Siapa bilang cinta selalu diterima jika dengan ketulusan? Â Sufyan at-Tsauri pernah melayangkan cintanya pada Rabi'ah al-Adawiyah. Â
Bahkan tak terukur cinta dan ketertarikannya kepada Rabi'ah. Â Namun, Â apa daya, cinta sang Rabi'ah kepada Tuhan tak terkalahkan. Â
Ia mengatakan bahwa "cintaku selembut sutra dan setulus air yang mengalir kepadamu Rabi'ah." senada kemudian ia menjawab, Â bahwa pembohong selalu pandai bersilat lidah.Â
Kita tahu Sufyan adalah ulama' sufi kenamaan, Â bahkan berbagai hadits sufi dikaitkan dengan beliau. Â
Artinya kealiman beliau tidak diragukan lagi. Â Apalagi perihal keindahan dan cinta, baik kepada Tuhan, manusia dan alam semesta.Â
Walaupun ada pertanyaan menggelitik terkait ini, Sufyan adalah manusia, Â ia dibekali dengan rasa, Â dan ke ketertarikan, Â jadi wajar jika ia tertarik pada Rabi'ah. Â Lantas bagaimana kealiman itu bisa tertutupi dengan cintanya yang tertolak? Â
Saya kira, Sufyan mengagumi Rabiah atas dasar pengetahuan dan keimanan. Â Ia mencintai sebagai manusia, Â ia merasionalkan cintanya dengan kekaguman.Â
Walaupun saat itu juga terselip cinta terhadap makhluk yang menutupi cintanya pada Tuhan. Â
Jadi santai saja, Â selama masih manusia anda bebas menyatakan cinta, asalkan tidak mengingkari Sang Maha Cinta, Tuhan alam semesta.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H