Mohon tunggu...
nurul madinah
nurul madinah Mohon Tunggu... -

Biarkan ini terus berlayar, namun suatu hari akan berlabuh. Hanya Tuhan yang tahu novel dunia ini, bagian ketegangan dan semuanya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan

26 Februari 2015   00:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:30 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cahaya tiba – tiba menghilang dari istananya

Serasa istananya di penuhi oleh ribuan jin botol raksasa

Menenggelamkan cahaya bagi penikmatnya

Mematikan inspirasi pengkhayalnya

Air matanya mulai mengalir deras

Tak satupun penduduknya yang mampu membendung tangisnya

Milyaran air turun

Tiap butirnya menyimpan makna pembebasan

Tiap menyentuh butirnya, akan ada aroma paling menawan

Seperti parfum kelas dunia namun tak tertandingi

Aromanya pengikat masa lalu paling bahagia

Tak akan pernah hilang, selalu terkenang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun