Inspirasi : Ashwin Pulungan
Pada Bulan Ramadhan 1433 H ini, kita telah memasuki dalam 2/3 periode shaum tentu bagi setiap ummat Islam yang melaksanakannya mendapatkan berbagai nuansa rohani yang dapat dijadikan sebagai perolehan pendukung peningkatan kualitas ke-Imanan kita untuk keperluan wujud implementasi peraktika kemanusiaan kita untuk periode selanjutnya.
Luar biasa peluang nilai ibadah yang bisa didapatkan oleh setiap muslim-muslimat dalam pelaksanaan setiap shaum pada bulan Ramadhan :
Periode Sahur : - Kita dilatih untuk sabar dari terjaga dalam tidur yang nikmat hanya untuk makan sahur satu jam atau setengah jam sebelum jatuh waktu sholat Subuh. Bagi orang dewasa yang tidak terbiasa melakukan Sahur ini, akan sangat berat bangun malam, apalagi bertujuan untuk makan sahur.
Periode sholat Subuh : - Kita lakukan dengan sholat berjamaah di Musholla atau Masjid setelah itu ditambah lagi dengan kuliah subuh sejenak untuk menambah ilmu. Ini semua kita lakukan adalah semata untuk perolehan cinta dan keakraban hubungan antar manusia dengan Allah SWT serta keakraban hubungan kasih sayang antar manusia dengan manusia dalam kejamaahan.
Periode shaum paska sholat Subuh sampai berbuka : - Kita lakukan dengan rasa ikhlas. Yang halal selama ini seperti makan dan minum serta hubungan suami-istri kita haramkan sampai waktu berbuka bahkan segala perilaku dari kemungkinan dosa kecil kita hindari. Program hidup serta kinerja keseharian dalam mencari rezeki tidaklah berkurang. Hal ini kita lakukan adalah sebagai latihan kemampuan pengendalian fisik dan rohani selama 29 atau 30 hari lamanya dan janji kita kepada Allah SWT didalam do'a adalah agar diri kita bisa memiliki kemampuan daya tahan dan daya tangkal pengendalian diri dan perilaku yang handal terhadap semua kemungkinan godaan bersifat syaitaniah dan godaan Iblis bersifat maksiat pada bulan-bulan selain bulan Ramadhan.
Periode Sholat Taraweh Berjamaah :
Sholat Taraweh di Indonesia umumnya dimulai sekitar jam 19.15 s/d 21.30 WIB yaitu setelah sholat Isa selesai. Bahasan dan usulan koreksi yang saya lakukan adalah tidak hanya untuk sholat Taraweh saja, akan tetapi untuk setiap sholat berjamaah apapun dan dimanapun. Saya tidak akan membahas tentang rakaat sholatnya, caranya akan tetapi yang saya bahas adalah tentang tertib dan khidmad-nya sholat berjamaah.
Semua kita pastilah pernah melihat suasana acara tertib dan khidmad pada suatu upacara bendera atau apel siaga atau acara detik-detik peringatan hari Kemerdekaan 17 Agustus pada suatu gelar acara baik di Istana negara maupun dibeberapa instansi lainnya. Pada saat gelar acara seperti itu, pastilah ada pimpinan upacaranya atau Komandan lapangan upacaranya dan diikuti dengan formasi barisan peserta upacara yang berbaris harus dengan sikap yang rapi, indah dan cantik serta harus khidmad. Hal ini bila di Indonesia adalah untuk menghormati seorang Presiden mungkin, Gubernur, Bupati/Walikota.
Komandan upacara, biasanya meneriakkan, "Pasukaaaaan Siiiiiiiiiiiiiaaaaaaaaap Gerak !!!" Disaat komandan upacara meneriakkan  "Pasukan .... Siiiiiiiiiiiiiaaaaaaaaap ......" tidak ada satupun formasi barisan yang bergerak, mereka tetap pada posisinya dan akan serentak bergerak, bila setelah komandan upacara selesai mengucapkan ".... gerak !!!" barulah semua formasi barisan bergerak serentak mengikuti perintah komando. Begitu juga bila komandan upacara meneriakkan "Hormaaaat benderaaaaaaaaaaaaa .... Gerak !!!" Ketika ucapan teriakan "Hormaaaat benderaaaaaaaaaaaaa ...." Peserta dalam formasi barisan tidak ada yang melakukan gerak hormat dan tetap pada posisinya. Barulah ketika selesai di ucapkan "...... Gerak !!!" barulah seluruh formasi barisan serentak melakukan gerak hormat. Selanjutnya komandan upacara meneriakkan "Tegaaaaaaaak .... Gerak !!! Maka selesai komandan upacara mengucapkan "..... Gerak !!!" barulah semua formasi barisan bergerak kearah sikap tegak. Begitu indahnya gerakan formasi barisan, tertib, rapi dan khidmad dipandang mata.
Begitu hormatnya kita kepada sang Presiden, Gubernur, Bupati/Walikota bahkan bendera yang mereka semua hanya bagian kecil Ciptaan Allah SWT. Mungkin juga mereka adalah para pendosa yang tidak mulia sebagai manusia, akan tetapi betapa tertibnya, betapa rapinya dan khidmadnya kita ketika mengikuti upacara versi duniawi itu.