Salah seorang CEO kondang (Joe Kamdani - Data Script Founder) menjelaskan tentang proses hidupnya bahwa awalnya ketika beliau tidak punya apa-apa bahkan makanpun susah serta tidak punya visi, misi dalam hidup maka itulah "eat to live" then ketika dia sadar bahwa hidup harus diperjuangkan maka dia mulai membuat rencana (visi, misi), that' s "live to eat" lastly  ketika dia sudah berhasil maka stage tsb dia namakan "live for life" (hidup untuk berbagi - leaving a legacy). Hal ini perlu direnung ulang dari karunia kehidupan yang sudah dikaruniakan kepada kita.
Dalam kehidupan, banyak yang menjadi bekal buat pemelajaran. Dengan sekolah, polanya diberi pengetahuan kemudian di-test, namun sekolah kehidupan kita diberi test kemudian menjadi pengetahuan. Kematangan observasi, analisa dan sintesa yang sanga diperlukan dalam mengarungi kehidupan untuk jadi Pemenang.
Terkadang ketika kita tidak punya rencana dalam hidup maka kehidupan seperti mengalir apa adanya, namun Allah mengingatkan bahwa "tidak akan berubah suatu kaum (termasuk diri kita) kecuali kaum tsb siap untuk berubah." QS 13:11
Pernyataan Joe diatas sama dengan pertanyaan ketika kita ingin menjadikan hidup kita sebagai Leaving a Legacy, yaitu tentang bagaimana kita melakukannya yang dapat dibahas dalam  "Design Your Life". Hal ini sangat penting sebagaimana disitir dalam buku Steven R Covey, "The Eight Habit", apakah kita ingin memilih jalan para Mediocre atau Greatness.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H