Dalam beberapa hari ini dan memasuki tahun 2013, layar para Kompasianer dihidangkan dengan iklan yang aneh-aneh dan terkadang tidak etis (ada gambar cartoon wanita minim busana) apakah itu secara formal komersial diterima oleh admin Kompasiana atau tidak, saya tidak tahu. Tapi, saya sebagai penulis di Kompasiana ini merasa terusik sensor emosi saya selama ada iklan busuk ini yang seolah-olah iklan-iklan itu menganggap kita sebagai Kompasianer adalah orang yang mudah dijebak dan ditipu. Bagaimana tidak, ada tulisan "Download Now" dan "Play Now" Powered by iMesh, apanya yang akan didownload dan diplay ? Lalu siapa sebenarnya kelompok dibelakang iMesh itu. Bagaikan beli kucing dalam karung gelap atau bagaikan beli ular dalam karung gelap. Saya yakin yang memiliki iklan tersebut menganggap kita semua di Indonesia adalah orang yang sangat awam dalam media maya dan bisa dengan mudahnya untuk ditipu dan diperdaya. Mungkin ada orang yang terjebak kedalamnya dengan mudah, akan tetapi saya tidak mau disamakan dengan orang yang telah terjebak tersebut.
[caption id="attachment_225090" align="aligncenter" width="324" caption="Iklan yang satu ini, sangat merendahkan Kompasianer"][/caption]
13570096781606577300
Inilah Iklan BUSUK Yang Masuk Dalam Perwajahan Kompasiana
[caption id="attachment_225091" align="aligncenter" width="587" caption="Apakah Iklan seperti ini juga dialami para Kompasianer ? Mungkinkah ada iklan seludupan tanpa sepengetahuan admin kompasiana ?"]
Saya juga heran bagaimana mungkin Kompasiana yang begitu besar dalam tanda kutip dan penulis para Kompasianer juga adalah orang-orang terhormat, bisa menerima iklan busuk seperti itu. Tidakkah admin Kompasiana bisa berbuat lebih cermat dan smart untuk menutup iklan seperti ini ? Atau memang SDM admin Kompasiana adalah bagian dari komersialisasi Iklan busuk seperti itu ? Mohon maaf kalau saya salah atas sakwa sangka yang negatif ini. Mengapa saya katakan demikian karena iklan busuk seperti itu telah berlama-lama berada pada wajah Kompasiana.com tanpa ada upaya cepat dari admin untuk menutup iklan busuk itu atau ada rasa malu yang sama dari para Kompasiner lainnya. Atau ada penyusup iklan tanpa diketahui oleh admin kompasiana. Hebatnya iklan ini, mereka tahu posisi penempatan iklan dan tidak mengganggu komposisi iklan yang biasa di Kompasiana lainnya.
Ada lagi dengan iklan yang berpendar-pendar merah yang mengatakan saya sudah terpilih sebagai orang yang ke 1.000.000 dan terpilih untuk mendapatkan iPad dan hadiah lain-lainnya dan saya seolah dipaksa untuk meng-Klik iklan tersebut. Tentu dalam hal ini membuat saraf sensor curiga saya menjadi on dan opini saya iklan macam apa seperti ini ? Kenapa begitu mudahnya si-pemasang iklan untuk seolah memaksa saya meng-Klik setuju. Lalu mengapa sipemasang iklan sangat merendahkan saya seolah saya tergila-gila dengan hadiah yang dia iming-imingkan ? Kepada si pemasang iklan, saya adalah orang yang tidak serendah itu untuk sembarangan memenuhi kesan pemaksaan iklan busuk seperti milik anda itu.
Selanjutnya saya sampaikan koreksi kepada perwajahan Kompasiana, bahwa masih ada yang belum selesai seperti pada angka Komentar :0 selalu tidak sama dengan jumlah kolom bagian komentar yang diberikan para komentator kompasiana, begitu juga dengan "Tanggapi" banyaknya para penanggap selalu tidak berpengaruh kepada angka Tanggapi dan selalu menunjukkan tulisan "Nihil". Begitu juga pada kolom "Siapa yang menilai tulisan ini ? Para penilai selalu hanya muncul satu orang penilai saja dan lainnya yang telah memberi nilai tidak muncul.
Kepada admin Kompasiana.com saya berharap ada perhatian dan perbaikan terhadap apa yang saya sampaikan ini dan saya yakin sekali para teman Kompasianer lainnya tentu merasakan seperti apa yang saya rasakan selama berhadapan dengan iklan busuk seperti itu. (Ashwin Pulungan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H