Mohon tunggu...
Teguh Sunaryo
Teguh Sunaryo Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pemerhati Pendidikan Berbasis Bakat (Tinggal di Yogyakarta)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Krisis Politik atau Krisis Moral?

2 Oktober 2014   18:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:39 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tips menyaksikan panggung politik di Indonesia :


  1. Jika anda seorang pekerja yang profesional, maka jangan habiskan waktu pribadi anda hilang hanya karena membahas politik praktis, yang itu sebenarnya bukan bidang keahlian anda dan atau bidang pekerjaan anda.
  2. Jangan sampai terjadi hiruk-pikuk  politik di negeri ini menjadikan alasan pembenar bagi terpuruknya kesejahteraan hidup anda atau keluarga anda. Jadilah orang yang mandiri, jika anda sukses atau gagal karena konsekuensi kepribadian kita sendiri. Tentu peran orang lain hanya sebatas pendukung, bukan yang utama.
  3. Sebagai warga negara yang baik, pertanggungjawaban kita adalah sebatas datang ke TPS untuk memilih calon yang terbaik menurut penilaian kita (inilah demokrasi, dan orang lain tidak bisa memaksa) alias tidak golput.
  4. Jika ternyata Presiden yang kita pilih adalah buruk dan Anggota DPR-RI yang kita pilih tidak amanah, maka biarlah pejabat yang berwenang bekerja sesuai dengan ketentuan (UU), misal presidennya buruk ya diganti di tengah jalan oleh DPR-RI atau besok jangan dipilih kembali. Jika anggota dewannya tidak amanah ya recall atau besok tidak dipilih lagi. Jika presiden atau anggota dewan korupsi ya KPK nya yang bekerja bukan kita; Polisinya yang bekerja bukan kita; Jaksa, Pengacara dan Hakim yang bekerja bukan kita yang hanya sebagai rakyat biasa. Jika ingin menjadi penentu negara terjunlah ke politik praktis, calonkanlah diri anda sebagai presiden atau wakil rakyat yang terbaik, itu pun jika terpilih.
  5. Politik adalah benda mati maka tidak bisa busuk, kalaupun ada yang busuk adalah oknumnya (manusianya). Karena manusianya yang busuk maka itu berarti moralnya yang harus dibenahi. Bicara mengenai moral maka yang bertanggungjawab adalah pemuka agama, pendidik, ayah-bunda, dan penegak hukum. Jika kita tidak percaya pada semua itu, maka sebaiknya kita serahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Tentu jika kita masih merasa punya Tuhan).
  6. Jangan mengumpat dan mencela karena tidak akan mengubah semuanya. Lakukanlah dzikir, berdoa, dan istighfar. Jika kurang mantap maka jadilah pemain jangan sekedar penonton yang berkoar-koar dan masih harus membayar (Jika anda sudah merasa kaya raya tidak apa-apa). Bagi anda yang mengumpat justru akan merusak nama baik anda, sehingga menjadi tidak ada bedanya antara anggota dewan yang buruk dengan pribadi anda yang juga sama buruknya. Bagi anda yang hobi mencela maka anda akan dilaknat oleh Tuhan anda, karena Tuhan yang mulia tidak suka umat-Nya menjadi tukang mencela (pencela).
  7. Jadikanlah media sosial sebagai sarana komunikasi yang santun dan menebar tulisan yang sopan. Jika anda tidak santun dan tidak sopan maka jangan salahkan jika ada orang lain berbuat yang sama seperti anda, yakni sama-sama tidak santun dan tidak sopan. Indikator orang yang santun, sopan dan jujur minimal nama dan foto dirinya adalah asli (tidak samar, apalagi palsu), dan alamatnya jelas (Saya tidak mengatakan yang namanya palsu dan tidak ada alamatnya pasti culas atau maksiat).
  8. Masuklah pada kelompok orang yang santun sekaligus menjadi orang yang sopan. Dan itu bisa kita lakukan jika kita tidak menulis secara sembarangan dan penuh emosional. Ingatlah, bahwa tulisan menjadi bukti nyata siapa sebenarnya anda dan bagaimana kualitas kepribadian anda. Tulisan akan dibaca oleh teman, kenalan, tetangga, saudara, kerabat dan keluarga sendiri.


Semoga bermanfaat, salam damai Indonesia.

Yogyakarta, Kamis, 2 Okt 2014

Teguh Sunaryo

HP : 085 643 383838

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun