Mohon tunggu...
Cecep Hasanuddin
Cecep Hasanuddin Mohon Tunggu... lainnya -

Sedang mencari pekerjaan, titik!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Abdulah Gymnastiar (Aa Gym), Game Over

1 Januari 2011   09:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:04 2285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Yang menjadi perhatian publik saat ini adalah berpisahnya Abdulah Gymnastiar (Aa Gym) dari istrinya yang pertama- Ninih Muthmainnah (The Ninih). Sebagian masyarakat, apalagi yang mengagumi Dai kondang itu, dibuat kaget dan ada rasa tak percaya atas keputusan Aa Gym menceraikan teh Ninih. Memang, ini kabar yang tak disangka sebelumnya. Tapi, ini barangkali sudah suratan takdir dari yang Maha Kuasa.

Aa Gym bukan siapa-siapa. Ia manusia biasa- yang dalam kesehariannya pasti tak lepas dari salah dan dosa. Ini, yang terkadang kurang dipahami oleh sebagian manusia. Manusia di sekilingnya, hanya bisa menghakimi- bahwa apa yang dilakukan Aa, itu salah, itu melanggar. Padahal, di hadapan Tuhan- belum tentu yang diputuskan Aa Gym, barangkali, itu yangtepat. Yang diperlukan sekarang- adalah bagaimana menyikapi kejadian yang telah terjadi terhadap Dai yang kita kagumi itu. Sebijak mungkin, tanpa menuding- bahwa Aa Gym, itu manusia yang tak layak lagi ditauladani.

Peristiwa kawin-cerai adalah fenomena biasa di era ini. Terlebih, di kalangan selebriti di Indonesia. Tapi, kalau ini terjadi pada seorang Dai- yang selama ini jadi panutan umat, maka itu sebuah fenomena langka. Apalagi, Dai yang terkenal dengan Manajemen Qolbunya ini, ketika menyampaikan dahwahnya kerap berpesan bagaimana mengelola rumah tangga yang harmonis. Para pendengarnya, pasti lebih tahu kalau Aa Gym sering menyampaikan itu pada setiap kesempatan.

Namun, kini, wejangan suci itu seolah kabur setelah melihat- Aa Gym-nya sendiri, tak mempraktekkan yang selama ini disampaikannya pada jamaahnya. Malah, sebagian media telah meliputnya- bahwa – Pimpinan Pondok Pesantren Darut Tauhid, itu, kini- ia telah berbuat yang dibolehkan, tapi dibenci itu. Cerai. Ini benar-benar membuat kalangan publik bertanya, benarkah berita itu? Atau semacam intrik seorang Dai, yang terkenal dengan senyumnya itu?

Lalu, kalau Aa Gym sudah berpisah ranjang dari teh Ninih, sebagai pengagum yang setia, apa yang mesti kita lakukan? Atau, bagaimanan sikap kita atas apa yang terjadi? Tentunya, ini mestilah disikapi dengan arif serta bijak. Jangan sampai, ini dapat menimbulkan hal-hal yang kurang mengenakkan, baik kita sebagai pengidola atau Aa Gym sebagai publik figur. Kita sama-sama introspeksi, dengan tidak saling menyalahkan- bahwa kita ini adalah mahluk yang tak pernah mencapai kesempurnaan.

Ternyata, memang- memelihara rumah tangga itu tidaklah gampang. Banyak godaan. Banyak gangguan. Semakin kita saleh, semakin berat cobaan dan terpaan yang akan diterima. Sangat wajar bila- kini, yang sedang mendapat terpaan tak mengenakkan adalah Aa Gym. Ibarat roda, dia sekarang berada di bawah. Dalam kondisi seperti itu, yang pantas dilakukan selanjutnya adalah tetap memohon pada Tuhan- mudah-mudahan selalu diberikan kesabaran, bukan hanya buat Aa, tapi buat semua yang menjadikannya tauladan.

Perjalanan hidup ini tak selamanya mulus. Kalau ada pujian, siap-siap saja, suatu saat mendapat hinaan, cacian, dan segala bentuk tak mengenakkan. Beginilah hidup. Seimbang. Kalau mulus terus, itu namanya, barangkali bukan manusia- itu bahkan mungkin malaikat. Memang, diperlukan otak jernih bagaimana melihat berpisahnya Aa Gym-Teh Ninih ini. Tanpa itu, rasanya mustahil kita bisa berpikir positif. Aa Gym- The Ninih, terima saja, itu bukan perpisahan dalam arti mutlak. Itu hanya sebuah proses bagaimana Tuhan bisa lebih mencintai hamba-Nya yang sedang diuji.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun