Mohon tunggu...
eddy iskandar
eddy iskandar Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer, Life Coach, Konsultan & Dosen

Trainer, Life Coach, Konsultan & Dosen

Selanjutnya

Tutup

Money

Bahaya Sifat Gopoh: The Dangerous Venom of Hurry in Our…

13 November 2014   01:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:56 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memetik hikmah dari diskusi Live acara ILC TV One tadi malam.
"Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan pun hidup. Kalau bekerja sekadar bekerja, kera juga bekerja."  (Buya Hamka)
Dalam kajian Manajemen Modern, suatu Konsep yang akan dikerjakan harus jelas dengan PDCA dan SDCA yang dijalani dengan tekun. Dibutuhkan Planning Do Check Action (PDCA) yang matang dari suatu Standard Do Check Action (SDCA) sebelumnya bila ingin melakukan Perbaikan, bukan yang terburu-buru (gopoh).
Sabar dan Tenang adalah sifat mulia? Kenapa? Karena bila punya sifat sebaliknya akan muncul sifat tergopoh-gopoh, suatu sifat yang dibangun dari harapan untuk mendapatkan apresiasi jangka pendek dan hal ini akan memicu stress yang tinggi.
Bagi seorang Pemimpin sifat gopoh akan memicu berbagai ketidak-teraturan atau inharmoni pada lingkungannya dan sudah tentu menjadi "stressor" tingkat tinggi.
Imam al-Ghazali menjelaskan, gopoh-gapah merupakan penyakit kalbu yang mendesak seseorang agar segera mengerjakan sesuatu urusan yang baik, tanpa perancangan dan pertimbangan terlebih dulu. Gopoh atau terburu buru atau tergesa gesa adalah sifat yang tidak baik.
“Gopoh-gapah itu dari amalan syaitan dan sifat tenang itu adalah dari Allah Taala” (HR Al-Baihaqi)
Rasulullah sallallahu `alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya siapa yang memiliki dua sifat, niscaya dikasihi oleh ALLAH yaitu lemah lembut dan tenang.” (HR Muslim)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun