Setiap orang saya rasa pernah melakukan kebohongan baik itu kebohongan demi kebaikan ataupun berbohong demi keegoisan diri sendiri demi tercapainya tujuan secara individual. Kita sebagai sesama manusia tidaklah mengharapkan seseorang membohongi kita, apalagi kebohongan tersebut berakhir dengan sebuah penderitaan yang menyesakkah hati.
Dalam mengetahui seseorang berkata jujur ataupun ia sedang berbohong sangatlah tidak mudah kita ketahui, bila pelaku adalah ahli pembohong. Ahli pembohong sangat sulit untuk diketahui mana perkataannya yang benar dan mana perkataannya yang salah, karena si ahli pembohong tentulah dia telah menguasai teori kebohongan.
Namun walaupun demikian untuk melakukan kebohongan juga tidaklah mudah dalam memperoleh keberhasilan atau kesuksesan dalam berbohong, kemungkina besar jika yang yang dibohongi adalah kalangan bawah atau berpendidikan rendah seperti baru tamatan SMA atau ke bawah, hal yang demikian sangatlah mudah dibohongi, karena dalam keaadaan yang seperti itu para remaja memiliki sifat yang labil atau mudah terpengaruh.
Ekman (2009:19) berpendapat bahwa dalam mendefinisikan sebuah kebohongan, tidak hanya si pembohong yang perlu diperhatikan, orang yang menjadi target si pembohong juga harus dicermati. Kebohongan dikatakan terjadi jika si target tidak diminta dibohongi, dan si pembohong juga tidak memberikan peringatan pendahuluan bahwa ia akan berbohong... ada dua cara mendasar untuk berbohong; menyembunyikan informasi dan memalsukan informasi.
Dalam menyembunyikan sesuatu , si pembohong menutupi sejumlah informasi tanpa mengatakan hal-hal yang tidak benar. Dalam mengatakan ketidakbenaran, ada langkah tambahan yang dilakukan.Si pembohong tidak hanya menyembunyikan informasi yang sebenarnya, tetapi juga memberikan informasi palsu sehingga seolah-olah informasi yang palsu itulah yang benar.
Memadukan tindakan menyembunyikan informasi dengan membuat informasi palsu seringkali diperlakukan untuk menyempurnakan ketidakjujuran , tetapi kadang-kadang seorang pembohong sudah cukup aman hanya dengan menyembunyikan informasi. Menurit Paul Ekman, mendeteksi ketidakjujuran dapat dilakukan melalui kata-kata, suara, atau sikap tubuh.
a.Kata-Kata
Selip lidah atau salah ucap, namun seorang pendeteksi kebohongan harus berhati-hati supaya tidak selalu menganggap selip lidah atau salah ucap sebagai bukti kebohongan.Kemudian sejumlah kecil penelitian menguatkan pendapat brokaw (dalam bukunya Ekman), dengan temuan bahwa, beberapa orang ketika sedang berbohong tidak memberikan jawaban langsung, terlalu banyak menggunakan kata-kata yang tak perlu, dan memberikan lebih banyak informasi dari yang diperlukan.Bahayanya menggunakan brokaw adalah orang yang sebenarnya berkata jujur, tetapi kebetulan cara bicaranya bertele-tele atau penuh elakan akan disangka berbohong.
b.Suara
Suara mengacu pada segala sesuatu yang terlibat dalam perkataan selain dari kata-kata itu sendiri.Tanda-tanda ketidakjujuran yang paling umum dari suara adalah jeda. Jeda diantara bicara bisa jadi terlalu lama atau terlalu sering. Keragu-raguan pada awal bicara, khususnya pada saat menjawab pertanyaan, dapat menimbulkan kecurigaan. Demikian juga jeda-jeda yang lebih pendek pada saat berbicara jika terjadinya cukup sering. Kesalahan-kesalahan bicara juga bisa menjadi tanda-tanda ketidakjujuran. Kesalahan-kesalahan ini mencakup yang bukan kata-kata seperti “ah”, “aaa”, dan “uhh” ; pengulangan seperti “maksud, maksud, Maksud saya, saya sebenarnya..”; dan bagian-bagian kata seperti “saya ben-benar-benar menyukainya”.
c.Gerak-Gerik Tubuh
Seacara tidak sadar saat berbicara teracungnya jari tengah atau kedikan bahu. Setiap orang tahu bahwa acungan jari tengah bermakna “fuck you” atau “up yours” (umpatan kasar sebagai ekspresi penolakan atautangan yang merendahkan dalam budaya barat) dan kedikan bahu atau bagian tubuh lainnya (shrug) berarti “aku tidak tahu” , “aku tak berdaya” , atau apa pentingnya?” gerakan-gerakan tubuh lainnya sebagian besar tidak memiliki definisi khusus seperti di atas, dan makna yang diberikan tidak jelas.
Sedangkan menurut Pramono (2013: 27) menyimpulkan bahasa tubuh orang yang berbohong terdapat beberapa bahasa tubuh yang didiagnosis sebagai tanda orang yang sedang berbohong;
a.Menutup Mulut dan Terbatuk
Menutup mulut merupakan salah satu gerakan yang paling sering dilakukan oleh anak-anak ketika berbohong. Namun, jangan salah . orang dewasapun sering hal tersebut. Ada juga menutup kebohongan dengan terbatuk atau pura-pura batuk. Keinginan untuk menutup mulut merupakan gerak refleks dari tubuh yang terjadi dengan sendirinya. Tanpa disadari otak menyuruh tangan untuk menghentikan kata-kata bohong yang ingin diucapkan itu.
b.Menyentuh Hidung
Gerakan ini relatif lebih halus bila dibandingkan dengan gerakan yang sebelumnya. Ya. Menyentuh hidung sebgai bentuk “pelesetan” dari menutup mulut yang menjauh menjadi ke bawah hidungsecara halus. Orang yang sedang berbohong akan mengusap hidungnya dengan lembut, cepat ataupun lambat. Akan tetapi Anda juga wajib berhati-hatiandakata seseorang memang sedang gatal hidungnya, jangan buru-buru dibilang berbohong.
c.Memalingkan Wajah
Orang dengan sikap begini biasanya sedang menutupi kebohongannya. Dengan memalingkan wajah, sebenarnya ada yang sedang ia tutupi. Namun Anda juga harus cermat, perhatikan pula berbagai sifat orang . mungkin saja ia memalingkan wajah karena pemalu, malu memalingkan wajah bukan berarti bohong.
d.Menggaruk Leher
Sikap ini sama halnya dengan mengusap hidup. Gerakan menggaruk leher ini merupakan respon dari syaraf-syaraf disekitar leher, yang pada saat berbohong akan terasa gatal. Cermatilah, apakah dia menggarukkan leher dengan canggung ataukah tidak, bila gerakannya canggung, berarti dia sedang berbohong.
e.Perubahan Nada Bicara
Sikap ini merupakan sikap ketika seseorang sedang gugup, ntah karena takut atau menutupi sesuatu yang menyebabkannya gugup. Ada bebarapa nada yang biasanya keluar, seperti nada yang tiba-tiba mengecil atau membesar, artikulasi suara yang tidak jelas, dan sebagainya. Biasanya sikap ini ditandai dengan keringat dingin dan tatapan mata seolah-olah takut.
f.Peningkatan Kedipan Mata
Peningkatan kedipan mata merupakan sebentuk ekspresi rasa gugup dari seseorang yang berbohong. Makin gugup dia, semakin sering pula dia berkedip.
Begitulah kebohongan-kebohongan yang dapat saya paparkan, mungkin setelah Anda membacanya dan memahaminya sedikit ada terbayang bagaiman ciri-ciri orang yang sedang berbohong, oleh karena itu dapat pula Anda bayangkan sendiri siapakah lawan bicara Anda yang mengatakan jujur atau yang sedang berbohonng.
DAFTAR PUSTAKA
Ekman. 2009. Mendeteksi Kebohongan. Surabaya: Baca
Pramono. 2013. Buku Pintar Membaca Pikiran, Watak, dan IQ Manusia. Yogyakarata: Syura Media Utama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H