Setidaknya (minimal) ada tiga criteria pasangan calon presiden dan wakil presiden yang sebaiknya dipertimbangkan untuk dipilih demi kemajuan negeri yang kita cintai. Ketiga criteria tersebut harus mampu menjawab permasalahan sekarang dan kebutuhan bangsa dimasa depan. Yakni memiliki program yang tertulis dan jelas yang memuat antara lain : (1) Ekonomi pro-rakyat (2) Tegas memberantas korupsi, dan (3) Berani menolak intervensi asing. Jika salah satu criteria tersebut tidak dijalankan maka bisa dipastikan lima tahun kedepan tidak akan ada perubahan yang signifikan alias stagnan, dan itu berarti merugilah negeri ini.
I. Ekonomi Pro-Rakyat :
Program ini tidak berarti anti pertumbuhan, namun lebih kepada pemerataan kesempatan dan pendistribusian sumber daya ekonomi bagi kepentingan rakyat, serta benar-benar mampu (1) mengurangi angka pengangguran. Saya tidak begitu tertarik berbicara “angka kemiskinan” karena indikatornya sangat kompleks, tidak jelas dan perlu diskusi yang sangat panjang. Miskin dari aspek ekonomis, psikologis dan dari aspek relegius selalu bias dan sulit dicari titik temunya, terlebih jika para personnya dikendalikan oleh nafsu serahkah, rakus dan tamak. Namun jika berbicara pengangguran lebih mudah diidentifikasi dari semua aspek dan perspektif. Orang miskin berasal dari kondisi menganggur dan atau tidak menganggur namun bermental malas atau serakah. Prioritaskan terhadap pengentasan pengangguran terlebih dahulu, baru mengentaskan kemiskinan melalui peningkatan produktivitas kerja dan etos kerja. (2) Jangan memberikan “subsidi” karena ini bentuk lain memberi kepada rakyat tetapi tidak ikhlas, disamping itu juga subsidi merupakan warna abu-abu yang memudahkan para pejabat untuk leluasa melakukan korupsi serta mendidik rakyat untuk tidak realistis, maka jalan keluarnya adalah “gratis” sama sekali atau “tanpa subsidi”. Program gratis ini diprioritaskan untuk kesehatan dan pendidikan di semua lini dan propinsi di seluruh Indonesia. Capres yang mana yang berani melakukan ini?
II. Tegas Memberantas Korupsi :
Korupsi adalah tindakan memiskinkan rakyat secara masal. Korupsi adalah neneknya maling dan kakeknya pencuri, maka : (1) pelakunya harus dimiskinkan secara total agar ada efek jera. Ambil semua kekayaannya tanpa tersisa dari sang pelaku korupsi. (2) pelakunya harus dipotong tangannya. Biar ada bukti sejarah bahwa jika seseorang maling, mencuri, dan korupsi itu ada bekas hukumannya, sehingga ada aspek pencegahan. Hukuman ini bukan persoalan hukum Islam, namun justru sebagai hukum kemanusiaan dimana orang yang dicuri itu sedih dan menderita, maka agar tidak ada yang sedih harus dicegah dengan sanksi yang berat dan berbekas. Siapapun yang mencuri baik yang beragama Islam atau bukan Islam, baik laki-laki maupun wanita, baik pejabat maupun rakyat, baik warga Negara Indonesia maupun orang manca Negara yang terbukti mencuri, maling, korupsi di negeri tercinta ini. Jika usul ini tidak dikabulkan saya berdoa agar ada adzab pedih dari Tuhan Yang Maha Esa atau malah diciptakan semua rakyat pandai korupsi dan mencuri semuanya. Mau pilih yang mana? Capres yang mana yang berani melakukan ini?
III. Berani Menolak Intervensi Asing :
Rumah tangga saja jika diintervensi orangtua atau tetangga tidaklah nyaman, apalagi suatu bangsa dan Negara yang di jajah oleh bangsa dan Negara lainnya, tentu merupakan pukulan yang sangat telak, untuk itu, intervensi dalam bentuk apapun harus ditolak. Kita harus optimis, jika pesimis maka akan semakin parah, dan dampaknya Negara tetangga yang kecil saja akan menginjak-nginjak kita. Capres yang mana yang berani melakukan ini?
IV. Himbauan dan Saran :
(a) Saya sangat bangga ternyata pada pilpres kali ini (tahun 2014) calonnya hanya dua pasang saja, sehingga memaksa kita untuk lebih cermat, tegas dan berani menentukan siapa yang sebaiknya kita pilih. Siapapun yang menang, mereka punya kelemahan dan kelebihannya. Siapapun yang menang, mereka adalah saudara kita juga. Siapapun yang menang, mereka adalah warga Negara Indonesia juga. Yang menang jangan sombong dan harus siap kerja secara professional dan penuh kesungguhan, dan siapa yang kalah jangan putus asa dan main fitnah begitu saja. (b) Jangan golput karena sisa kartu suara akibat golput bisa disalah gunakan oleh oknum-oknum yang tercela. (c) Jangan anarkis saat kampanye. (d) Jangan memfitnah (black campaign), karena ini perilaku munafik yang tercela menurut agama manapun. Jika ada bukti amoral atau tindak pidana segera laporkan kepada pihak yang berwajib, bukankah Negara kita Negara hukum? Bukankah setiap pasangan calon presiden sudah punya pensiunan jendral dan pengacara ternama? (e) Pilihlah pasangan calon presiden yang memiliki ketiga criteria yang saya sebutkan di atas yakni : (1) Ekonomi pro-rakyat (2) Tegas memberantas korupsi dan (3) Berani menolak intervensi asing.
CATATAN : Tulisan ini muncul karena banyaknya para pihak yang bertanya dan meminta saran kepada saya, “sebaiknya harus bagaimana menghadapi pilpres 2014”, dan saya selalu menyampaikan ketiga criteria tersebut di atas, dan tanpa menyebut nama partai dan nama calonnya, kecuali jika anda datang langsung khusus untuk membicarakan masalah ini secara empat mata, dan anda bukan orang partai namun memiliki hak memilih secara sah menurut UU dan anda masih ragu untuk memutuskannya. Jika anda setelah membaca tulisan ini semakin mantap maka anda satu visi dengan saya. Namun jika malah muncul keraguan, maka anda harus menemukan solusinya yang terbaik menurut anda, bukan malah frustasi. Ingat pekerjaan rutin sehari-hari masih menunggu tanggungjawab kita untuk diselesaikan secara sportif dan professional, serta produktif dan beretika. Jika ada criteria yang salah menurut anda, mohon dikoreksi bukan untuk dicela, mohon dibenahi untuk kebaikan bangsa dan negara.
Mohon maaf jika tidak berkenan, semoga bermanfaat dan salam sukses selalu. Terimakasih.
Yogyakarta, Jumat, 23 Mei 2014
Teguh Sunaryo
085 643 383838
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H