Mohon tunggu...
Endah Ramadhani Lestari
Endah Ramadhani Lestari Mohon Tunggu... -

Seorang pelajar yang suka menulis untuk mengembangkan hobi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Saat Pertama Melihatnya

18 Desember 2011   05:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:07 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku tak pernah mengenal arti cinta sebelumnya dan tak pernah tau bagaimana cinta itu hadir kepada insan-insan tertentu. Semenjak pertemuan itu aku baru menyadari arti cinta sejati itu apa. Cinta yang sebenarnya ada dan menguatkan aku ketika aku lemah dan butuh motivasi untuk hadapi dunia.

***

Jum'at,11 desember 2009.

Teriknya matahari pagi itu membangunkan tidurku. Pagi itu aku harus tersenyum dan bersyukur kepada Tuhan atas semua anugerah yang Tuhan berikan kepadaku. Aku bergegas untuk mandi,sholat,dan bersiap untuk pergi sekolah. Rencanaku hari akan pergi bersama teman-temanku untuk menghilangkan stres sejenak karena ujian yang kami lalui

***

"Tata,lo remed kimia" teriakan seorang temanku dari lantai satu. Rasanya bosan harus mengulang lagi pada pelajaran itu. Dan besok harus masuk sekolah untuk mengerjakan soal-soal kimia.
Jam menunjukkan pukul 11 dan waktunya kami untuk meninggalkan sekolah dan pergi ke sebuah mall. Sebenarnya aku tak tau siapa saja yang akan ikut pergi siang itu. Yang aku tau 2 orang temanku dan salah satu pacar temanku.

***

Kami menunggunya pacarnya temanku didepan sekolah sambil menunggu angkot. Ya namanya juga pelajar. pergi-pergi pasti pakai angkot. hihihii,, Dan ternyata pacarnya temanku juga membawa 2 temannya. Perasaanku aneh saat aku melihat salah satu temannya. Menatap matanya yang dapat membuat hatiku tenang. Entah apa yang kurasakan saat itu. Sesekali aku curi pandang melihatnya dan selalu tertangkap oleh matanya. Aku malu saat itu. Aku dikenalkan oleh pacarnya temanku kepada temannya yang lain tapi bukan dia. Padahal aku berharap dapat berkenalan langsung dengannya dan dapat tau siapa namanya. Mungkin Tuhan merencanakan beda kali ya.
Kami pun sampai disebuah mall. Saat sedang makan sesekali mereka semua bercanda tawa tapi aku masih belum tau siapa namanya. Dan saat candaan dari temanku tentang namanya tiba-tiba aku menyebutkan sebuah nama. dan ternyata itu namanya. Aku merasa senang karena tau namanya walaupun aku tak berkenalan dengannya secara langsung. Ya setidaknya tau siapa namanya saja sudah cukup bagiku.

Jam menunjukkan pukul 4 sore dan kami pun pulang karena sudah sore. Hingga saat itu pun aku belum berkenalan dengannya secara langsung. Kami pun pulang kerumah masing-masing.
Saat didalam angkot dia berada tepat dibelakangku. Aku deg2an saat itu. Rasa apa ini? Dalam hatiku bertanya-tanya.
Angkot kami berhenti karena lampu lalu lintas berwarna merah. Aku tidak suka saat berkendaraan paling depan dan lampu lalu lintas berwarna merah. Bosan menunggunya. Lampu berganti berwarna hijau. Tapi angkot yang kami tumpangi mogok. Ya Tuhan gimana ini. Apa yang harus kami lakukan di tangah jalan besar dan diklakson mobil-mobil dibelakang kami. Kami semua panik terutama sopir angkotnya. Sopir angkot pun turun dan menyuruh dia dan teman-temannya untuk mendorong angkot tersebut. Tapi sopir angkot terlalu kasar untuk meminta bantuan kepada orang lain. Kami pun memutuskan untuk pergi dan mencari angkot yang lain. Dia masih duduk tepat dibelakangku. Mereka pun sampai ditempat mereka. Rasanya perjalanan ini bergitu singkat. Mereka pun pulang dan di angkot tersebut tinggal aku bersama teman-temanku. Aku berharap dapat bertemu lagi dengannya walaupun pertemuan itu sebentar tapi rasa itu berbeda ketika aku bertemu dengan orang-orang lain yang tak pernah aku kenal sebelumnya.

Cinta tak pernah mengenal umur
Cinta tak pernah mengenal tempat
Cinta itu indah saat kita baru mengenalnya
Tapi cinta sakit ketika cinta itu harus pergi
Cinta tak pernah tau kapan ia harus datang kepada insan-insan tertentu
Karena cinta datangnya tiba-tiba
Karena cinta tak pernah mengenal perbedaan
Karena cinta itu tulus

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun