[caption id="" align="alignnone" width="632" caption="Mimpi tak bertafsir"][/caption]
Tadi malam saya bermimpi. Tidak seperti biasanya. Mimpi kali ini memang sedikit unik dan jarang saya mimpikan dalam beberapa tahun terakhir ini. Dulu sih saya sering bermimpi tentang perang. Tepatnya beberapa tahun sebelum saya resmi bergabung dalam dunia yang kata orang identik dengan perang. Namun itu dulu, setelah masa-masa saya resign dari sana, saya jarang sekali mimpi tentang perang. Hingga tadi malam saya akhirnya bermimpi tentang peperangan lagi.
Mimpinya sih tidak terlalu ruar binasa. Sekedar mimpi pada umumnya. Namun cukup membuat saya terpana dan berpikiran suatu saat nanti mimpi ini akan menjadi sebuah buku atau difilmkan. Tidak jauh berbeda dengan Ayat-Ayat Cita dan Perempuan Berkalung Sorban yang heboh beberap waktu kemarin. Atau bahkan melegenda seperti kisahnya Romeo & Juliet hingga Gone With The Wind yang fenomenal itu. Hehehe….. Ceritanya malam tadi saya bermimpi berkunjung ke sebuah daerah. Daerahnya samar-samar. Sepertinya sedang dalam kondisi peperangan. Saya langkahkan kaki menuju sebuah rumah kecil yang ternyata rumah saya sendiri. Singkat cerita saya bertemu dengan keluarga dan adik laki-laki kecil saya. Dia masih berumur 10 tahunan. Tak lama setelah itu saya menceritakan kehidupan dalam peperangan dan berpesan pada dia agar mempersiapkan diri untuk berperang. Tak lupa saya bekali dirinya beberapa pucuk Ak-47 lengkap dengan magajin dan seragam perangnya. Namun dia tidak terlalu antusias. Maklumlah bocah ingusan. Masih 10 tahun. Damn! Saya lupa lagi kelanjutan mimpi saya! Sebentar saya ingat-ingat lagi……… Sialan! Ternyata benar penelitian yang mengatakan kita akan melupakan 50% mimpi kita hanya dalam waktu 5 menit setelah terbangun. Nyatanya saya sekarang lupa-lupa ingat dengan mimpi saya tadi malam. Bahkan kata penelitian itu tadi, 10 menit kemudian 90% “jalan cerita” mimpi kita akan terlupakan sama sekali. Seakrang sudah sekitar 12 jam lalu saya bermimpi. Gubrags!!! Pantas saja Kubla Khan (sebuah puisi Samuel T. Coleridge yang menjadi salah satu puisi paling terkenal di Inggris) menjadi puisi yang tidak pernah rampung gara-gara Sam lupa akan mimpi indahnya semalam. Padahal dia sudah menulis 54 bait sebelum seorang tamu menjambangi rumahnya sehingga ketika tamunya pulang dia tidak bisa mengingat lagi mimpinya. Tapi meskipun begitu saya tidak akan patah arang . Saya akan coba mengingat mimpi saya tadi malam. Saya tidak boleh kalah oleh Robert L. Stevenson dan Mary Shelley’s Frankenstein yang berhasil mengingat mimpi mereka sehingga lahirlah buku terkenal Doctor Jeckyll and Mr. Hyde dan Frankenstein. Setelah 1 jam berlalu…… Ternyata mengingat-ingat mimpi ini adalah pekerjaan yang paling sulit. Sampai sekarang saya tidak ingat secara utuh mimpi saya tadi malam. Saya menjadi pesimis mimpi ini kelak dapat menjadi sebuah buku atau bahkan film. Seingat saya, setelah menceritakan kehidupan dalam peperangan, kami (saya & adik saya) serta beberapa orang temannya kemudian pergi meninggalkan rumah. Daerah tempat kami tinggal dibom serta digempur pasukan infanteri. Suasana begitu mencekam. Semua terpisah dari induk semangnya. Hanya kami bersembilan yang masih dapat bersatu. Saya sendiri harus melindungi adik saya dan temannya dari serangan musuh.Sialnya musuh yang ada bukan hanya musuh dari luar saja tapi sekaligus musuh dari dalam yaitu ketakutan serta adanya orang dari faksi-faksi pejuang yang malah mencari keuntungan atas perang ini. Walhasil akibat adanya musuh dari dalam ini, saya akhirnya tewas terbunuh oleh tikaman bayonet salah seorang dari faksi pejuang tadi. Ditengah kebingungan atas tewasnya saya, adik akhirnya membangkitan semangat ke 7 temannya untuk mengangkat senjata dan pergi dari daerah tersebut (saya lupa detailnya tapi sungguh menakjubkan). Dia keluarkan senjata dan seragam yang telah saya berikan padanya. Tanpa menunggu aba-aba, ketujuh temannya telah siap memegang Ak-47 di tangan. Walau sepucuk Ak-47 tampak lebih besar daripada badan mereka, mereka tetap kokoh memegangnya. Beberapa operasi paramiliter berhasil mereka lakukan. Dari melawan faksi-faksi pejuang yang selama ini menindas mereka hingga sebuah misi ambush yang detailnya saya lupa. Kalau tidak salah peperangan di sebuah lorong sempit yang dijepit oleh bangunan-bangunan tinggi. Adik saya berhasil membuat tak berdaya pasukan musuh. Mereka berhasil melumpuhkan banyak perwira bahkan membunuh seorang jenderal. Kesuksesan ini membuat kelompok adik saya disegani oleh beberapa faksi-faksi pejuang. Namun tidak ada satu faksi pun yang tahu siapa dan seperti apa kelompok ini. Mereka memang memilih menghindar dari publisitas sebab dengan tetep dianggap bocah maka operasi-operasi mereka dapat berlanjut tanpa ada yang menduga. Hingga akhirnya terjadi pertempuran hebat di sebuah bagunan besar yang membuat adik saya dan beberapa temannya gugur. Kematian mereka dipicu ketika adik meledakkan dirinya setelah dikepung oleh puluhan tentara & tank. Ledakan bomnya sangatlah besar. Adik telah menyiapkan bom di badannya dan akan meledakannya manakala dia tertangkap. Bom tersebut meluluhlantakan bangunan itu hingga akhirnya sebuah ruang besar di dalam tanah terbuka. Nampak ribuan anak kecil ada didalamnya. Mereka bersorak lantas berhamburan ke luar menyoraki teman adik saya yang selamat dalam pertempuran itu. Tak lama kemudian, semua mencari jasad adik saya. Sayang tak ada yang bisa ditemukan. Kepala adik pun sudah tidak berbentuk layaknya orang yang melakukan bom syahid. Hanya sebuah dompet yang tertinggal. Sebuah dompet yang diyakini karena ada sebuah tulisan berisi (Saya sangat kenal kata-kata ini); Seorang pencari kebenaran tidak akan dikalahkan oleh ribuan orang yang menekan trigger senapan. Seorang pencari kebenaran akan ditakuti oleh seribu orang 10.000 orang, bahkan sejuta orang berpangkat jenderal. Seorang pencari kebenaran, berani tegap diatas todongan karena seorang pencari kebenaran di pinjamkan turbin semesta untuk perciki kesuraman dengan penerang yang memilah antara kejahatan dan kebaikan. Manakala sumber keangkaramurkaan tampak, Manusia, pencari kebenaran bergerak. Mereka membawa senapan pemikiran untuk ditembakkan. Jumlahnya? bukan lagi ribuan atau jutaan melainkan MILYARAN ! Ketika bait-bait kata tersebut dibacakan di depan ribuan anak yang terbebaskan tadi, seketika itu pula mereka mengokang senjata yang berhasil mereka rampas. Sambil kemudian berteriak; Ya! kamilah pencari kebenaran itu! Kami mengikuti akan mengikuti jejakmu! Allahu Akbar! Merinding kuduk ini mendengar ribuan anak kecil memekikan tabkir dan suara kokangan senjata yang berbunyi. Klik… klikkk… ***** Saya tidak tahu apa arti & tafsir mimpi ini. Saya termasuk orang yang tidak percaya simbolisasi dari mimpi. Mekipun jujur saya mempunyai beberapa buah mimpi yang sampai sekarang selalu saya ingat dan begitu berbekas. Malah saya ingin tahu arti dari mimpi tersebut. Beberapa dari mimpi itu adalah mimpi ketika saya dapat terbang dengan sebuah sapu lidi. Rasanya seperti terbang sungguhan namun sayang tidak dapat dikendalikan. Walhasil meskipun senang dapat terbang tapi horror yang ada. Mimpi yang kedua adalah mimpi (tidak tahu mimpi atau bukan) seorang berbicara dalam bahasa Arab dengan bersemangat, lirih dan menyentuh hati. Wujudnya tidak terlihat. Hanya terdengar suaranya saja. Dan saya saat itu sadar sedang ada di dalam kamar. Meskipun tidak mengeti apa yang dia ucapkan. Air mata saya menitik dengan derasnya. Dahsyatnya lagi, saya merasakan angin berhembus keras ke dalam telinga dan badan saya seakan terangkat 30 cm dari ranjang. Sedangkan yang ketiga adalah mimpi tentang seseorang sahabat yang tidak pernah sekali pun terimpikan dirinya dalam mimpi-mimpi saya (walaupun saya ingin memimpikannya setiap hari. Hahaha...). Dalam mimpi itu, dia menangis meminta tolong diselamatkan dari suaminya yang jahat. Saya ditunjukan arah rumahnya. Dari perempatan ke perempatan. Dari taman ke taman hingga ke alamat rumah bernomor 29 di sebuah kompleks lux. Mimpi ini terjadi berturut-turut dalam 3 hari. Hingga hari ke-4 saya meminta seorang kawan untuk menelepon rumah orang tuanya. Bukannya saya tidak mau menelpon tapi saya tak mau dituduh penguntit seperti Adam Sandler di There Something About Mary (hehehe…). Namun tidak saya tindaklanjuti meskipun ternyata alamat rumah dia yang baru persis seperti yang ada di mimpi saya. Itu beberapa mimpi yang sampai sekarang masih berkesan di hati saya. Namun tetap buat saya mimpi adalah ibarat bunga-bunga tidur. Kebanyakan adalah sebuah dejavu. Akan tetapi bukan berarti saya menafikan kemungkinan ada arti & tafsir tentang mimpi. Saya membenarkan bahwa mimpi dapat memiliki arti & ditafsirkan. Dengan catatan, ketika mimpi itu terjadi pada orang-orang yang sangat tinggi keimanan serta kedekatannya dengan Allah. Orang-orang sekelas Rasulullah saw, Imam Ibnu Sirin, Al-Imam Ibnu Syahin dengan Al-Isyarat Fi Ilmi al-'Ibarat atau paling rendah seperti Asy Syahid (insyallah) Ali Ghufron dari Trio Bom Bali –buku tafsir mimpinya “Mimpi Suci Dibalik Jeruji Besi” saat ini sudah dapat dibeli- adalah orang yang pantas ketika mereka berbicara tentang tafsir mimpi-mimpinya. Sedangkan bagi saya, mimpi sekedar pengalaman bawah sadar yang melibatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, atau indra-indra lain dalam tidur. Paling banter hanya sekedar rapid eye movement/REM sleep. Tak lebih dari itu. Ini bukan berarti saya tidak mau menjadi orang yang sangat dekat dengan pencipta-Nya. Namun demikianlah saya. Saya harus jujur dengan kapasitas saya saat ini. Kalaulah begitu, lantas bagaimana dengan mimpinya Aflatun, Aristu, Cicero, Shakespeare, Goethe, Napoleon serta beberapa paranormal yang setiap awal tahun selalu berkoar tentang kejadian yang akan terjadi sepanjang tahun? Bagi saya mimpi-mimpi mereka tak lebih dari peristiwa-peristiwa yang pernah mereka alami, sesutau karena sakit, sesuatu yang mereka inginkan, dan sesuatu yang terjadi karena setan. Bagaimana tidak saya bilang karena setan kalau kemudian solusi yang mereka tawarkan ketika terjadi mimpi buruk adalah dengan mengambil sapu lidi lalu dipatahkan dengan tangan menjadi 7 batang (kira-kira 3 cm) dan potongan tadi dimasukan ke dalam kertas bersama gram kemudian dikubur di dalam tanah. Coba kalau begini namanya apa? Terakhir, meskipun saya yakin ketiga hal diatas; ada sebagian orang yang dapat menafsirkan mimpi (orang-orang yang sangat dekat dengan Allah), bagi saya mimpi sekedar pengalaman bawah sadar dan mimi akibat setan, sebenarnya ada mimpi-mimpi yang dapat diartikan oleh saya sendiri. Sifatnya pasti. Contoh; ketika saya bermimpi terus menerus minum, biasanya setelah terbangun saya lantas kehausan ingin minum. Atau ketika mimpi ingin pergi ke toilet/kencing berulang-ulang, biasanya kalau mengompol di kasur setelah terbagun lantas lari menuju toilet. Dan yang terakhir ketika saya mimpi “basah”, nampaknya tidak usah dibahas lebih jauh mimpi ini karena efeknya bisa membuat “basah”. Hahaha… So, bagi saya saat ini tafsir mimpi tidaklah ada kecuali 2 hal diatas beserta yang basah-basahan tadi. hahaha...
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H