Mohon tunggu...
Benyamin Ruslan Naba
Benyamin Ruslan Naba Mohon Tunggu... -

Konsultan Manajemen, Entrepreneur, Pemerhati dan Praktisi Pendidikan dan Pengembangan SDM, Chief Entrepreneur Officer ESTUBIZI, tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Money

VIRTUAL Office @ESTUBIZI: Melintas Mulus di Jakarta MACET ...

26 Maret 2011   16:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:24 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

VIRTUAL Office @ESTUBIZI: Melintas Mulus di Jakarta MACET ... Seorang kawan jurnalis senior sempat berujar kepada saya bahwa dalam peliputan suatu berita bisnis, yang pertama harus dicermati adalah "Fakta (F)", kemudian buatlah "Kesimpulan (K)" dan terakhir berilah "Rekomendasi (R)". Konsep FKR ini meresap dalam pikiran saya, dan kerap saya gunakan untuk mencermati bisnis dan kegiatan yang saya lakukan. Dalam dunia bisnis dan entrepreneur, Rekomendasi inilah yang kita kenal sebagai Solusi, Solusi dan Solusi. Fakta bahwa Jakarta adalah kota macet dan akan semakin macet adalah suatu fakta yang tidak terbantahkan. "Gregetan rasanya," sergah teman saya Ida yang saban hari harus melewati jalur Sudirman-Bintaro. "Paling tidak saya butuh waktu dua jam untuk bisa tiba di rumah, itu pun kalau saya pulang jam tujuh malam, padahal usai kantor jam lima sore, phuih capek rasanya," keluhnya. "Kantor saya di Mampang, dan rumah saya di Depok, kalau saya bisa sampai 45 menit ke rumah suatu hal yang sangat bagus tuh," ujar Tono. "Padahal saya sudah naik motor dan dulunya saya coba naik busway untuk perpendek waktu di sepanjang Mampang Buncit, tapi yah hanya menolong sedikit. Tapi saya bersyukur tidak seperti teman lainnya yang tinggal di Lebak Bulus dan Ciputat," sergahnya sambil mengelus dada. "Saya memilih tempat kerja di dekat rumah, tapi saya tetap harus menjemput istri di Thamrin," kata Joko pegawai bank swasta di BSD. "Saya selamat dari kemacetan Jakarta, tetapi bolak balik menjemput istri yang sedang hamil tua di kantor Thamrin, busyet deh, pantat gue panas tiap hari!, apalagi kalau pake ujan cet macret total coy..." keluhnya kesal. "Tapi ini mungkin pengorbanan gue buat anak gue yang pertama," serunya sambil senyum sumringah. "Meski pun kata orang jadi entrepreneur itu enak karena punya fleksibilitas waktu, saya mau tak mau harus deal dengan prospek klien di tengah kota Jakarta. Saya tidak punya kantor di tengah kota, jadi janji ketemu prospek klien di cafe-cafe seperti Starbucks. Tapi giliran ada informasi rahasia, saya harus cari cafe yang ada ruang khusus yang tertutup. Berabe juga sih, saya diledek teman saya sebagai mobile cafe entrepreneur hahaha ...," canda Marsya entrepreneur PR Corporate Social Responsibility. Apa kata Media? Mari kita simak berita di media yang membuat kita harus bersiap siaga, "sedia payung sebelum hujan": KOMPAS ~ Jumat, 8 Oktober 2010: Warga Frustrasi Hadapi Macet Jakarta, Kompas- Cuaca buruk membuat warga Jakarta dan sekitarnya makin resah. Setiap kali hujan deras turun, langsung terbayang jebakan kemacetan berjam-jam. Selain itu, ancaman banjir, longsor, atau tumbangnya pohon dan papan reklame turut menghantui warga. Seperti yang diakui Sisilia (38), warga Pulo Asem, Jakarta Timur. Sudah dua minggu terakhir ia tidak pergi ke Taman Surapati, Menteng, untuk mengantarkan putranya berlatih biola. ”Musim hujan dan angin seperti ini berbahaya kalau ke Menteng. Di sana banyak pohon. Saya tidak tahu apakah pohon-pohon di sana masih kuat atau tidak. Kalau tiba-tiba ada yang roboh, bagaimana,” kata Sisilia, Kamis (7/10). Baca selengkapnya: http://cetak.kompas.com/read/2010/10/08/03440397/warga.frustrasi.hadapi.macet ~~~ detik..com ~ Selasa, 28 November 2010: November Musim Hujan, Macet Ancam Lumpuhkan Jakarta Jakarta - Macet parah akibat kemarau basah yang menyebabkan hujan tak kunjung berhenti belakangan ini akan makin menggila. Sebab awal musim hujan akan menyambut tak lama lagi, sehingga genangan akan makin parah. "Ke depan hujan yang turun akan lebih besar intensitasnya dan lebih merata. Musim hujan baru mulai awal November hingga Januari," ujar Kepala Sub Bidang Cuaca Ekstrem Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kukuh Ribudiyanto saat berbincang dengan detikcom, Selasa (28/9/2010). Baca selengkapnya: http://www.detiknews..com/read/2010/09/28/080122/1450008/10/november-musim-hujan-macet-ancam-lumpuhkan-jakarta ~~~ Sebenarnya seperti dilema bagi kami untuk mengatakan bahwa tulisan ini bukan sebuah iklan, tetapi fakta yang terjadi membuat kami berpikir untuk menyediakan solusi. Paling tidak, kami akan sangat berbahagia apabila akan ada banyak entrepreneur, profesional, freelancer, konsultan, trainer, start up business, banyak UKM, dapat mempunyai SOLUSI agar bisnis mereka tetap dapat berjalan lancar. Meluncur Mulus di Jakarta Macet Bila Anda bertanya kepada para entrepreneur kawakan sekaliber Bob Sadino, Ciputra, Sudhamek, Jusuf Kalla, Bill Gates ~ andaikata dia berkantor di Jakarta ;-), apakah mereka kapok dengan Jakarta macet? Mereka akan bilang, "Dalam setiap masalah sebenarnya sudah tersedia jawabannya". Apakah Anda percaya? Sebaiknya kita percaya, kalau tidak, mungkin kita hanya terjebak dalam masalah dan tidak pernah keluar menuju solusi. Kata orang bijak, "Hidup adalah kumpulan dari ide kreatif" Dalam rangka ulang tahun ke-2 ESTUBIZI Business Center (www.estubizi.com, danhttp://estubizi.blogspot.com/), business center paling strategis dan kreatif di Jakarta ini, menawarkan Paket Virtual Office yang mempunyai nilai tambah yang berbeda dengan Virtual Office lainnya. Boleh dibilang, ini adalah yang pertama di Indonesia. Kami menawarkan sesuatu yang unik namun akan sangat banyak bermanfaat bagi orang banyak, terutama para pebisnis, entrepreneur dan freelancer. ~~~ Virtual Office Tanpa Call Forwarding? Hampir semua praktik Virtual Office di seluruh dunia "mewajibkan" harus menggunakan teknologi komunikasi dengan Call Forwarding. Apakah itu perlu? Tentu saja! Pengguna jasa akan sangat nyaman apabila mendengar suara operator Virtual Office di seberang sana yang menyambungkan telepon dari kliennya. Serasa sedang berada di salah satu ruangan business center, padahal mungkin ia sedang menikmati liburan di Bali atau bermain golf di Sentul. Call forwarding adalah salah satu kebanggaan bisnis Virtual Office karena menggunakan teknologi komunikasi yang boleh dibilang sangat mahal apabila tidak digunakan secara optimal. Namun teknologi komunikasi saat ini dan gaya hidup para kaum profesional dan entrepreneur sudah berubah. Teknologi smartphone semakin mengakomodasi kebutuhan informasi yang instant serba cepat, sehingga kaum profesional dan entrepreneur bisa langsung merespon panggilan atau email, bahkan chatting dengan lawan bicaranya. Selain itu jejaring media sosial sudah sangat merebak sehingga sudah dapat dipastikan bahwa kaum profesional dan entrepreneur sudah memiliki smartphone dengan fasilitas facebook, twitter, chat seperti YM atau Google Talk, BBM, sms dan mms. Belum lagi dukungan dari hampir semua operator telekomunikasi yang menyediakan biaya komunikasi murah, baik antar operator dan terlebih lagi sesama operator. Hal ini membuat Call Forwarding sudah semakin kurang dibutuhkan. Itulah sebabnya mengapa Virtual Office di ESTUBIZI Business Center, kami tidak menyediakan fasilitas komunikasi Call Forwarding. Apalagi yang berbeda pada Virtual Office di ESTUBIZI Business Center? Simak dalam informasi selanjutnya di blog ini http://estubizi.blogspot.com/ Salam, Benyamin Ruslan Naba from my desk @everywhere

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun