Kebijakan pemerintah dalam menghapus mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dari kurikulum 2013 (K-13) menuai kritik dari kompasianers yang berprofesi sebagai guru di SMP labschool Jakarta. Beliau adalah kompasianers Wijaya Kusuma (Om Jay) dengan tulisannya pada tanggal 12 November 2015 yang berjudul, "TIK Mendidik Insan Berkarakter". Dalam tulisannya, beliau tidak setuju kalau pelajaran TIK itu dihapuskan dan digantikan dengan pelajaran lain yaitu prakarya. Karena prakarya belum ada lulusannya di dunia dan TIK jauh lebih banyak manfaatnya untuk mendukung proses pembelajaran dikelas.Â
Menurut beliau, pelajaran TIK itu bisa membentuk karakter dan budaya siswa. Karakter adalah watak siswa yang dapat dilihat dari tingkah laku siswa dalam berperilaku secara kesehariannya di internet. Dan budaya adalah hasil karya, karsa, dan cipta manusia. TIK bisa membentuk budaya pembelajaran yang modern bagi guru dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas pembelajaran yang tersedia di komputer. Selain itu bagi siswa akan tercipta budaya baru dalam memanfaatkan TIK yakni kebiasaan menulis di blog.
Karakter berinternet secara sehat adalah seperti cara bertutur kata yang baik dan sopan di media sosial. Berfikir matang-matang sebelum memposting statusnya agar tidak menyinggung perasaan orang lain yang membacanya. Sehingga setiap ungkapan isi hati di media sosial  tidak menimbulkan dampak merugikan orang lain. Hal ini memang perlu diberikan suatu nasehat kepada anak sebagai suatu filter (penyaring) bagi anak dalam mengungkapkan isi hatinya di media sosial. Sehingga mereka tahu batasan-batasannya dalam aktivitas berinternet.
Selain itu menurut Om Jay, dengan menguasai TIK guru dan siswa tidak hanya sebagai konsumen (pemakai) ilmu pengetahuan saja namun bisa menjadi produsen (penghasil) ilmu pengetahuan. Manfaat adanya pelajaran TIK bagi guru dan siswa adalah bisa menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang diperoleh dikelas melalui tulisan-tulisannya di blog. Sehingga mereka bisa menyebarluaskan informasi mengenai pendidikan atau pengajaran terbaru yang isinya bisa dipertanggungjawabkan. Karena penulisnya sudah jelas yaitu warga negara yang berkecimpung didunia pendidikan.
Kegiatan ini tentu mengajarkan ilmu tentang cara menulis yang baik dan benar bagi siswa. Suatu saat nanti pasti ilmu menulis itu akan bermanfaat bila mereka berkeinginan berprofesi menjadi penulis buku, wartawan di media cetak, dan penulis lepas di media massa. Menulis dan internet memang dua hal yang saling berkaitan satu sama lain. Hasil karya tulis bisa dibaca oleh orang lain melalui kecanggihan teknologi yaitu ponsel atau komputer yang telah dilengkapi dengan jaringan internet. Hal ini tentu hanya bisa dipelajari dipelajaran TIK.
Tulisan di blog suatu saat pasti akan bisa dibaca oleh banyak orang bila tulisan itu memang menarik dan bermanfaat. Hal ini tentu menjadi budaya baru dalam pendidikan kita. Karena tidak hanya guru sebagai sumber informasi. Bila menulis sudah menjadi budaya positif bagi setiap siswa. Maka tulisan-tulisan dari siswa bisa lahir diblog kroyokan seperti kompasiana. Hal ini tentunya bisa menjadi sumber informasi baru dan referensi bagi orang lain yang membutuhkan. Tema tulisan tentu beraneka ragam. Bisa tulisan tentang langkah-langkah membuat sesuatu, pengalaman di sekolahnya, dan cara belajar yang efektif.
Selain itu menurut beliau dengan guru menguasai TIK maka pembelajaran dikelas pasti akan lebih menarik dimata murid-muridnya. Karena gurunya  bisa memanfaatkan teknologi terbaru yang sedang berkembang untuk pembelajaran dikelas yakni komputer. Dalam penerapannya adalah menggunakan media pembelajaran seperti aplikasi microsoft powert poin dan aplikasi animasi flash dalam pembelajaran.
Saya ingin menambahkan tulisan Om Jay mengenai manfaat TIK bagi guru dalam pembelajaran. Bila guru bisa menguasai TIK dalam penjelasan pengajarannya maka dalam berpresentasi bisa menggunakan proyektor, guru juga bisa membuat media pembelajaran secara digital, dan guru bisa memakai sistem pembelajaran jarak jauh melalui jaringan internet. Dengan memanfaatkan skype yang terhubung di internet. Maka guru dan murid bisa bertatap muka secara langsung tanpa harus bertemu terlebih dahulu. Hal ini bisa terjadi dengan memanfaatkan video call yang terhubung antara dua laptop. Bila hal ini bisa terjadi tentu bisa dipakai untuk konsultasi dalam belajar.
Mojokerto, 13 November 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H