Mohon tunggu...
Logika Eman
Logika Eman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Percaya berawal dari masuk masuk akal.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Vaksinasi Korona sebagai Bentuk Pencitraan?

3 Juli 2021   19:56 Diperbarui: 3 Juli 2021   20:45 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Heran aja dengan diberlakukan vaksinasi untuk masyarakat Indonesia. Sedangkan vaksinasi ini masih sebagai bahan perbincangan dan pertimbangan di dalam pemerintahan Indonesia sendiri. 

Sebenarnya kalau kita cermati kembali, sampai saat ini pemerintah Indonesia, khususnya dari kementrian kesehatan sendiri masih belum dapat mendeteksi virus corona yang ada didalam tubuh manusia.

Sehingga apapun gejala yang terjadi pada tubuh seperti flu/filek, batuk dan di tambah demam sedikit pusing dan meriang maka hasil tes covid19 akan positif meski itu hanya gejala biasa akibat kelelahan, kurang tidur atau masuk angin. Ini sebagai bukti bahwa pemerintah Indonesia masih belum dapat menentukan secara spesifik virus corona. Selain itu seperti yang kita ketahui, sudah banyak beredar melalui media bahwa diinformasikan jenazah yang meninggal bukan karena virus korona namun pihak rumah sakit menyatakan jenazah meninggal karena virus corona.

Lantas bagaimana pemerintah melakukan vaksinasi jika virus korona sendiri masih tidak diketahui, bagaimana jika vaksinasi itu justru menjadi senjata makan tuan, vaksinasi salah sasaran, seharusnya membunuh virus berbahaya justru membunuh bakteri yang diperlukan tubuh, menguatkan imun justru melemahkan daya tahan tubuh. Karena banyak juga kita temui setelah melakukan vaksinasi ada yang mengalami kelumpuhan bahkan sampai ada yang meninggal. Niatnya mau selamat dari virus corona malah meninggal atau sakit karena vaksin. Ini sama saja senjata makan tuan.

Mengenai vaksin, dikabarkan vaksin memiliki berbagai ragam jenis yaitu berdasarkan tingkatan tertentu dan disesuaikan dengan harga. Baik dari harga yang terendah kisaran Rp200.000 sampai dengan Rp1.000.000 bahkkan lebih. Nah,.. Mengenai yang diedarkan secara geratis untuk seluruh masyarakat Indonesia itu tingkat yang mana. Logikanya sih pasti yang paling murah. Jadi ini sangat berbeda dengan vaksin yang diuji cobakan kepada para pejabat ya ! 

Miris sekali, penanganan covid19 dengan vaksinasi justru menimbulkan masalah baru. Padahal penulis yakin ada cara lain yang lebih efektif dalam mencegah penyebaran virus corona. Untuk teman-teman silahkan bantu sumbangkan ide kreatif kalian dalam mencegah penyebaran virus korona di Indonesia. Silahkan tulis ide kreatif kalian di kolom komentar.

Akhir kata trimakasih sudah mampir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun