SBY presiden Indonesia saat ini, terus saja menghimbau-himbau agar Muhammad Nazaruddin (MN) segera pulang yang disampaikannya dalam beberapa kesempatan dan terakhir dalam pidato Rakornas PD.
Pertanyaan kita, apakah Kepolisian RI, bersama Intelijennya sudah tidak bisa lagi diharapkan untuk menterjemahkan keinginan SBY untuk segera menangkap MN ? Apakah Kepolisian RI sudah demikian parahnya tidak bisa lagi sebagai alat ampuh pemerintah untuk menangkap MN ? Kemana keampuhan Polisi kita seperti yang dipamerkan selama ini dalam penangkapan para teroris ? Ada apa antara Interpol dengan Kepolisian RI ? Apakah kewibawaan Kepolisian RI dan RI sudah sedemikian sangat jatuhnya dimata Internasional ?
Himbauan demi himbauan yang dilontarkan SBY selama ini, memberi kesan kepada kita bahwa Kepolisian RI seoalah-olah tidak mendukung keinginan SBY sebagai Presiden yang membawahi Kepolisian RI. Atau ada agenda lain yang tersembunyi sebagai politiking cara memanipulasi opini masyarakat dalam rangka sebenarnya menyimpan MN di LN ? Karena kotak pandora tentang kebusukan PD dan kader PD takut terbuka dan sedang berada ditangan MN.
Pada ajang pemilihan Ketua Umum PD di Bandung memang banyak keanehan dimana saat itu Andi Malaranggeng (AM)Â yang didukung SBY dimana Edi Baskoro (EB) selalu mendampingi AM adalah yang dijagokan saat itu, tiba-tiba disaat putaran terakhir Anas Urbaningrum (AU) yang tidak digadang-gadang dan tidak dijagokan malah terpilih jadi Ketua Umum. Hal ini diperkuat oleh pernyataan MN bahwa kemenangan AU adalah dengan cara money politik, yang menggempur mayoritas peserta DPCÂ dan DPD dengan total US$ 20 juta. Hal ini juga merupakan keselarasan dengan pendapat publik. Demikian kotornya sebuah kongres Partai untuk pemilihan Ketua Umum dan kekotoran itu mencakup mayoritas SDM dari Partai Demokrat. Hal yang sangat menyedihkan bagi seluruh bangsa Indonesia, bahwa uang itu diambil dari dana-dana proyek APBN yang dimenangkan beberapa perusahaan milik tokoh PD dengan cara rekayasa proyek secara manipulatif kata MN.
Banyak para tokoh PD yang bermasalah dalam kasus MN ini termasuk kasus penelantaran anak dan keluarga oleh salah seorang tokoh PD.
PD kedepan tidak akan dipercaya lagi oleh publik pemilih Indonesia, termasuk semua Partai yang ada di Indonesia saat ini. Walau sekalipun PD melakukan penggantian AU sebagai Ketua Umum tidak akan memperbaiki citra PD.
Salam, Babat habis dengan hukuman mati para koruptor/maling di Pemerintahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H