Mohon tunggu...
Ashwin Pulungan
Ashwin Pulungan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Semoga negara Indonesia tetap dalam format NKRI menjadi negara makmur, adil dan rakyatnya sejahtera selaras dengan misi dan visi UUD 1945. Pendidikan dasar sampai tinggi yang berkualitas bagi semua warga negara menjadi tanggungan negara. Tidak ada dikhotomi antara anak miskin dan anak orang kaya semua warga negara Indonesia berkesempatan yang sama untuk berbakti kepada Bangsa dan Negara. Janganlah dijadikan alasan atas ketidakmampuan memberantas korupsi sektor pendidikan dikorbankan menjadi tak terjangkau oleh mayoritas rakyat, kedepan perlu se-banyak2nya tenaga ahli setingkat sarjana dan para sarjana ini bisa dan mampu mendapat peluang sebesarnya untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang produktif dan bisa eksport. Email : ashwinplgnbd@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Asing Kuasai dan Rusak Potensi Indonesia

8 Desember 2014   23:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:46 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1418029479165308725

b. Pendidikan Tinggi kita dimahalkan dengan menjalankan konspirasi jahat membuat Perguruan Tinggi dengan UU-BHMN yaitu dengan menjadikan Pendidikan Tinggi sebagai Badan Hukum yang bersifat komersial sehingga para dosen dan guru besar kita ibarat  para pengusaha bergaya Kapitalis. Walaupun UU BHMN dibatalkan MK, perguruan tinggi masih saja menjalankan pola lama seperti masih berlakunya UU BHMN dan para petinggi Negara tidak memiliki perhatian terhadap hal ini.

2. Generasi Muda dirusak dengan Berbagai Kemaksiatan dan Narkoba.

a. Berbagai budaya berpola Barat dimasukkan kedalam budaya Pop Indonesia, terutama dibidang seni musik serta seni tari dan berbagai bentuk seni lainnya, berbagai media TV banyak dikuasai oleh pola pikir asing.

b. Berbagai tempat hiburan anak muda disemarakkan dengan berbagai Club malam dan café-café bernuasa maksiat (mendekati zinah) bergaya kebarat-baratan.

c. Berbagai bentuk pola maksiat di sebarkan secara meluas diberbagai daerah seperti Dangdutan maksiat, Candoleng-doleng di Makassar, Organ tunggal Maksiat bahkan sudah sangat populer pada kalangan masyarakat serta ditampilkan secara tidak malu didepan para anak-anak disat acara pernikahan dan keramaiaan masyarakat daerah.

d. Gabungan butir a. dan b. dijadikan sebagai ajang tempat penyebaran narkoba dan rokok. Selanjutnya adanya kesengajaan untuk pembiaran beredarnya dengan pesat berbagai jenis narkoba, walaupun BNN sampai kini ada, tetap saja tidak bisa diberantas sampai keakarnya permasalahan narkoba ini. Semua lembaga anti narkoba hanya sebagai anjing penggongong saja. Selalu terjadi hasil penyitaan barang tangkapan narkoba oleh oknum kepolisian ditukar dengan isi palsu dan dijual kembali kepada Bandar narkoba. Selanjutnya para keluarga korban narkoba dijadikan ATM pemerasan bagi kelompok oknum tertentu dan hal ini sudah sangat lama terjadi dan berulang-ulang.

3. Sistem Demokrasi di Mahalkan agar Terjadi Peningkatan Manipulasi.

a.  Mahalnya pelaksanaan Pemilu Indonesia adalah sebuah konspirasi yang selama ini tidak kita sadari telah berlangsung serta menguras energi Nasional yang mengarah kepada nilai yang lebih mahal lagi yaitu berupa berbagai konflik horizontal.

b. Mahalnya biaya demokrasi yang ditanggung setiap kontestan calon Presiden dan calon anggota Parlemen, akan berdampak kepada meningkatnya berbagai bentuk manipulasi korupsi yang meluas dari pusat hingga daerah.

c.  Lemahkan penegakan Hukum di Indonesia dengan cara meningkatkan budaya kemewahan serta opini kehidupan hedonis pada kalangan petinggi hukum kita, sehingga berbagai bentuk manipulasi hukum terjadi yaitu pasal-pasal hukum bisa diperdagangkan serta bisa diatur.

d. Dampak semua ini adalah semakin tidak diperhatikannya berbagai infrastruktur dan berbagai fasilitas umum oleh para petinggi daerah sehingga konsumerisme berbagai barang mewah sangat tinggi seperti berbagai jenis kendaraan mewah dan berbagai jenis alat komunikasi untuk melengkapi budaya hedonisme tadi. Semua ini akan bermuara kepada semakin mahalnya biaya tranportasi (macet dimana-mana) dan mahalnya biaya komunikasi. Akibat dari budaya hedonisme ini, maka semua menjadi tidak terukur dan tidak akan bisa terencana baik sehingga banyak fasilitas kepentingan umum menjadi terabaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun