Shalat Idul Adha tahun 2018 jatuh pada hari Rabu (22-08-2018 M). Saya melaksanakan shalat Idul Adha di Masjid Darul Mubtadi'in, Kedundung, kota Mojokerto. Imam shalat dan khatib adalah K.H Akhmad Jazuli. Beliau adalah pengasuh pondok pesantren di daerah Surodinawan kota Mojokerto.
Dalam khutbah yang beliau sampaikan pagi ini. "Pertama-tama kita harus bersyukur karena negara Indonesia telah merdeka. Sehingga kita bisa bebas melaksanakan shalat Idul Adha dengan khusyuk dan tenang. Tanpa takut terkena ancaman serangan dari musuh. Hal ini berbeda dengan saudara-saudara kita yang berada di timur tengah seperti Palestina dan Syuriah. Saat ini kehidupan mereka diliputi perasaan cemas akibat adanya perang yang berkepanjangan". tuturnya.
Dulu Nabi Ibrahim As saat hidup di Arab dengan tanah yang gersang. Sehingga tumbuh-tumbuhan akan sulit untuk hidup di tanah arab. Kekeringan pun melanda. Sehingga beliau mengalami kekurangan air. Beliau lalu berdoa kepada Allah SWT. Dalam doanya Nabi Ibrahim As meminta tiga permintaan kepada Allah SWT.
Pertama, doa yang menjadi harapannya adalah anak cucunya nanti bisa rajin beribadah shalat kepada Allah SWT. Kedua, suatu saat nanti kota Makkah bisa diberikan rahmat adanya buah-buahan sehingga bisa dinikmati oleh anak cucunya di tanah Arab. Ketiga, di tempat ini, Makkah nanti bisa didatangi oleh umatnya dari seluruh dunia.
Saat kita terkena musibah maka yang menjadi pengingat kita kepada Allah SWT adalah ibadah shalat. Dengan mengingat Allah SWT maka Allah SWT akan mengabulkan doa-doa yang menjadi keinginan kita. Kedua, kota Makkah yang gersang tidak mungkin ditumbuhi tanaman buah-buahan. Kini, buah-buahan itu ada dikota Makkah. Buah itu ada disana dengan cara di impor oleh pemerintahan kerajaan Arab Saudi dari negara lain. Â Ketiga, kota Makkah setiap tahun menjadi tujuan tempat berkumpulnya jutaan jamaah haji dari seluruh dunia. Ibadah haji bisa dijadikan ajang konferensi (perkumpulan) umat Islam dari seluruh dunia.
Hari ini di desa-desa di seluruh Indonesia. Warga khususnya umat muslim akan berkumpul di masjid atau mushala. Mereka akan melaksanakan shalat Idul Adha. Hal ini dapat kita ibaratkan seperti jarum-jarum yang berkumpul karena ditarik oleh kekuatan gaya magnet. Apakah ada paksaan kepada mereka untuk melaksanakan ibadah shalat Idul Adha di masjid/mushalla? Tentu jawabannya adalah tidak. Mereka mendatangi Masjid dengan kesadarannya sendiri karena ibadah shalat Idul Adha hanya dilakukan setahun sekali. Hal ini juga wujud ketakwaanya kepada Allah SWT untuk melaksanakan perintah-perintahNya.
Sejarah Berkurban
Nabi Ibrahim As dikenal sebagai seseorang yang dermawan. Setiap tahun biasanya beliau melakukan penyembelihan hewan kurban seperti kambing, domba, dan unta untuk dibagikan kepada orang miskin yang berada disekitar tempat tinggalnya. Allah SWT lalu menguji ketaatan beliau dengan cara menyuruh untuk menyembelih anak kandungnya sendiri Nabi Ismail As. Hal ini diketahui beliau melalui perantara mimpi.
Karena ketaatanya kepada Allah SWT, beliau bersedia untuk mengorbankan anaknya. Beliau meminta izin terlebih dahulu kepada anaknya yakni Nabi Ismail As. Kemudian Nabi Ismail As memberikan jawaban bersedia dijadikan kurban. Peristiwa disembelihnya Nabi Ismail As oleh ayahnya kita kenang dengan hari raya kurban. Namun sebelum proses penyembelihan, Nabi Ismail berpesan kepada ayahnya mengenai tiga hal.