Mohon tunggu...
Eki Tirtana Zamzani
Eki Tirtana Zamzani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Guru yang mengajar di kelas diperhatikan oleh 25-30 siswa, apabila ditambahi dengan aktivitas menulis maka akan lebih banyak yang memperhatikan tulisan-tulisannya. ekitirtanazamzani.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kreasi Seni Batik Tulis dan Batik Cap

24 Oktober 2015   07:30 Diperbarui: 24 Oktober 2015   07:30 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Kebudayaan adalah hasil karya cipta manusia. Kain batik adalah salah satu hasil karya seni khas penduduk Indonesia. Kain batik dibedakan menjadi dua jenis yaitu kain batik tulis dan  kain batik cap. Seni dalam membatik kain adalah pengrajin duduk dibangku kecil membawa sehelai kain lalu mencanting dan meniup-niup cantingnya. Pengrajin batik biasanya ibu-ibu rumah tangga yang mengisi waktu luangnya untuk berkreasi.

Kain yang digunakan untuk membatik beranekaragam. Dulu waktu ada tugas membatik di sekolah. Saya memakai kain blaco. Kain itu bisa didapatkan di toko kain. Bila terkendala biaya bisa juga memanfaatkan kain bekas bungkus kue terigu. Tentu kainnya dipotong dan dijahit terlebih dahulu sehingga nantinya berbentuk lembaran kain sebagai bahan baku kain batik.

Dalam membuat kain batik tulis. Pengrajin mendesain kain batik dengan pensil terlebih dahulu. Setelah itu kita melakukan proses pencantingan. Proses mencanting kain batik adalah suatu proses pembuatan kain batik dengan menutupi desain tulisan batik dengan lilin-lilin malam yang telah dilelehkan. Agar lilin malam tidak banyak yang meluber ke kain batik. Pengrajin biasanya meniup canting terlebih dahulu yang sudah berisi lelehan lilin malam.

Dalam proses pencantingan yang menjadi penanya adalah canting dan tintanya adalah lilin-lilin malam yang telah dilelehkan yang berbentuk cairan. Pengrajin batik dalam mencanting diperlukan kesabaran dan ketelatenan. 

Setelah lilin malam mengering kain batik dicelupkan kedalam cairan hangat yang sudah diberi warna. Hal ini bertujuan untuk memberikan warna dasar pada kain batik. Setelah itu agar warna dasar itu melekat dengan kuat maka dalam menyelupkan kainnya sambil direbus. Hal ini bertujuan agar warna dari kain batik akan melekat dengan kuat dan tahan lama.

Setelah proses pewarnaan selesai, lilin-lilin malam dibersihkan agar desain tulisan batik terlihat. Cara pembersihan bisa dengan dipanaskan dengan direbus. Agar lilin malam meleleh. Lalu lilin malam yang mengering dibersihkan dengan alat yang mudah digunakan untuk menghilangkan bekas lilin malam. 

Setelah lilin malam hilang maka akan terlihat desain dari kain batik tersebut. Kain batik lalu diangin-anginkan agar air yang meresap dikain kadarnya menurun dan bisa kering. Kita bisa menyebutnya dengan proses penjemuran kain batik. Dalam menjemur kain batik sebaiknya kain hasil pembatikkan dibalik. Hal ini bertujuan agar warna dari kain batik tidak mudah luntur/pudar. Karena terkena sengatan sinar matahari yang terlalu panas. Sehingga bisa membuat cepat luntur warna dari kain batik.

Kalau membuat batik dengan bentuk cap, pengrajin tinggal mendasain bentuk capnya. Proses pengecapan tentu seperti menyetempel di selembar kertas. Bahan yang dicap ke kain batik adalah lelehan lilin malam yang telah dipanaskan. Proses pelepasan lilin malam dan pemberian wana dasarnya sama dengan batik tulis. Perbedaannya hanya dalam segi efisiensi waktu. Proses pembuatan batik cap lebih cepat karena pengrajin tinggal mengecap secara otomatis.

Sedangkan bila dibandingkan dengan batik tulis tentu batik tulis lebih terlihat kreasi seninya. Karena dalam pembuatannya ada proses imajinasi pengrajin dalam membuat desain batik tulis. Namun terdapat kendala dalam pembuatannya. Kendalanya adalah dalam segi waktu pembuatanya yang membutuhkan waktu yang agak lama.

Saya bisa mengetahui cara pembuatan kain batik karena dulu waktu SMA ada pelajaran mulok membatik. Semoga dengan generasi muda diajarkan cara mencari bahan kain, mengolahnya, dan menghasilkan karya seni batik. Maka kebudayaan dalam membuat seni kain batik tetap lestari di Indonesia. Sehingga pemuda-pemudi Indonesia bisa memakai pakaian batik sebagai penunjuk identitasnya sebagai warga negara Indonesia (WNI).

Mojokerto, 24 Oktober 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun