Maraknya kasus penculikan anak, perdagangan anak dibawah umur, pergaulan bebas remaja dan prostitusi online meresahkan masyarakat di Indonesia.Â
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ternyata bisa berdampak negatif terhadap kehidupan di masyarakat. Kebebasan mengakses semua informasi yang ada di internet bisa merugikan penggunanya. Hal ini bisa terjadi bila pengguna tidak bisa menyeleksi isi-isi dari dunia maya (internet). Sehingga di era globalisasi ini pentingnya anak-anak kita untuk mempelajari ilmu agama agar mereka bisa membedakan mana yang boleh dilakukan dan mana yang dilarang untuk dilakukan.
      Orang tua perlu belajar teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi. Hal ini bertujuan agar mereka bisa mengawasi dan mengontrol aktivitas anaknya dalam memanfaatkan teknologi. Berkembanya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ibarat pisau bermata dua. Teknologi bisa memudahkan manusia dalam menyelesaikan pekerjaanya. Namun teknologi juga bisa menjerumuskan manusia itu sendiri kedalamnya bila tidak diimbangi dengan pengetahuan agama yang lebih.
Pemenuhan Orang Tua Terhadap Segala Kebutuhan Anak
      Tujuan orang tua bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Mereka ingin memberikan kehidupan yang lebih baik untuk keluargannya. Kesibukan bekerja menyebabkan kurangnya berkumpul dan berkomunikasi dengan anak-anaknya. Sehingga bila orang tua memiliki rezeki yang lebih. Maka sebagai orang tua, pasti akan selalu ingin menuruti segala permintaan anaknya. Hal ini tentu sebagai ganti jarangnya berkumpul dengan mereka.
      Anak minta ponsel atau laptop biasaya akan langsung dituruti. Namun tahukah orang tua, laptop atau ponselnya itu digunakan untuk apa ? Bila hanya digunakan untuk bermain game dan bermedia sosial (medsos) tentu merugikan anak. Karena laptop dan ponsel juga bisa digunakan untuk belajar. Anak-anak kita bisa mengerjakan tugas di sekolah dengan memanfaatkan jaringan internet di laptop. Tentu dengan menggoogling segala ilmu pengetahuan bisa di cari di situ-situs yang ada di internet.
       Bila anak keasyikan bermedsos bisa menimbulkan anak kurang bisa berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam bergaul mereka sebatas punya teman di dunia maya. Biasanya anak akan bangga bila foto atau status di medsosnya banyak yang menyukai. Seolah-olah mereka menjadi artis didunia maya. Selain itu anak-anak bisa berteman dengan siapa saja yang memiliki akun medsos tersebut. Ketakutan orang tua adalah bila anaknya salah dalam memilih teman di medsos. Sehingga hal-hal yang tidak diinginkan bisa terjadi. Seperti kasus penculikan dan penjualan anak dibawah umur.
Mendidik Anak dengan Rasa Kasih dan Sayang
Anak itu ibarat kertas yang masih putih dan bersih. Orang tua yang akan menuliskan kertas yang kosong itu. Orang tua bisa menuliskan tulisan yang isinya berupa kebaikan atau keburukan. Yang perlu diketahui oleh orang tua adalah bahwa anak – anak kita itu mudah sekali dalam meniru apa yang dilihat dan didengarnya.Â
Jadi usahakan dalam bertutur kata di depan anak adalah dengan kata-kata yang baik-baik saja. Jangan sampai membentak ataupun memarahi anak-anak kita secara berlebihan. Hal ini menyebabkan anak akan trauma sehingga mereka bisa merasakan ketakutan yang berlebihan. Dan akhirnya bisa menjadikan anak kita pendiam. Hal ini bisa terjadi karena apa yang akan mereka lakukan (aktualisasi) takut untuk dimarahi oleh orang dewasa.
Biasanya anak-anak di rumah itu suka menonton televisi. Butuh pengawasan dan bimbingan dari orang tua ketika mereka melihat televisi. Usahakan untuk bisa selalu menemani mereka dalam melihat tayangan-tayangan televisi. Karena tayangan televisi  yang mereka tonton itu akan terekam di otak mereka. Jauhkan sementara tontonan-tontonan yang berbau kisah-kisah percintaan orang dewasa dan aksi-aksi kekerasan. Sehingga mereka tidak akan mencoba meniru adegan-adegan di televisi yang belum cocok untuk usia mereka saat ini.