Bahasa merupakan komponen penting untuk berkomunikasi, bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan kita sehari-hari, kita membutuhkan bahasa untuk bercakap-cakap dengan orang lain,mendengarkan orang lain, membaca dan menulis. Bahasa memungkinkan kita untuk mendeskripsikan peristiwa-peristiwa secara terperinci sebagai bekal untuk merencanakan masa depan.
Kemampuan untuk berbicara dan memahami bahasa melibatkan peralatan vocal tertentu dan juga sistem saraf dengan kemampuan tertentu pula. Sejumlah sarjana bahasa berpendapat bahwa adanya persamaan yang nyata dalam hal bagaimana anak-anak diseluruh dunia memperoleh kemahiran berbahasa, merupakan bukti yang kuat bahwa bahasa memiliki basis biologis. Terdapat bukti yang memperlihatkan bahwa daerah tertentu di otak cenderung digunakan untuk bahasa. Dua daerah otak yang terlibat dalam bahasa itu adalah daerah Broca suatu daerah di lobus frontal kiri yang terlibat dalam pemprosesan kata-kata, dan daerah Wernicke, suatu daerah di hemisfer otak kiri yang terlibat dalam pemahaman bahasa. Jadi, kedua daerah otak kiri tersebut saling membutuhkan satu sama lain ketika pemprosesan bahasa terjadi pada manusia, terutama bagi anak-anak yang baru mengenal bahasa, antara produksi kata-kata atau ucapan dengan pemahaman tentang bahasa harus singkron, sehingga ia bisa berkomunikasi dengan yang lainnya.
Pengaruh bahasa yang digunakan oleh buah hati kita sangat berhubungan dengan lingkungan dimana ia tinggal, di dalam keluarga seperti apakah ia dididik dan seperti apa cara mendidik orang tua serta keluarga yang ada disekitarnya. Ketika seorang anak yang seyogyanya masih kecil dan masih polos di bentuk dengan didikan perilaku yang baik serta dibiasakan menggunakan bahasa yang baik dan sopan dalam sehari hari maka ia akan terbiasa mengucapkan kosa kata yang baik dan positif baik di lingkungan keluarga, teman bermain maupun sekolah. Namun jika realita yang terjadi malah sebaliknya maka pengaruh kosa kata yang ia ucapkan pun akan jauh berbeda dengan anak yang dididik dengan bahasa yang sopan dan santun.
Anak kecil memiliki minat yang kuat terhadap dunia sosialnya, dan di awal perkembangannya mereka sudah bisa memahami maksud dari perkataan orang lain, misalnya ketika ia berada di lingkungan sekolah, mau tidak mau dia pasti bersosialisasi dengan teman-temanya dan disitulah terjadi pertukaran bentuk bahasa dari teman-teman yang memiliki latar belakang keluarga yang berbeda-beda, dengan begitu akan memperkaya kosakata yang ia miliki dan dia bisa belajar memahami maksud dari apa yang diucapkan oleh teman-temannya.
Para peneliti juga telah menemukan bahwa perkembangan kosa kata pada anak memiliki kaitan dengan status sosioekonomi keluarganya dan tipe percakapan yang diarahkan orang tua terhadap anaknya. Status sosioekonomi berkaitan dengan seberapa banyak orang tua berbicara dengan anak-anaknya dan menggunakan kosa kata mereka. Mengamati lingkungan bahasa dari anak-anak yang orang tuanya adalah pekerja professional dan anak-anak yang orang tuanya bergantung pada program kesejahteraan dari pemerintah. Dibandingkan dengan orang tua professional.Orang tua dalam program kesejahteraan kurang sering bercakap-cakap dengan anak-anaknya, kurang banyak membicarakan peristiwa-peristiwa yang sudah berlangsung dan kurang banyak melakukan penjelasan. Namun keadaan yang berbeda terjadi pada anak-anak dari orang tua professional, mereka memiliki lebih banyak perbendaharaan kosakata karena intensitas pertemuan dan waktu untuk berinteraksi dengan orang tuanya lebih banyak. Oleh karena itu sebagai orang tua, kita wajib memperhatika aspek ini karena sangat penting sekali untuk tumbuh kembang seorang anak terutama dalam bidang bahasa dan komunikasi.
sumber:LIFE -SPAN DEVELOPMENT PERKEMBANGAN MASA-HIDUP (John W. Santrock)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H