Mohon tunggu...
Ashwin Pulungan
Ashwin Pulungan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Semoga negara Indonesia tetap dalam format NKRI menjadi negara makmur, adil dan rakyatnya sejahtera selaras dengan misi dan visi UUD 1945. Pendidikan dasar sampai tinggi yang berkualitas bagi semua warga negara menjadi tanggungan negara. Tidak ada dikhotomi antara anak miskin dan anak orang kaya semua warga negara Indonesia berkesempatan yang sama untuk berbakti kepada Bangsa dan Negara. Janganlah dijadikan alasan atas ketidakmampuan memberantas korupsi sektor pendidikan dikorbankan menjadi tak terjangkau oleh mayoritas rakyat, kedepan perlu se-banyak2nya tenaga ahli setingkat sarjana dan para sarjana ini bisa dan mampu mendapat peluang sebesarnya untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang produktif dan bisa eksport. Email : ashwinplgnbd@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politisi Sontoloyo Planga Plongo

25 Oktober 2018   12:09 Diperbarui: 25 Oktober 2018   12:42 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Joko Widodo kembali membuat permasalahan baru yang menyebabkan buang energi nasional bagi banyak media dan kalangan hanya untuk mengulas kata "Sontoloyo dan Politisi Sontoloyo" yang di sampaikan Presiden Joko Widodo secara gestur dan intonasi yang agak emosi pada saat acara penerimaan sertifikat tanah di lapangan Achmad Yani Jakarta Selatan Selasa tanggal 23 Oktober 2018 yang juga dihadiri Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Pernyataan Presiden Joko Widodo ini mendapatkan reaksi yang sangat banyak baik yang pro dan kontra di kalangan masyarakat dan netizen sehingga kita kembali terbuang waktu dan energi hanya untuk mengulas pro-kontra tentang cuatan seorang Presiden dalam kata "Sontoloyo". Termasuk penulis saat ini terpaksa mengulas tentang sontoloyo.

Sebaiknya, seorang Presiden tidak terpancing emosinya dengan berbagai bentuk komentar dan ocehan yang mengkritisi kinerja seorang Presiden selama ini dari para Netizern. Wajar saja ada banyak masyarakat yang mengkritik Pemerintahan Jokowi, itu tandanya empati positif dengan kondisi politik, ekonomi dan sosial yang sedang terjadi di Indonesia dan adalah sebuah bentuk keperdulian masyarakat agar kinerja pemerintah bisa lebih baik serta bisa dirasakan oleh semua pihak. Inilah salah satu ciri dan pola sebuah kehidupan berdemokrasi di Indonesia.   

Kata dan ucap "Sontoloyo" adalah merupakan ucapan kasar berupa sumpah-serapah keseharian yang terjadi didalam masyarakat kita terutama di Pulau Jawa. Sontoloyo hampir sama dengan ucapan sumpah-serapah "bajingan", "jancuk (Jawa Timur)", "pukimak (di Sumatra)", "pantek (Sumatra Barat)".

Sontoloyo menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah kata yang senantiasa dipakai untuk keperluan makian serta umpatan dalam reaksi kemarahan yang artinya adalah "tidak beres", "konyol", "bodoh". Kata sontoloyo juga bisa bermakna : Tolol amat, idiot amat, bego amat, beleguk (sunda), bodoh amat.

Judul diatas hanya penulis tambahkan dengan kata "planga plongo" karena orang yang sontoloyo biasanya selalu planga plongo, karena dia bingung sendiri atas ke-sontoloyoannya, makanya dia bersikap planga plongo artinya tidak mau tau (masa bodoh) yang akhirnya terkaget heran atas reaksi dampak yang bisa timbul dengan makna ucapannya tersebut, apabila kata dan ucapan itu disampaikan oleh seorang tokoh penting dalam masyarakat.

Orang yang sangat suka dengan pencitraan diri, biasanya dialah yang sontoloyo sebenarnya. Menurut kosa kata dan kalimat cerita leluhur Jawa, sontoloyo adalah pengangon bebek. Barisan bebek sangat patuh kepada majikan sontoloyo dan majikan sontoloyo ini, sangat bangga dengan bebek angonannya yang patuh menuruti perintahnya (inilah pencitran semu yang perintahnya hanya dipatuhi oleh para bebek dan pembebek).

Harapan penulis, jika kita berada pada posisi sebagai tokoh penting dalam masyarakat, hendaknya bisa berhati hati didalam mengeluarkan pernyataan atau pidato sehingga bisa menghindari pemborosan waktu dan energi munculnya kelompok yang pro dan kontra di dalam kehidupan masyarakat. Permasalahan bangsa Indonesia akhir akhir ini sudah semakin sangat banyak serta runyam dan janganlah ditambah permasalahan baru lagi. (Ashwin Pulungan)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun