Sepulang dari menjalani ibadah haji itulah ia mendirikan toko baju muslim di Jalan Palaguna, Bandung, yang ia namai Babussalam. Saat itu, modalnya hanya Rp 10 juta, sisa simpanan dan pinjaman. Usaha ini mulai maju dengan ditopang bisnis jaket kulit dari Garut. Pada tahun 1994 SKV mampu mengekspor 1.000 potong jaket kulit ke luar negeri. Setelah permintaan ekspor jaket kulit sepi, SKV mengembangkan toko dengan menjual oleh-oleh haji. Ia mendatangkan barang-barang khas Mekah dan Madinah. Sekitar tahun 1998 PD Aarti Jaya berganti menjadi CV Aarti Jaya, dan sekarang PT Aarti Jaya.
Kini SKV memiliki lebih dari 1000 karyawan dan bekerja sama dengan sekitar 30 Usaha Kecil Menengah (UKM) yang memasok barang ke toko-tokonya. Di setiap toko Syahir menjual lebih dari 6.000 jenis produk tekstil dan oleh-oleh haji.
Salah satu tokonya yaitu Bursa Sajadah, sudah tersebar beberapa kota besar seperti di Bandung, Jakarta, Bekasi, Bogor, Surabaya, Malang dan Solo. Bursa Sajadah merupakan pengimpor sajadah terbesar di Indonesia yang berasal dari Turki, Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab serta India; semua jenis sajadah dari yang paling murah dan termahal ada di toko ini. Selain itu toko ini juga menjual air zamzam, kurma, kacang madinah, sajadah, mukena, kerudung, tasbih, teko, cangkir Arab, karpet dan lain-lain.
Di pabrik Majalaya dan Kopo, SKV memproduksi aneka produk tekstil seperti kemeja, celana, rok, jaket, baju olahraga, topi, rompi, kaus dan sajadah. Selain memenuhi pesanan beberapa perusahaan-perusahaan besar, ia juga mengekspor sebagian produknya ke Australia dan Singapura.Â
PT Aarti jaya kini dipegang oleh Heera Syahir Karim Vasandani yang merupakan putri pertama dari SKV yang bertindak sebagai CEO di perusahaannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H