Mohon tunggu...
Eka Siswanto Pratama
Eka Siswanto Pratama Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Seorang Fisioterapist, Lahir di Parepare, Sulawesi Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Game Over, Nurdin!

9 Maret 2011   04:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:57 2187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_95149" align="aligncenter" width="680" caption="Ilustrasi/Admin (KOMPAS.com)"][/caption] Akhirnya terkuak sudah, semua kebohongan kebohongan yang dibuat oleh PSSI. Dengan mendewakan statuta FIFA dan statuta PSSI. Para Petinggi PSSI berhasil berkelit dari serbuan argumen argumen yang ingin merevolusi tubuh PSSI. Pun pada saat Rapat Dengar Pendapat dengan anggota dewan dari komisi X, Nurdin Halid cs, sukses memukau para anggota dewan dengan pernyataan-pernyataan yang mendewakan FIFA dan statutanya. Akhirnya, jalannya RDP yang diprediksi bakal berjalan alot dan panas, malah melempem dan menjadi panggung buat Nurdin Halid menjelaskan bagaimana bodohnya para anggota dewan memahami statuta FIFA dan statuta PSSI. Adalah Dubes RI untuk Swiss, Djoko Susilo dan Ketua KONI, Rita Subowo, yang bertemu langsung dengan Presiden FIFA, Sepp Blatter. Dalam pertemuan tersebut, membicarakan kisruh yang terjadi di tubuh PSSI. Beberapa fakta yang mengejutkan akhirnya terkuak. Yang pertama, mengenai keberadaan Liga Premier Indonesia. Liga gagasan Arifin Panigoro ini, menurut PSSI, bahwa berdasarkan surat dari FIFA, PSSI diharuskan melakukan tindakan terhadap liga yang dianggap illegal tersebut. Oleh karena itu, semua yang terlibat, baik official pertandingan dan pemain, mendapatkan sanksi dari PSSI. Namun, fakta yang muncul pada pertemuan itu, bukan mengintruksikan menghukum, FIFA mengintruksikan PSSI untuk merangkul LPI dan ikut dalam wadah organisasi PSSI. Yang kedua, bagaimana Nurdin Halid cs sukses mempermainkan himbauan FIFA agar tidak memilih lagi dan mengganti Nurdin Halid pada tahun 2007. Semuanya diatur sedemikian rupa, sehingga walaupun Nurdin dalam bui masih menjabat sebagai ketua PSSI pada kala itu. Yang terakhir, mungkin akan menjadi akhir kisah Nurdin Halid, yakni bahwa dalam pertemuannya dengan Djoko dan Rita Subowo, Sepp Blatter dengan tegas melarang Nurdin Halid untuk mencalonkan diri sebagai ketua PSSI. Dalam pertemuan itu, Sepp Blatter dengan tegas menegaskan tidak ada kompromi terhadap seseorang yang telah bersinggungan dengan masalah hukum. Artinya, Nurdin Halid yang mantan narapidana diharamkan untuk mencalonkan dan menjadi ketua PSSI lagi. Tentunya, fakta fakta ini merupakan tamparan keras bagi Nurdin Halid dan kroninya dalam tubuh PSSI yang begitu berambisi untuk memlanjutkan era kediktatoran Nurdin Halid dan sekaligus merupakan sinyal terang akan runtuhnya dominasi "Puang" Nurdin oleh FIFA dan statuta yang selalu mereka dewakan. Selamat tinggal dan selamat jalan Puang Nurdin.. Bravo Sepakbola Indonesia! Sumber : Dari berbagai sumber

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun