Mohon tunggu...
Eki Tirtana Zamzani
Eki Tirtana Zamzani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Guru yang mengajar di kelas diperhatikan oleh 25-30 siswa, apabila ditambahi dengan aktivitas menulis maka akan lebih banyak yang memperhatikan tulisan-tulisannya. ekitirtanazamzani.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Solusi Masalah Remaja; Kesulitan Belajar dan Percintaan

3 September 2016   07:33 Diperbarui: 3 September 2016   09:22 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai guru di Madrasah Ibtida'iyah dan Tutor di bimbel. Saya menemui anak dari berbagai tingkatan siswa mulai dari anak-anak SD, SMP, dan SMA. Kebiasaan anak-anak SD yang masih suka bermain. Anak SMP yang sudah mulai hidup berkelompok dengan teman yang memiliki hobi sama. Dan juga anak SMA yang sudah mulai tertarik dengan lawan jenisnya.

Berbagai permasalahan timbul dalam belajar. Hal ini dapat disebabkan dari dalam diri siswa ataupun dari lingkungan sekitar. Pada dalam diri siswa, mereka ada yang masih malas dalam belajar. Jarang ada anak yang mau belajar dengan kemauannya sendiri. 

Biasanya orang tuanya lah yang selalu mendorong anak untuk lebih giat dan rajin dalam belajar. Mulai dari mengeleskan anaknya di lembaga bimbingan belajar. Hingga memberikan motivasi kepada anaknya agar mereka tahu pentingnya ilmu pengetahuan bagi masa depannya kelak.

Sedangkan dari faktor luar, biasanya dari lingkungan sekitar anak yang  yang tidak kondusif. Bisa jadi anak-anak kita berteman dengan anak yang kurang begitu memperhatikan dalam pelajaran. Teman-teman yang hanya suka bermain saja dan tidak menghiraukan penjelasan guru sewaktu berada di dalam kelas. Sehingga waktu untuk belajarnya berkurang dan terpotong. Hal ini bisa berdampak menurunnya prestasi belajar siswa di sekolah.

Anak SD; Bermain dan Belajar

Pengalaman saya mengajar anak-anak kelas 3 SD butuh ketelatenan dan kesabaran yang tinggi. Mereka begitu aktif dalam bergerak dan terkesan tidak menghiraukan gurunya didalam kelas. Mereka suka berlarian di dalam kelas, bergurau dengan teman sebangku, bermain, dan terkadang terjadi pertengkaran-pertengkaran kecil. Biasanya ada salah satu anak yang menangis akibat pertengkaran itu. Sudah menjadi tugas guru untuk menenangkan dan mendamaikan mereka berdua agar bisa rukun kembali.

Guru harus bisa mengkondisikan suasana di dalam kelas agar lebih tenang terlebih dahulu sebelum pelajaran dimulai. Ketika suasana kelas sudah kondusif maka proses belajar mengajar bisa dimulai. Sehingga Ilmu yang akan di ajarkan oleh guru kepada siswa bisa masuk dengan mudah. Tanpa ada ganguan dari keramaian siswa.

Ilmu yang dipelajari disekolah itu bermacam-macam jenisnya. Mulai dari bahasa untuk berkomunikasi, matematika untuk berhitung, berolahraga demi menjaga tubuh agar tetap sehat dan bugar, dan juga ilmu agama untuk menjadi pedoman hidup kita agar bisa membedakan mana hal-hal baik yang boleh dikerjakan dan bisa membedakan mana hal-hal buruk yang harus ditinggalkan.

Berbagai macam Ilmu pengetahuan itu tentu bermanfaat bagi anak-anak. Terutama dalam belajar membaca dan berhitung. Komunikasi adalah alat yang digunakan untuk bersosialisasi dengan orang lain. Pelajaran bahasa indonesia menjadi ilmu yang harus mereka kuasai. Agar mereka bisa menulis, mengeja kata, hingga mampu untuk membaca suatu kalimat. Sehingga mereka paham terhadap isi suatu bacaan. Dan mereka bisa berbicara dengan teman atau gurunya dengan lancar.

Anak kelas satu biasanya sudah bisa diajak untuk berbicara. Namun mereka masih mengalami kesulitan dalam menulis dan membaca. Sehingga guru dan orang tua mempunyai kewajiban untuk mengajarinya sampai bisa. Karena hal itu adalah dasar agar mereka bisa menuntut ilmu sampai ke jenjang yang lebih tinggi.

Guru mengajar dengan hati yang ikhlas. Harapannya adalah agar anak didiknya bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi lingkungan di sekitarnya. Kalau masih tidak bisa, ya minimal bisa hidup mandiri dan tidak menggantungkan dirinya kepada orang lain kelak ketika mereka sudah dewasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun