Mohon tunggu...
Logika Eman
Logika Eman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Percaya berawal dari masuk masuk akal.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kesalahan Orang Tua Dalam Mendidik Anak

27 April 2014   20:11 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:08 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Anak nakal berawal dari orang tua, namun orang tua tanpa menyadarinya bahwa cara mendidik anak itu salah. Walaupun saya belum menikah tetapi saya telah menjadi seorang yang dididik oleh orang tua saya dan saya akui saya memang nakal, namun kenakalan saya berawal dari didikan orang tua. Namun ini bukan berarti saya menjelekkan dan menganggap orang tua saya tidak bisa mendidik anak. Buktinya, jika orang tua saya tidak bisa mendidik anak saya tidak mungkin menjadi yang seperti saat ini. Semua apa yang dilakukannya baik itu dengan didikan yang keras maupun lembut, baik itu salah maupun benar dia hanya akan mengatakan itu semua hanya untuk kamu, demi masa depan kamu. Itulah salah satu kesalahan orang tua, walaupun itu demi anaknya tapi apakah mungkin kita bisa menerima semua didikannya jika itu salah. Menurut saya kesalahan orang tua sebagai berikut:


  • Orang Tua Selalu Menekan Anak


Anak tidak boleh kemana-mana selalu di rumah, selalu disuruh belajar.Padahal walaupun anak itu belajar dengan cara dipaksa itu hasilnya tidak ada. Jika orang tua terus menekan anak seperti itu anak tersebut akan kekurangan pengalaman, padahal pengalaman sangat penting untuk berkembangnya seorang anak, jika dia terusan dirumah bagaimana orang diluar sana. Anak itu hanya akan bagian keluarganya saja, ilmu ataupun pengalamannya sangat terbatas padahal kita sebagai manusia adalah sosial, dimana sosial saling bergantungan, saling membutuhkan. Jadi anak tidak boleh terlalu ditekankan, biarkan saja dia melakukan apapun yang dia inginkan selama apa yang dia lakukan itu baik.


  • Berbohong


Ini merupakan kesalahan terbesar dari orang tua, kebiasaan orang tua saat mendidik. Contoh saat kita kecil sering sekali orang tua kita berbohong, seperti kita inginkan sesuatu, mungkin karena orang tua belum mempunya duit lalu dia berbohong mengatakan apa yang kita mau itu tidak enaklah, racunlah, ada tainyalah dll padahal itu karena orang tua tidak punya uang. Contoh lain, misal saat hujan, seorang anak ingin main hujanan orang tua berbohong mereka mengatakan janga main hujan-hujanan nanti kamu dicuri hantu padahal itu maksudnya agar anak itu tidak sakit. Masih banyak lagi kebohongan orang tua, hingga dizaman modern ini masih berlaku. Ada yang bilang kalau pelangi muncul tidak boleh ditunjuk nanti tangannya bisa busuk, padahal kalu kita fikir untuk apa tuhan menciptakan pelangi yang begitu indah jika untuk membahayakan hambanya. Kembali ke kesalahan orang tua dalam mendidik anak, itu jika terus berlanjut tanpa disadari itu hanya untuk mengajari anak bagaimana cara untuk berbohong, jika anak dari kecil sudah pandai berbohong apa lagi kalau sudah besar akan makin sulit dicegah dan diketahui kebohongannya karena sudah profesional dalam berbohong.


  • Kekerasan


Kekerasa ini juga sangat berpengaruh terhadap anak, memang ada baiknya kalau mendidik anak dengan kekerasan namun itu merupakan kesalahan. Orang tua melakukan kekerasan terhadap anak ini paling sering dilakuka saat anak mendapat nilai rendah ataupun tidak naik kelas hingga anak disuruh tidak boleh makan, dimarahi, dipukuli, tidak dikasih uang jajan. Alangkah lebih baiknya agar anak bisa lebih semangat untuk meraih nilai yang bagus orang tua seharusnya lebih kreatif. contoh jika seorang anak mendapat juara 1 orang tua menjadikan sesuatu, misal; seorang anak akan dibelikan laptop tapi jika dia tidak mendapatkan juara satu dia tidak dibelikan apa-apa. Atau jika naik kelas dia boleh liburan ke bali tetapi jika dia tidak naik kelas dia disuruh bekerja ke sawah dengan seperti itu maka anak pasti akan lebih giat dalam belajar.

SEMANGAT !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun