Saya telah melewati masa-masa kritis. Apabila waktu itu penyelamatan saat saya mengalami sesak nafas tidak tepat waktu maka yang menjadi taruhannya adalah nyawa saya. Allah SWT telah memberikan pertolonganya kepadaku pada malam itu. Perantaranya adalah kedua orang tuaku dan dokter yang ada di rumah sakit.
Setelah kejadian itu, saya merasa masih diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk hidup di dunia sampai detik ini. Mungkin ada hal-hal yang perlu saya lakukan untuk orang-orang disekeliling saya. Berbagi ilmu yang telah saya dapat dari bangku sekolah hingga kuliah kepada siapa saja yang membutuhkan.
Mungkin bagi saya, hidup saya tidak begitu berarti. Namun bagaimana dengan kedua orang tuaku, saudaraku, murid-muridku di sekolah dan bimbel. Beliau semua tentu masih membutuhkan kehadiranku. Mungkin sebagai pelengkap canda tawa. Atau berbagi ilmu dengan mereka untuk menjadikan diri ini menjadi lebih baik dan lebih bermakna.
Saya sering mengalami berkeringat ditelapak tangan setelah menulis. Setelah itu juga sering kaget apabila mendengar suara yang keras. Seperti gertakan, bunyi petasan, dan lain-lain.
Menurut beberapa orang dan refernsi yang saya baca dari internet gejala penyakit tersebut adalah gejala penyakit jantung lemah.
Jantung lemah adalah melemahnya kinerja otot jantung. Sehingga memperahui kinerja peredaran darah ke seluruh tubuh. Peredaran darah yang tidak stabil bisa menyebabkan tersumbatnya aliran darah menuju ke paru-paru dan otak. Di paru-paru terdapat pertukaran gas karbondioksida dan oksigen.
Jika otot jantung kinerjanya lemah bisa menyebabkan suplai darah segar yang membawa oksigen ke otak berkurang. Hal inilah yang menyebabkan kita mudah lupa. Hal itu juga terjadi pada saya. Saya begitu mudah lupa jika menaruh barang.
Malam ini saya menuliskan pengalaman tersebut. Karena batuk saya kambuh lagi dan tidak lekas sembuh. Ada rasa nyeri di dada.
Teman-teman saya di bimbel juga menganjurkan saya untuk segera memeriksakan kesehatanku di rumah sakit. Karena kalau batuk itu tidak reda-reda yang ditakutkan itu adalah penyakit dalam khususnya paru-paru. Penyakit itu bisa Tuberkulosis (TBC), paru-paru basah, atau yang paling tidak kita inginkan adalah kanker paru-paru.
Kendala yang saya hadapi untuk memeriksa ke dokter adalah tidak adanya waktu. Mungkin baru hari minggu saya bisa periksa. Namun biaya untuk memeriksakan computerized tomography (CT-scan) paru-paru itu tidak mudah dijangkau bagi kantong saya. Butuh uang ratusan ribu hingga jutaan rupiah untuk periksa organ paru-paru.
Sementara saya masih takut untuk bercerita kepada orang tua mengenai keluhan saya ini. Takut merepotkan masalah biaya dan juga takutnya beliau jadi khawatir dengan kesehatan saya.