Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun.
Sungguh sangat miris sedih dan menggemaskan, menjengkelkan, memalukan bangsa, kita bersama pemerintah RI tidak mampu menyelamatkan almarhumah Ruyati dari hukuman pancung melalui misi diplopmasi. Walaupun selama ini sudah ada upaya-upaya mengumpulkan dana sebagai ganti rugi (melalui pemaafan pengadilan Arab Saudi) dalam kasus Darsem yang diminta pengadilan dari pemerintah Arab Saudi.
Jelasnya Kedutaan RI di Arab Saudi serta Kementerian Tenaga Kerja RI serta Kementerian Luar Negeri RI sunnguh amat sangat lalai. Kelalaian ini adalah disebabkan karena Ibu Ruyati adalah seorang TKW miskin yang tidak memiliki kekayaan dan kehormatan dimata para pejabat terkait kita.
Ruyati bisa merupakan lambang yang mewakili rakyat kecil dan dominan jumlahnya di Republik Indonesia ini. Tidak adanya perhatian yang penuh dari pemerintah terhadap Ruyati, melambangkan tidak adanya perhatian penuh pemerintah terhadap rakyat kecil. Peristiwa ini sudah terjadi berkali-kali tanpa ada kehendak dari pemerintah untuk melakukan perubahan yang lebih baik.
Ruyati (54th) adalah seorang TKW bersahaja di Arab saudi yang mengaku sering mendapat perlakuan kasar dari majikannya, sampai satu saat dalam batas kesabarannya, dia membunuh majikan perempuannya dan itu adalah sebagai bentuk perlawanan Ruyati untuk membela diri serta menepis penghinaan yang telah menggoyahkan stabilitas perikemanusiaannya. Ironisnya, kejadian ini tepat beberapa hari sebelumnya, Indonesia mendapat standing ovation saat SBY memberikan keterampilan pidato di ILO, yaitu sebuah organisasi yang seharusnya melindungi hak-hak buruh di dunia. Kejadian inipun sebenarnya menampar dan memancung SBY didepan para standing ovation pada pidato di ILO tersebut. Sadarkah kita serta para pejabat di republik ini terhadap lambang-lambang ini ? Serta menampar kita semua.
Sadarkah para pejabat di negara Indonesia ini bahwa Ruyati sedang melaksanakan pembelaan diri atas tiadanya kemampuan para pejabat pusat dan daerah untuk mengkondisikan menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyatnya ? Sehingga banyak rakyat di desa-desa dan kota sampai berani mempertaruhkan nyawa hanya sekedar menjadi pembantu rumah tangga dinegeri asing agar kiranya Ruyati bisa berpendapatan, berpenghasilan ? Ruyati sesungguhnya sedang membela diri agar tidak terhina dan dihinakan karena miskin dikampungnya. Ruyati sebenarnya hanya ingin hidup pantas dan sederhana lalu bercita-cita mendukung biaya pendidikan bagi anak-anaknya dan cucunya. Tapi semua ini kandas karena suatu peristiwa yang dia sendiri tidak menginginkannya.
Secara psikologis, pemancungan Ruyati adalah juga pemancungan SBY serta pemancungan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Kejadian ini seharusnya menjadi pelajaran pahit yang bisa melahirkan perubahan terhadap permasalahan "Tenaga Kerja Wanita" selama ini.
Bangsa kita sudah sangat dipermalukan baik di Malaysia dan Arab Saudi sebagai dampak permasalahan TKI dan TKW Indonesia di luar negeri. Permasalahan ini akan dapat dieliminasi apabila kualifikasi Diplomasi Indonesia dijalankan dengan baik dan benar.
Tindakan yang harus diambil Pemerintah Indonesia adalah :
1. Pecat Dubes Ri di Arab Saudi,
2, Pecat Menteri Tenaga Kerja serta para Dirjennya.