Mohon tunggu...
Endah Ramadhani Lestari
Endah Ramadhani Lestari Mohon Tunggu... -

Seorang pelajar yang suka menulis untuk mengembangkan hobi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Semua Akan Indah pada Waktu-Nya

17 Desember 2011   06:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:09 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Siang itu sangat terik. Jalanan yang begitu padat dan bising akan klakson mobil dan motor. Debu akan polusi kendaraan membuat nafas sesak siang itu. Tetapi bagi Pak Irwan itu hal biasa yang dialami setiap harinya di Kota Palembang. Setiap harinya ia menyusuri kota Palembang mencari nafkah untuk istri dan 4 orang anaknya Carlos,Winda,Adit,dan Dinda. Belum lagi harus menambah uang untukmembiayai sekolah mereka.

Ia berjalan dengan pakaian yang lusuh. Tubuhnya lemas . Tidak ada makanan sedikitpun yang masuk ke dalam perutnya sejak buka kemarin. Baginya puasa atau tidak puasa sama saja karena makan hanya seadanya dan siang pun jarang mereka dapat makan. Yang ada dipikirannya saat itu hanya pulang dan membawa makanan untuk buka nanti sore. Dari toko sampai tempat bagunan pun didatanginya untuk mencari pekerjaan. Tapi hingga menjelang malam pun ia tidak mendapatkan pekerjaan. Rasanya ia tidak ingin pulang kerumah dengan tangan hampa.

Sesampai dirumah,anak dan istrinya menyambutnya dengan senyuman.“Ayah pulang,” teriak Dinda. “Maafkan ayah nak. Ayah tak membawa apa-apa untuk makan kalian,” gumamnya sambil memeluk keempat anaknya. Anaknya tersenyum mendengar ayahnya berbicara seperti itu. “Kita masih punya beras untuk dimasak dan 1 buah telur. Untuk sementara kita makan itu dulu ia nak?” kata istrinya sambil meneteskan air matanya.

Hari demi hari mereka lewati seperti biasanya. Selalu berbagi walaupun keadaan mereka susah. Hanya berdoa dan selalu berusaha yang dilakukan keluarga itu. Mereka percaya bahwa Tuhan memberi cobaan untuk membuat mereka tegar dan kuat.Ia tidak menyerah dan selalu berusaha mencari pekerjaan.Sampai akhirnya ia mendapat pekerjaan disebuah rumah yang akan direnovasi.Ia bekerja dengan giat tanpa peduli akan lelah yang ia rasakan. Hari menjelang malam. Ia bergegas pulang dengan membawa makananuntuk berbuka anak dan istrinya. Tetapi setelah sesampai dirumah ia melihat anaknya yang kecil terbaring lemah diatas tempat tidur. Betapa sedihnya ia melihat anaknya sakit karena tidak makan sejak kemarin. Mungkin hanya air putih yang dapat mengisi perutnya itu. 1 minggu sudah terlewati dan anaknya pun mulai membaik.

Tiga bulan berlalu. Pekerjaannya sebagai kuli bangunan pun sudah selesai. Keadaan yang dulu kembali lagi. Mencari pekerjaan ditempat-tempat lain. Banyak pekerjaan yang ia coba tetapi belum mencukupi biaya hidup keluarganya. Ia tak dapat diam sebagai penggangguran. Ia mencoba menyewa motor setiap harinya untuk mengantar penumpang. Setiap hari ia pergi pagi dan pulang sampai malam.

Malam itu Pak Irwan berniat untuk menambah penghasilannya. Ia mencari uang hingga larut malam. Ia mengantar penumpang ditempat yang terpencil. Sepi dan sunyi. Di tengah perjalanan,orang tersebutmeminta Pak Irwan mengantarnya keberbagai tempat sampai bensin Pak Irwan habis. Pak Irwanmeminta uang kepada orang itu sebagai ongkos dan juga untuk membeli bensin. Tetapi orang tersebuttidak mau membayar. Pak Irwan sudah cukup sabar untuk mengantar orang tersebut tetapi tidak ada bayaran sedikit pun dari orang itu. Orang itu memaksa untuk mengantarnya dan memaksa agar memakai uang Pak Irwan untuk membeli bensin. Karena uang Pak Irwan tidak ada lagi akhirnya orang itu ingin berniat jahat kepada Pak Irwan. Orang tersebut memukul Pak Irwan hingga babak belur. Pak Irwaningin membalas tetapi ia tidak dapat berbuat apa-apa. Ia terjatuh tidak berdaya. Jam sudah menunjukkan pukul 2 malam tetapi Pak Irwan belum juga pulang. Istrinya cemas menunggu suami yang belum pulang dari pagi hingga pukul 2 malam itu.

Esok hari, istrinya menunggu didepan pintu rumah berharap kedatangan suaminya dengan keadaan baik-baik saja. Sebuah mobil berhenti tepat dirumah nya. Istrinya binggung apa yang telah terjadi. Jantungnya berdebar kencang. Tampak terlihat suaminya dengan muka babak belur dan Agus,kakak suaminya turun dari mobil tersebut. “Pak,apa yang terjadi dengan bapak?Kenapa muka bapak babak belur?Ada apa pak?” Istrinya menangis dan memeluk suaminya. “Ayo,lebih baik kita masuk dulu. Kita bicarakan didalam saja,” jelas Agus. Mereka menceritakan kejadian yang dialami Pak Irwan. Ternyata setelah penumpang Pak Irwan memukulinya ia langsung jatuh pingsan. Pak Irwan ditemukan oleh warga sekitar. Warga menghubungi Pak Agus atas permintaan Pak Irwan sendiri. Istrinya menangis mendengar cerita mereka. Pak Agus merasa sedih atas kejadian yang dialami oleh adiknya itu.

Beberapa hari Pak Irwan hanya terbaring lemah dan tidak dapat mencari uang. Ia berusaha untuk kuat dan pergi mencari uang tetapi Agus melarang dirinya. Makan untuk keluarga Pak Irwan ditanggung oleh Pak Agus sendiri. Hari demi hari dilewati keluarga kecil itu, Pak Irwan pun membaik dan sehat kembali. Akhirnya, Pak Agus menawarkanadiknya itu supaya bekerja bersama beliau. Ia merasa sedih melihat adiknya terus-menerus mengganggur. Dengan senag hati akhirnya Pak Irwan setuju untuk bekerja dengan kakaknya sendiri.

Keadaan keluarga Pak Irwan menjadi lebih baik karena bekerja dengan Pak Agus. Keadaan yang dulu susah menjadi tercukupi akan semuanya. Anak-anak Pak Irwan juga lebih terjamin pendidikannya. Itulahyang dibalah oleh Tuhan jika kita selalu bersabar dan mau berusaha untuk melewati cobaan yang mereka hadapi. Mereka percaya bahwa akan tiba saatnya semua akanindah pada waktu-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun