warga Biasa penerbit Kompas Gramedia, Kang Pepih Nugroho pendiri Kompasiana sebagai penulisnya menyebutkan kalau Kompasiana hanya mengandalkan dari jenis tulisan reportase warga maka Kompasiana bisa menemukan ajalnya sejak dari dulu. Kompasiana tidak akan bisa berkembang pesat seperti saat ini.
Sejarahnya dahulu Kompasiana adalah blog khusus yang digunakan oleh jurnalis Kompas Gramedia Group. Setelah itu pada tahun 2009 dibuka untuk umum. Warga biasa bisa menuliskan artikelnya di Kompasiana secara gratis. Imbalannya kepopuleran karena karya tulisnya akan dibaca oleh banyak orang dan berkesempatan tampil di media arus utama yakni kompas.com.
Kompasiana tidak membatasi penulis hanya mem-publish liputan warga atau reportase. Ada kolom opini dan fiksi. Kompasianer bisa berusaha untuk menggali ide untuk dijadikan bahan tulisan yang semenarik mungkin. Ide tulisan bisa berasal dari aktivitas yang kita jalani.
Kegemaran yang biasanya kita lakukan, seperti : jalan-jalan, wisata kuliner, hingga menonton film-film terbaru bisa dijadikan ide dalam tulisan. Percakapan dengan seseorang yang bermanfaat bisa pula dijadikan tulisan. Saat kita mendengarkan ceramah dari ustaz berupa motivasi kehidupan bisa pula dijadikan tulisan reportase.
Sumber belajar untuk bisa menulis dengan baik adalah dengan membaca karya kompasianer yang lainnya. Saran saya, penulis pemula bisa membaca artikel pilihan yang telah diseleksi oleh admin kompasiana pada setiap menitnya. Kita amati cara menyusun kata-katanya dan bagian-bagian dari isi tulisannya.
Caranya adalah dengan rumus ATM yaitu amati, tiru, lalu dimodifikasi. Cara seperti ini tidak bisa dikatakan plagiat (menjiplak). Karena kita hanya meniru gaya penulisan dan susunan dalam menulisnya. Kita mencoba belajar dari kompasianer yang tulisannya bisa menjadi pilihan atau utama. Sehingga artikel kita bisa menjadi lebih baik dan berpeluang menjadi artikel pilihan.
Seperti pada umumnya media massa, kompasiana juga menyeleksi artikel yang telah dipublish kompasianer untuk dijadikan headline (artikel utama). Bagi kompasianer yang tulisanya menjadi artikel utama bisa menjadi penyemangat yang lain untuk terus menulis di kompasiana.