Mohon tunggu...
Nur Rois
Nur Rois Mohon Tunggu... -

"bergunalah walaupun sedikit, dari pada tidak sama sekali".

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Efek Domino Fanatisme Suporter Berlebihan

10 Maret 2012   17:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:14 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Olahraga sepak bola merupakan olehraga yang pali terkenal dan diminati orang di dunia. Eropa, Asia, Afrika sampai Afrika terdapat orang-orang yang fanatis terhadap klub ataupun kesebelasan negerana masing-masing. Indonesia juga memiliki supoeter fanatis yang luarbiasa, hal tersebut dibuktikan ketika ajang piala AFF ataupun pada sea games kemarin. Antusias masyarakat Indonesia untuk menonton timnas Indonesia di stadion utama Gelora Bung Karno luar biasa, terkadang sampai berebut tiket pertandingan. Fanatisme suporter Indonesia memang bisa tercermin dari ekspresi dan antusias ketika datang untuk menonton timnas Indonesia.

Indonesia yang mempunyai wilayah teritorial yang luas juga terdapat banyak klub sepak bola. Dari ujung timur sampai ujung barat Indonesia terdapat klub sepak bola dengan kumpulan suporter fanatiknya. Suporter sepak bola memang tidak menganal usia, baik dari anak-anak sampai orangtua bisa tergabung dalam suporter sepak bola asal memiliki rasa kecintaan terhadap klub yang dukungnya.

Sudut-sudut negeri inipun juga memiliki fanatisme terhadap olah raga sepakbola yang luar biasa. Geliat anak-anak negeri ini bersemangat untuk membela tim kesayangannya. Namun fenomena yang mengkhawatirkan adalah sikap fanatisme yang salah kaprah. Fanatisme salah kaprah dengan menutup mata dari esensi sportifitas dan respect terhadap suporter ataupun hasil permainan yang dilakukan. Klub kalah tidak terima dan klub menang melakukan rasis terhadap klub ataupun suporter klub yang kalah. Sportif dan Respect jauh panggang dari api, hal tersebut tercermin dari perilaku oknum suporter di Indonesia.

Efek yang lebih mengkhawatirkan lagi, perilaku salah kaprah tersebut menular kapada anak-anak bangsa ini. Anak-anak bangsa ini terlanjur disuguhi teladan yang buruk oleh orang yang lebih dewasa. Anak-anak tidak seharusnya mengeluarkan kata-kata kotor demi usaha menunjukan fanatismenya terhadap klub kesayangannya. Perilaku tersebut dikhawatirkan semakin merebak dan menganggu misi pendidikan karakter. Edukasi tentang fanasitme dalam dunia sepak bola sepertinya sudah menjadi hal yang urgen untuk diaplikasikan, jika tidak maka ana-anak kita semakin terpuruk.

Orang dewasa baik secara kultural ataupun secara formal seharusnya sadar akan fenomenatersebut dan bangkit untuk segera mengedukasi anak-anak kita tentang esensi fanatisme. Fanatisme  yang berlandaskan sportifitas dan respect mengagumkan jika diresapi dalam sikap hidup ana penerus bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun