Entah apa yang harus saya tulis detik ini. Yang pasti, saya tidak akan berhenti untuk menulis. Menulis apapun, dan dengan cara saya. Terserah apapun hasilnya. Dan, saya pun tak pernah sama sekali memikirkan hasil tulisan saya. Yang saya pikirkan adalah, bagaimana caranya setip hari saya mesti membuahkan sebuah atau beberapa tulisan.
Menit ini, saya berada di warung internet (warnet) di jalan Manisi, Cibiru, Bandung, tak jauh dari kampus saya, UIN Bandung. Tak banyak yang ingin saya tulis di sini. Bila saya telah merasa bosan menulis, ya..saya tetap menulis. Bila juga bosan, mungkin saya akan tetap menulis hingga kata “BOSAN”, itu berganti menjadi kata “TAK BOSAN MENULIS!”
Mau menulis apa lagi? Apa lagi,ayo? Keluarkan apa yang sedang bergelayut di otakmu. Cepat! Ternyata, memaksakan untuk mengeluarkan kata-kata indah, itu melelahkan dan membosankan. Jadinya, keluarkan saja apa adanya dan tanpa menuntut atau menghakimi ini jelek atau bagus. Percuma memikirkan itu! Lebih baik tulis apa yang sedang saya pikirkan! Ok?
Sudah menginjak paragraf empat. Masih adakah unek-unek yang ingin disampaikan? Atau, masih adakah sesuatu yang mengganjal di hati dan susah diungkapkan? Ayo…muntahkanlah segera! Mumpung wadah ini masih mampu menampung, dan masih ikhlas menerima muntahan. Cepatlah, segeralah! Ayo, jangan terlalu banyak berpikir tulisan ini bermutu atau tak bergizi. Pokoknya, tulis saja terserah kemaunmu, sepuas nafsumu. Segeralah, sebelum menulis itu dilarang! Bila sudah muncul peraturan bahwa menulis itu dilarang, wah…GAWAT, Cuy! Gawat!
Semakin lama berpikir, semakin lama pula menghasilkan tulisan. Semakin juga membuat pusing kepala. Jujur, sampai detik ini, semenjak saya gandrung menulis, saya tak pernah pusing kepala atau stress. Yang ada, saya akan mengalami stress atau kepala pusing manakala saya lupa atau disengaja lupa untuk menulis setiap hari. Sudah beberapa hari ini saja, saya hampir pusing gara-gara saya tak sempat menulis barang satu paragraf saja. Huh….tapi, saya kembali lega dari pusing. Sebab, hari ini saya mulai mengaktifkan jadwal wajib saya atau rukun iman yang ketujuh; MENULIS!
Masih adakah kata-kata di otak saya, di siang yang begitu terik ini? O…masih. Dan itu masih menggenang bebas di alam otak. Setelah menggenang, kapan mereka akan membuncah dan menjadi deretan kata yang bermakna? Sekarang! Baguslah kalau begitu.
Jika bisa dilakukan sekarang, maka lakukan sekarang, jangan menunggu nanti, esok, atau menunggu mood muncul. Bahaya! Kenapa? Karena belum tentu, ide yang sekarang muncul, itu akan muncul beberapa menit kemudian atau besok. Nah, lebih sempurna, tulislah apa yang terlintas itu sekarang! Dan, besok, itu ide lain lagi dan berbeda tema dan judul.
Gema adzan dhuhur menyeruak melalui telinga yang normal. Telinga saya pun insyaallah normal. Tapi, alangkah lebih normal, bila setelah mendengar adzan, semua aktivitas di-off kan sementara untuk memenuhi panggilan ilahi. Setelah itu, bila tak kelelahan silakan kembali menulis atau tidur sambil menulis!
Mungkin ini yang ada di otak saya siang ini. Berjumpa lagi besok di tema yang lain dan bahasa yang berbeda. Selamat membaca dan dipersilakan untuk tidak memprotes isi tulisan saya. Mungkin, lebih baik Anda menulis saja daripada memprotes.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H