Rintik hujan belum selesai membasahi daun -daun bakau. Suara titik air jatuh menabuh pantai seperti musik mengiri pagi di Denpasar. Sekeliling hijau menentramkan hati siapapun yang lewat dan berhenti sejenak menikmati segarnya udara pagi. Sambil berjalan pelan melalui jalan kayu, langkah ringan dibuai dengan sejuknya hutan bakau. [caption id="attachment_147636" align="alignright" width="450" caption="mangrove"][/caption] Hutan Bakau (Mangrove) merupakan hutan sejenis yang khas terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai biasanya tumbuh di sisi pulau ataupun karang tersembunyi dari deru angin Laut. Kali ini Mangrove kita berlokasi di kota Denpasar Bali. Tepatnya di Jalan By Pass Ngurah Rai sekitar 20 menit dari pusat Kota. Hutan Bakau seluas 1.375 Ha dihuni oleh berbagai jenis ikan, udang, burung dan satwa lainnya. Jembatan Kayu sepanjang kurang lebih 1.850 m menjadi pilihan yang baik jika ingin menikmati pemandangan Mangrove sambil berjalan santai menghirup udara yang sejuk. Kawasan hijau ini juga disebut Tahura atau Taman Hutan Raya Ngurah Rai ( Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor 493/Kpts-II/1995 tanggal 15 September 1995) . [caption id="attachment_147638" align="alignright" width="500" caption="Mangrove, bakau..."][/caption] Selain indah dan menjadi tempat wisata pilihan untuk keluarga di akhir pekan, hutan bakau ini memiliki fungsi ekonomis, ekologis dan sosial yang penting dalam menjaga keberlangsungan kehidupan pantai khususnya. Satwa yang terlindungi dan juga bermanfaat bagi nelayan seperti udang, kepiting, dan jenis ikan lainnya membuat mangrove sebagai pelindung bagi satwa tersebut dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup pantai. Tidak hanya itu, Mangrove mengurangi pengikisan/abrasi, menahan dari tsunami. Mangrove yang multi guna tidak hanya bisa kita nikmati keindahannya namun juga menyokong kelestarian lingkungan. Fungsi dan manfaat mangrove telah banyak diketahui, baik sebagai tempat pemijahan ikan di perairan, pelindung daratan dari abrasi oleh ombak, pelindung daratan dari tiupan angin, penyaring intrusi air laut ke daratan dan kandungan logam berat yang berbahaya bagi kehidupan, tempat singgah migrasi burung, dan sebagai habitat satwa liar serta manfaat langsung lainnya bagi manusia. (Chairil Hendra, 2007) Komitmen pemkot Denpasar untuk melestarikan Mangrove ini diawali dengan penanaman bibit bakau di sekitar pantai sejak tahun 1994. Semoga komitmen pemerintah daerah didukung oleh masyarakat Bali dan wisatawan yang turut menjaga kelestarian Mangrove melalui perilaku yang baik dan bertanggungjawab agar kita dapat menikmati keeindahan dan juga fungsi Mangrove sampai anak cucu kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H