Â
[caption caption="Foto Peternak Rakyat"]
[/caption]
Sepi liputan pemberitaan media TV. Kita semua miris melihat awak media TV yang tidak segera meliput demo para Peternak Rakyat yang berada di di depan Istana Negara lapangan Monas yang berlangsung sejak pagi pukul 09:25 WIB hingga siang ini, tidak ada sama sekali pemberitaan yang menjelaskan tuntutan yang disampaikan para pendemo oleh media elektronika TV hingga pada pukul 13:25 WIB. Hanya satu media TV yang memberitakan, itu pun hanya pemberitaan yang dangkal, tidak sampai tuntas pada inti permasalahan pemberitaan makna aspirasi pendemo para Peternak Rakyat.
Memang terlihat banyak wartawan yang memakai kamera, tetapi dalam pemberitaan siang ini, tidak ada sama sekali liputan pemberitaan TV terhadap demo tersebut. Kemungkinan besar hanya wartawan media cetak dan online yang meliput pemberitaannya, kemungkinan besar beritanya akan muncul besok hari Rabu 2/3/2016.
Apabila para demonstran menuju lokasi mendekat ke Istana Presiden, biasanya permasalahan dan aspirasi para pendemo sudah tidak bisa disolusi pada tingkat kementerian. Oleh karena itu, para pendemo menuju Presiden RI. Seharusnya para awak media mengerti, jika para pendemo menuju lokasi istana kepresidenan, artinya solusi permasalahan hanya berada di tangan seorang presiden. Artinya, permasalahan yang dibawa oleh para pendemo adalah masalah yang urgent penting dan genting serta ini seharusnya sudah dimaklumi oleh para awak pemberitaan TV agar dapat diberitakan secara besar karena menyangkut usaha rakyat.
Para pendemo dari peternak rakyat dan BEM IPB, berjumlah mendekati seribu pendemo, terlihat para pendemo membawa karamba yang berisi ratusan ayam hidup yang dihargai hanya Rp10.000,-/kg (harga yang sangat merugikan peternak). Orasi yang dilakukan juga berada di atas karamba ayam tersebut. Utusan para pendemo dijadwalkan akan diterima oleh Teten Masduki sebagai Kepala Staf Kepresidenan. Dari hasil perbincangan dengan Bapak Teten Masduki telah disepakati:Â
- Pemerintah akan mensolusi permasalahan dan kekisruhan dalam perunggasan Nasional.Â
- Pemerintah akan berupaya untuk memperbesar porsi pangsa pasar bagi Peternakan Rakyat dari semula 20% menjadi 50%.Â
- Pemerintah akan membuat Perppu atau Keppres, jika UU No. 18 Tahun 2009 Jo. UU No.41/2014 dapat dicabut atau dibatalkan MK.Â
- Diharapkan harga LB akan beranjak naik menjadi Rp.15.000,-/kg. Pada saat itu Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja berada di lokasi Danau Toba Sumatra Utara.
[caption caption="Peternak Rakyat"]
Seperti yang disampaikan dalam demo para peternak rakyat pada hari ini 1 Maret 2016, adalah permasalahan yang telah lama berproses sejak Januari s/d Februari 2016 dalam permasalahan over supply DOC dan over supply ayam besar (Live Bird=LB). Harga LB sangat hancur sehingga merugikan para peternak rakyat rerata kerugian selama 3 pekan ini ±Rp10.000,- s/d Rp11.000,-/kg hidup. Artinya, merupakan kerugian tertinggi yang pernah terjadi selama 10 tahun terakhir. Selama 3 pekan ini pada tingkat kementerian terkait hanya bisa menghimbau dan tidak ada kemampuan memberikan solusi dari Pemerintah.Â
Oleh karena itu, para peternak rakyat hari ini mendatangi Istana Negara Jakarta untuk menyampaikan aspirasinya dan meminta solusi dari pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi. Semua ini terjadi semakin runyam di perunggasan Nasional karena berlakunya UU No.18 Tahun 2009 yang tidak memiliki pasal-pasal tentang Segmentasi Pasar sehingga terjadi perang harga antara produksi peternak rakyat pembudi daya dengan produksi monopoli para perusahaan besar Integrator dan PMA di pasar tradisional yang mengakibatkan tergusurnya para peternak rakyat.
Selanjutnya, seringnya terjadi rekayasa harga bibit DOC dan Pakan unggas dengan cara Kartelisasi serta seringnya terjadi harga jual rugi terhadap harga LB yang dilakukan oleh para perusahaan integrator selama ini. Dalam kondisi normal, harga LB menaik, harga karkas ayam berada pada posisi harga daging ayam tertinggi di dunia, akibatnya konsumen daging unggas yang diperas para perusahaan besar integrator. Â Â