Mohon tunggu...
Farah Dzakiyah
Farah Dzakiyah Mohon Tunggu... Penulis - jeki si manusia biasa

panggil aja dzaki, pemalu yang punya mimpi besar sebanyak benda angkasa. punya mimpi bisa dapet beasiswa dan bisa keliling dunia bersama keluarga tercinta. bisa mati syahid di jalan Allah, sangat ingin bisa bersahabat dengan semua orang tapi dengan kelakuanku yang terkadang tidak bersahabat, semoga dzaki bisa selalu memperbaiki diri sendiri. suka buat puisi, kata2 gajelas, berharap bisa bermanfaat untuk sesama.. Alhamdulillah masuk jurusan dibangku kuliah yang bikin gabetah, tapi temen2nya bikin betah.. dari smk to Sastra, Uin Yogyakarta.. semangat dan terus berbuat baik dengan siapapun itu..

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rasa Cokelat Jadi Berbeda Pasca Pemilu

18 April 2019   20:03 Diperbarui: 18 April 2019   20:17 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sourced by : Liputan 6

Pesta Nasional dengan suguhan kertas surat yang bersuara dikumpul pake kardus KPU masih berlangsung hingga beberapa hari ke depan, Paslon dan pendukung yang harap-harap misuh terus merepet dan membaca mantra-mantra sembari menonton dan mendengarkan televisi, setiap detik melihat quickqount, membuka gawai buka quickcount, ke toilet pun besarkan volume dengarkan berita dari dalam sambil poop. Cari media sana sini yang memenangkan hasil quickcount Paslon dukungan, bahagia melihat Paslon dukungannya lebih banyak angka dan gelisah galau merana durja kalo melihat angka-angka dimedia lain yang berbeda.

Ada yang sibuk menghitung rupiah setelah mendapat serangan mas fajar, bingung mau dipake buat beli boneka yang mana ya teddy bear atau pinokio...???  semua sama-sama boneka buatan indo rasa asing, diliat di toko pun jarang bahkan ga ada boneka sangkuriang, malinkundang, gatot kaca atau pak Ogah jaman unyil usro.

Cebong dan Kampret yang masih bersungut-sungut masih dengan mata dan raut wajah yang waspada dan awas, saat minum dan melihat tv atau gawai pas menyebut Paslon dukungan buru-buru alis naik kalau tidak sesuai dengan yang diinginkan, ada komentar teman yang kepleset ngomong pemilu, buru-buru angkat suara dan berkhotbah dengan Percaya diri tingkat dewa, komen fesbuk, cuit twit, nyinyir diyutub sambil misuh di IG, kemaha benaran yang saat ini sudah diambil alih para netizen membuat bahagia dan gila para pengamat dan perusahaan cokelat. Sedangkan Tuhan... sibuk menerima doa orang-orang yang taat dan melaknat orang-orang yang menghujat. 

Pasca pemilu beberapa hari, pedagang siomay, tahu bakso, soto dan mie ayam hiruk pikuk memasak lagi dengan semangat berkobar seperti biasa. Para tukang sablon dan percetakan berjalan biasa tanpa dikejar deadline dan bebas tanpa kerja bagai kuda, juga para guru dan siswa belajar biasa sambil menggosipi pemilu yang masih kriuk, mahasiswa dan dosen kembali berkutat dengan kesumpekan kampus yang diselimuti atmosfer pekat pemilu. 

Setiap orang menunggu kemenangan untuk Indonesia tersayang, meski masih beberapa hari lagi pengumuman resminya, tapi quickcount dimana-mana membuat para jurnalis dan pekerja media harus ekstra bekerja dan banyak makan cokelat. 

Ada banyak varian dan merk cokelat disetiap gigitannya, beng-beng, chocolatos, cadbury, silverqueen, pocki, dove sampai cokelat cha cha. Ndak tau ya, merk cokelat yang mahal apa, yang kesebut tadi si rasa mahasiswa. Ada juga rasa kopi yang bermacam-macam, tak penting sekali disebut macam cokelat aje.

Pasca pemilu, burjo, angkringan, kedai dan kafe ada yang terlihat lengang di beberapa daerah, tidak seperti saat sebelum pemilu yang masih dengan sigap dan ramai diskusi khas biji kopi yang sehat sembari menonton debat rasa pidato. Ada pula yang terlihat ramai dengan atmosfir sportif sambil nyeletuk sana sini menghiasi dan mengipasi kedamaian di warung itu, suasana santai tanpa kobaran di hati menumbuhkan aroma kopi bak kasturi. Tapi La Fonte, Netizen masih berlomba-lomba masuk neraka dengan segudang tongkang nyinyir dan hujatan kemahabenarannya. 

Pegawai yang masih cuti, menikmati kebersamaan dengan keluarga di perosotan air, atau ditemani singa dan gajah di Zoo, juga sibuk menghitung belanjaan dan makanan yang sudah dipesan, semoga tidak pakai uang mas fajar. Alright

Sebagai seorang penikmat dan peselancar yang bersahabat, Golputers yang paling tenang meski nantinya pasti akan ditawan malaikat penanya, makan cokelat sambil minum kopi tanpa menikmati indah dan serunya demokrasi. 

Ulama dan pejabat berduyun-duyun masih berperang dengan doa-doa versus mantra bertuyulan di langit Indonesia, tapi Tuhan melihat dengan penuh kuasa dan kesombongannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun