Mohon tunggu...
Dudy Subagdja
Dudy Subagdja Mohon Tunggu... -

"satu detik,satu menit sangat menentukan"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Aku dan Sepedaku

19 Juni 2015   11:21 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:40 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aktivitas sehari-hari memang cukup menguras pikiran, tingkat stress dan pekerjaan membuat kita malas untuk meluangkan waktu dalam berolah-raga, gaya hidup masyarakat saat ini memang terbilang sangat beresiko dihantui berbagai macam penyakit, itu karena pola hidup kita yang salah.

 

Sudah saatnya dalam sepekan kita harus bisa menyiasati kebugaran tubuh dengan berolah-raga. Ada banyak macamnya seperti bersepeda, Fitnes, Futsal, Renang, Tennis, Badminton, Basket dan masih banyak jenis dan macam lainnya.

Yang terpenting kita harus bisa memutuskan mana yang menjadi hobby kita dalam berolah-raga, itu menjadi sangat penting, karena kita secara tulus menyukai cabang olah-raga yang kita sukai dan tentunya menjadi rutinitas yang panjang kedepan, dengan kata lain agar kita tidak cepat bosan menggelutinya.

Bersepeda sekarang ini menjadi trend baru, Pada jaman masa penjajahan dulu sebagian masyarakat bangsawan saja yang memiliki sepeda, sepeda yang akrab disebut ontel itu menjadi symbol kebangsawanan. Seiring waktu berjalan keberadaan sepeda mengalami penurunan , keberadaan kendaraan bermotor menjadi penyebabnya.

Kampanye Go Green disusul oleh berbagai riset dunia akan kepedulian bahaya Global Warning menjadi isu utama para pakar dan masyarakat dunia untuk lebih peduli akan kelangsungan dan kerusakan bumi. Berbagai elemen masyarakat dunia menggagas beberapa aktivitas bersepeda, sebut saja “Bike to Work”.

 

 

 

 

Kini kita dapat bernafas lega, meskipun dari sekian ratus juta orang masih mengandalkan kendaraan bermotor, setidaknya kepedulian masyarakat akan lingkungan dan kesehatan kian menjadi budaya baru. Bersepeda di akhir pekan, atau bahkan seminggu dua kali mereka menyambangi kantor dengan menggowes ria, anak-anak sekolah, mahasiswa-mahasiswi disana sini mulai terlihat bersepeda menuju kampusnya. Yang tidak kalah menarik, mereka membentuk komunitas ada bersepeda malam, sabtu bersepeda, jum’at bersepeda atau berkumpul diacara-acara tertentu, Car Free Day, Car Free Nigth. menariknya komunitas-komunitas sepeda ini kian menjamur dimana-mana bukan saja dikota-kota besar dari desa kedesa sepeda memulai dengan babak baru.

 

Masyarakat dunia mulai mengerti akan hidup sehat dan perlunya kelangsungan lingkungan yang minim polusi. Menjamurnya komunitas sepeda di Indonesia tentu membawa angin segar, nilai positif dari aktifitas bersepeda ini bukan hanya trend semata, melainkan sudah menjadi suatu siklus dan live style dimana menjadi wadah ajang silaturami sesama goweser lainnya, bertukar pikiran, saling mengisi dan uniknya didalam dunia sepeda mereka tidak membedakan jenis-jenis sepeda yang dipakai. Cukup hanya dengan mempunyai sepeda kita dapat diterima dimana kita mau ngobrol bersama, kongkow-kongkow, membicarakan perjalanan yang akan dituju, membuat event-event Fun Bike atau sekedar makan bersama.

Kesederhaan inilah yang menjadi gaya tarik tersendiri bagi para Goweser, tidak perlu gengsi untuk berbaur dan berteman, tua muda, lelaki ataupun wanita, ibu-ibu yang berumah tangga sekalipun tetap diterima dengan baik.

 

 

Adalah acara diakhir pekan, biasanya beberapa komunitas bepergian ketempat-tempat tertentu, sebut saja bukit Moko, Tebing Keraton, Cartil, Bukit Bintang, asyiknya menyusuri Tanjakan Mahdi, Tanjakan Ciremai atau ngaspal dijalanan Menuju Lembang, Cikole, Tangkuban Perahu hingga daerah Subang, mereka selalu ber explorasi dengan rute-rute, rintangan dan trip baru, tentu sangat menyenangkan.

Cartil, kami berphoto bersama, setelah setengah hari menyusuri setiap medan, menanjak, menurun bahkan kelokan-kelokan menjadi gaya tarik untuk bersepeda, anda ingin mencoba? 

Kebersamaan adalah segalanya. Bepergian dengan sepeda tentu sulit dilakukan bagi pemula, karena perjalanan jarak jauh, rintangan, hingga tanjakan yang menguras tenaga tentu harus dibarengi oleh kondisi fisik yang prima, turunan curam hingga panas yang menyengat, hujan bahkan jalan berbatu dan licin perlu keahlian khusus. Oleh karena itu dalam bersepeda kita harus pandai-pandai menyiasati medan yang akan kita tempuh, latihan-latihan kecil menjadi jawaban untuk bisa menaklukan sebuah medan.

view Tebing Keraton yang menarik, view yang menarik memikat orang untuk selalu berkunjung kesana

 

Dalam komunitas sepedah gotong-royong dan sifat kekeluargaan menjadi hal penting, mereka bergerak dengan sendirinya tanpa komando, sifat egois luntur dengan sendirinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun