LAGU YANG TAK SELESAI
Bab 6 Retak di Dalam Senyap
Pagi itu, barak demi barak terdengar lebih sunyi dari biasanya. Tak terdengar suara logam diketuk atau obrolan lirih sambil mengikat tali sepatu. Beberapa interniran hanya duduk diam, menatap lantai atau langit yang mendung. Ada semacam kabut tak kasat mata menyelimuti tempat itu. Bukan dari udara, tapi dari perasaan bahwa sesuatu telah terjadi.
Di barak Nora, ia tahu ada yang salah sejak sebelum lonceng pagi dibunyikan.
"Pambudi tidak kelihatan," gumam salah satu perempuan dari barak tetangga. "Katanya, dia dipindah."
Nora menahan nafas saat mendengarnya. Ia menyibukkan diri mencuci pakaian, menjemur, membersihkan kamar kecil, apa pun untuk menutupi gelisah yang menggigitnya dari dalam.
Sore itu, saat membilas kain di sudut halaman, suara lembut Suster Theresia datang dari belakang.
"Mereka memindahkannya ke Pos Gudang 3," katanya perlahan. "Tempat logistik berat. Jauh dari sini."
Nora menatap wajah suster itu, mencoba membaca lebih dari yang diucapkan.
"Mereka tak suka kedekatan yang mencolok," lanjutnya. "Tapi lebih dari itu, mereka tak suka harapan."